Ai marah. Itu yang Cio rasakan walau gadisnya tidak menunjukkan ekspresi marah atau kemarahannya pagi ini. Dadanya bergemuruh merasakan emosi Ai yang terasa membakar seluruh tubuhnya. Cio sudah dapat menebak alasan gadis itu marah. Pasti karena dia hampir menggagahinya dan tidak minta maaf karena itu.Cio mendesah pelan. Emosi milik Ai itu yang sudah membangunkannya secara paksa. Kini emosi itu masih bisa ia rasakan ketika Ai sedang memasak untuk sarapan. Ia hanya bisa berharap semoga gadisnya tidak menambahkan racun tikus ke dalam masakannya. Ia masih ingin hidup bahagia bersama calon istrinya, si Lala.
Atau mungkin dengan Ai kalau perasaannya sudah memaafkan gadis itu.
"Kamu masak apa?" tanya Cio pelan seraya menarik kursi makan. Sayangnya bukan jawaban yang ia dapat, melainkan suara gesekan kencang antara sudip dengan wajan yang beradu di pantry.
Ai kalau marah seram sekali. Sama seperti Issabel.
"Kamu gak mau jawab pertanyaan aku, yang?" sengaja Cio memancingnya. Lelaki itupun memilih bangun dari duduknya dan berjalan ke arah gadis itu. Tangannya terulur untuk memeluk pinggang sang gadis seperti kemarin. Dapat ia rasakan ketegangan di antara mereka dan perubahan emosi sesudahnya.
Ai nya takut.
"Kamu takut terjadi sesuatu kayak kemarin?" tanya Cio. Kali ini ia lebih lembut. Sengaja. Sengaja mempermainkan emosi gadis itu.
Sementara Ai diam. Ia melanjutkan masaknya tanpa peduli akan pelukan yang membuatnya tegang. Ia berusaha konsentrasi dan mengabaikan Cio di belakangnya. Ia punya keinginan untuk segera menyelesaikan masakannya terus pergi kuliah secepat mungkin.
Cio tersenyum ketika Ai berusaha mengabaikannya. Ia pun semakin mengeratkan pelukannya dan menelusupkan kepalanya di ceruk leher Ai. Dihirupnya lamat-lamat bau badan milik gadis itu sampai membuat Ai tak nyaman dengan perlakuan Cio. Ai lantas mematikan kompornya lalu menginjak kaki Cio sekeras mungkin sampai Cio mengaduh dan melepaskan pelukannya.
"Rasain." umpat Ai sebelum melenggang mengambil piring dari rak."Sakit, sayang. Main injak aja," keluh Cio. Ia memegangi kakinya yang habis diinjak Ai. Sesekali meringis karena ngilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅
Fiksi PenggemarHubungan kita memang rumit, bahkan sejak kita pertama kali bertemu. Hubungan kita tidak semulus jalan tol. Parahnya, hubungan kita terlalu kusut layaknya benang kusut. Seratus tahun kumenunggu, rasanya sia-sia. Semibaku Alternative universe 17+