"Kok gelisah gitu, yang?"Kak Bagas bertanya ketika kita berdua duduk sambil menonton televisi di kontrakannya. Ia merasa gue gelisah walau gue tidak menunjukkan secara gamblang. Namun, memang gue sedang gelisah. Gelisah karena gue merasa emosi Cio. Bukan emosi. Lebih tepatnya seperti ia menyuruh gue untuk pulang lewat perasaan. Mirip seperti telepati.
Omong-omong gue tidak pulang ke apartemen Cio lantaran gue takut sesuatu buruk terjadi ke gue, mengingat pesan yang ia kirim tadi di tempat makan mi gacoan. Gue ikut kak Bagas ke kontrakannya untuk meminimalisir bahaya. Tapi rasanya tetap saja, gue mendapati emosi Cio.
Kak Bagas memutar kepala gue tatkala gue tidak kunjung menjawab perkataannya. Manik jelaganya langsung gue dapati saat tatapan kita beradu.
Tatapan kita cukup sebentar. Kak Bagas memutusnya lebih dulu dengan memajukan kepalanya dan menempelkan hidungnya di pelipis gue.
Gue baru tau kalau kak Bagas itu ternyata clingy orangnya.
"Kamu kenapa?" tanya kak Bagas kemudian.
"Aku gak apa. Cuma—"
Kak Bagas memotong ucapan gue. "Kepikiran Cio?"
Gue mengangguk walau terbesit rasa bersalah karena telah selingkuh. Gue menyelingkuhi Cio dengan kak Bagas, dan gue menyelingkuhi kak Bagas dengan Cio.
"Gak usah dipikirkan, Ai."
Gue menggeleng. "Gak bisa, kak. Aku kepikiran terus,"
Kak Bagas menganggukkan kepalanya paham kemudian membelai kepala gue secara lembut dengan tangan kirinya. "Tidur aja, yuk. Biar gak kepikiran terus."
Tanpa menunggu jawaban gue, Kak Bagas meraih remot di meja kemudian mematikan televisinya. Ia beranjak bangun dari sofa lalu menarik tangan gue lembut. Gue mengikuti kak Bagas yang membawa gue ke kamarnya. Nuansa ocean gue dapati begitu kamarnya terbuka. Cat kamarnya warna biru laut, sprei dan karpetnya juga. Dominasi warna biru diterapkan oleh kak Bagas di dalam kamarnya. Tak hanya itu, bau kamarnya juga bau pengharum nuansa ocean. Beda jauh sama kamar Cio yang baunya jeruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅
FanficHubungan kita memang rumit, bahkan sejak kita pertama kali bertemu. Hubungan kita tidak semulus jalan tol. Parahnya, hubungan kita terlalu kusut layaknya benang kusut. Seratus tahun kumenunggu, rasanya sia-sia. Semibaku Alternative universe 17+