二十七 | Jika Hilang

3.7K 754 361
                                    

Anu ini karena kemarin banyak yg respon aku, jadi aku spesial update buat kalian deh. Aku mencuri waktu di malam hari buat kalian huhu

Oh ya, di sini yang aku tegaskan bahasanya jadi semi formal yak. Buat percakapan emg ga baku. Kecuali di setting masa lalu. Terus untuk pov aku tetep pake 'gue'. Kenapa? Karena aku udah srek. Kemarin udah nyoba diubah pake 'aku', dan hasilnya jelek. Maksudku, aku gak bisa ngelanjut. Idenya nyendat. Jadi mungkin saran kalian aku pake di new project aja.

Bagi yg ga enak karena ada mature content, itu isi dari cerita ya ges. Aku bikin se enggak vulgar mungkin. But, kalo adegan ppoppo, masih ada ges. Kecuali adegan mantap-mantapnya aku bikin seeeeeeeeeeeeeeeeeeeeetidak vulgar lagi.

Oke terimakasih.

Cio mengaduk teh yang baru saja ia seduh agar butiran sukrosanya larut dalam substansi berwarna coklat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cio mengaduk teh yang baru saja ia seduh agar butiran sukrosanya larut dalam substansi berwarna coklat itu. Di malam larut begini, Cio mendadak terbangun dari tidurnya. Ia gelisah dan tidak nyaman karena merasakan perasaan sedih milik Ailian, gadisnya yang sudah menghilang satu minggu itu. Perasaan sedihnya menusuk tepat di tengah-tengah dadanya dan menjalar hingga ke seluruh tubuhnya. Cio tidak dapat tenang karena perasaan Ailian menjeratnya hampir setiap hari.

Dokter muda itu sudah berusaha. Ia berkali-kali menelpon dan mengirim pesan singkat kepada Ailian, sekadar bertanya keberadaannya dan menyuruhnya pulang. Pesan-pesan yang terkirim dan panggilan-panggilan yang terlewat, sayangnya tidak kunjung mendapat balasan dari Ailian. Gadisnya menghilang, tetapi masih meninggalkan emosi. Cio pikir Ailian kabur, mengingat barang-barangnya masih utuh kecuali tas kuliah dan laptopnya.

Cio marah, tentu saja. Dia marah tahu gadisnya kabur dengan orang lain, dengan orang yang selalu mengikutinya. Namun, kemarahan Cio kalah dengan emosi kesedihan Ailian. Tentunya laki-laki itu bertanya-tanya. Apa yang telah terjadi pada Ailian hingga menyebabkan gadisnya sesedih itu? Apa Ailian keguguran? Apa Bagas jahat padanya? Rasanya Cio ingin segera menemui Ailian dan meminta gadis itu untuk berhenti. Perasaannya mengganggunya. Ia sampai tidak bergairah saat Lala datang atau bersemangat ketika menjalani koasnya.

Tapi tetap saja, Cio tidak tahu kediaman si Bagas itu. Ia bisa saja ke sana meski tidak tahu rumah Bagas. Ia bisa mengetahui keberadaan Ailian jika emosi mereka terhubung dengan stabil. Jangankan terhubung, emosi Ailian yang turun begini membuat Cio kesusahan. Ditambah ikatan mereka belum kuat sempurna. Jadilah Cio tidak bisa merekognisi keberadaan pasangan jiwanya.

Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang