"Issabel!"
Gue terlonjak kaget mendapati seseorang memanggil nama gue di tengah-tengah keremang-remangan tempat ini. Sosok yang gue lihat saat ini adalah Johannes. Dia adalah suami pertama gue di kehidupan masa lalu. Dia tampak mengenakan pakaian seperti Cio saat ini, tetapi warna rambutnya berbeda. Demikian pula dengan auranya. Dengan raut wajah panik, Johannes meraih tangan gue. Ia tanpa banyak kata, mengajak gue berlari entah kemana.
Sepanjang gue berlari bersama Johannes, gue melihat ke sekeliling. Hamparan ruang tanpa ujung dengan cahaya remang-remang, berada di sekitar gue saat ini. Gue bingung lantaran tempat ini seperti sebuah dimensi antah-berantah. Di tempat gue berpijak sekarang, dingin dan dipenuhi atmosfir kesedihan. Mungkin bukan. Hm. Bisa gue katakan penyesalan.
Gue terus berlari bersama Johannes hingga sampai di sebuah kursi panjang di bawah lampu. Pangeran itu membawa gue ke sana. Masih dengan nafas yang terengah-engah, kami duduk di bangku itu. Gue merasa aneh karena menemukan tempat ini, dan mendapati Johannes di tempat gue membuka mata tadinya.
"Aku memanggil Ailian, kenapa kamu yang muncul?" Johannes bertanya ke gue usai menetralkan nafasnya.
"Aku Ailian!" gue menjawabnya sedikit membentak. Pasalnya gue masih kesal akibat Niana dan Figo yang tadinya tidak percaya kalau gue Ailian.
"Tapi wujudmu Issabel sekarang," sanggahnya. Gue langsung menatapnya sinis.
Gue bahkan tidak tahu kenapa berubah menjadi Issabel.
Meski gue tidak terlalu ingat atau tidak ingat sama sekali dengan masa lalu gue, tapi gue mulai paham siapa itu Issabel, Johannes dan Luke. Terkadang pun gue merasa kalau gue Issabel. Situasi tersebut hanya bisa gue rasakan ketika gue marah atau menyangkut tentang Cio.
Aneh.
"Untuk apa kamu memanggilku?" tanya gue. Nada bicara gue sedikit ketus lantaran masih kesal pada lelaki tampan itu.
Johannes mengusak kepala gue. "Berbicara sesuatu. Tentang hal yang belum pernah terucap sejak dulu."
Gue berdecih di depannya. Untuk bicara saja kenapa harus memanggil gue ke dalam alam bawah sadarnya Cio? Kenapa tidak lewat Cio saja? Biar sekalian lelaki itu sadar dan dapat menjelaskan semua yang terjadi. Merepotkan saja Johannes ini.
"Omong-omong, bisakah aku berubah lagi? Bentuk ini gak nyaman buatku," gue mengeluh di depan Johannes. Pria itu hanya tersenyum sembari menyelipkan anakan rambut ke belakang telinga.
"Padahal kamu cantik sekali dengan rambut coklat panjang dan mata hijau itu. Aku pernah menggilaimu karena kamu secantik ini," katanya. Gue langsung merengut kesal.
Ternyata cantik dari fisik lebih bisa membuat kaum adam tergila-gila sejak zaman dulu. Pantas. Gue tidak heran lagi kalau sampai sekarang hal itu masih terjadi.
"Aku tahu kenapa kamu berubah menjadi Issabel, dan kamu belum berubah sampai saat ini,"
Gue menatapnya serius. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅
FanfictionHubungan kita memang rumit, bahkan sejak kita pertama kali bertemu. Hubungan kita tidak semulus jalan tol. Parahnya, hubungan kita terlalu kusut layaknya benang kusut. Seratus tahun kumenunggu, rasanya sia-sia. Semibaku Alternative universe 17+