二十五 | Bentuk Cinta #2

3.9K 723 226
                                    

Semoga cluenya jelas ya

Pagi ini gue sedang menyiapkan sarapan sekaligus bekal yang akan gue bawa ke Malang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini gue sedang menyiapkan sarapan sekaligus bekal yang akan gue bawa ke Malang. Lebih tepatnya untuk kita makan di perjalanan menuju ke kampung. Di hari Sabtu ini, gue akan pulang sebagaimana yang diperintahkan oleh mamak. Gue akan pulang kampung bersama kak Bagas. Tentu saja, kak Bagas memaksa ikut karena ingin menjaga gue sekaligus meminta izin untuk menikah.

Harusnya gue bawa Cio karena dia yang harus bertanggung jawab atas kehamilan gue. Tapi gue putuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya. Meskipun segumpal darah di rahim gue adalah miliknya, gue tidak mau tinggal dengan Cio lagi. Gue sudah memutuskan untuk menerima kak Bagas sebagai pendamping hidup. Gue akan pergi terlebih dulu agar hubungan Cio dan Lala lancar sampai mereka menikah. Yah, mengalah tidak apa walau gue (katanya) pasangan jiwa Cio. Lagipula gue tidak terlalu percaya dengan hal-hal metafisik seperti itu.

Tidak apa.

Gue akan baik-baik saja.

Selagi memasak, gue sambil mendengarkan sebuah lagu. Lagu klasik yang harmoninya sangat enak didengar dan nyaman di hati. Lagu tersebut hanyalah sebuah instrumental piano yang berjudul Nocturne in E-Flat op.9 no.2 karya Frédéric Chopin. Musik klasik yang baru gue tahu itu—yang ternyata tercipta tahun 1830—terus gue dengarkan sejak bangun tidur. Musiknya terasa familiar di telinga gue, yang bahkan tidak pernah mendengar musik klasik. Ketika mendengarnya, gue merasa gue sedang berada di suatu tempat yang asing. Entah dimana.

Omong-omong gue tahu musik klasik itu dari seseorang. Lebih tepatnya dari seorang laki-laki bertubuh jangkung dengan jubah yang bisa gue katakan sebagai jubah raja. Jubahnya lebar dan menyentuh tanah. Tidak hanya itu, gue melihat laki-laki tersebut menggunakan mahkota dan pedang di pinggangnya. Ia adalah seorang raja yang tampan, gagah, dengan mata berwarna hijau. Ia hadir di mimpi gue. Tanpa berkenalan, ia mengajak gue berbicara. Ia berbicara bahasa asing kepada gue, mungkin bahasa Spanyol atau Italia, tapi gue dapat mengerti maksudnya.

Laki-laki itu memanggil gue bunda di sepanjang waktu kami berdua. Tidak hanya memanggil gue demikian, raja itu bercerita banyak hal. Terutama tentang kerinduannya terhadap gue. Raja itu bercerita sembari menidurkan dirinya di atas paha gue. Ia terus berbicara dengan gue walau gue tidak menjawabnya. Gue bingung mau meresponnya dikarenakan  hal yang ia bicarakan tentang kehidupannya di sebuah kerajaan. Di akhir pembicaraannya, ia menyuruh gue untuk mendengarkan musik klasik karya Chopin itu. Ia bilang kalau dia menyukai lagu itu, demikian pula dengan Johannes. Entah siapa itu Johannes, tapi raja itu bilang kalau Johannes selalu memainkan musik tersebut kalau gue tidak bisa tidur di malam hari.

Seperti sebuah perintah, gue pun menuruti permintaannya. Gue mencari lagu itu di internet setelah melakukan ibadah pagi. Benar saja, lagu itu membuat gue tenang.

Kembali ke masa kini.

Masakan yang gue masak akhirnya selesai. Gue menghidangkan sebagian di piring dan ke dalam kotak bekal. Setelah menghidangkannya, gue menaruh wajan kotor di wastafel dan membawa masakan gue ke meja makan. Di saat gue sedang menata makanan di meja makan, kak Bagas masuk ke dalam dapur.

Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang