十八 | Tameng

5.4K 902 376
                                    

Siang ini gue sudah berada di kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini gue sudah berada di kampus. Setelah tiga hari absen, akhirnya gue kembali ke dunia perkuliahan. Tentunya saat diantar olehnya ke kampus, gue diwanti-wanti sama Cio agar menghindari kak Bagas. Bukan hanya menghindari, gue juga harus memutuskan hubungan gue dengan kak Bagas hari ini. Berat, sih. Tapi lelaki itu tidak akan berhenti berkoar kalau gue tidak mengiyakannya.

Gue merasa tidak bisa memutuskan kak Bagas karena gue merasa nyaman di dekatnya. Selain itu, kak Bagas pasti tidak akan melepaskan gue juga. Entah kalau dia sudah tahu jika gue tidak suci lagi. Mungkin dia akan memutuskan gue dan membenci gue.

Mungkin saja.

Suasana kelas yang semula gaduh, tiba-tiba hening saat seseorang bertubuh jangkung dan bermanik jelaga masuk ke dalam kelas. Ia yang memakai kemeja kotak-kotak berwarna mocca dan topi baret berwarna hitam, mampu menyedot seluruh atensi di dalam kelas. Ia adalah kak Bagas. Kami sempat bersitatap sejenak ketika ia masuk. Namun, gue langsung memutusnya dengan mengalihkan pandangan pada buku binder di meja.

Gue tidak sanggup memandangnya di saat gue seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue tidak sanggup memandangnya di saat gue seperti ini.

"Selamat siang, anak-anak!" sapa kak Bagas seperti biasa ketika kelas akan dimulai. Mereka semua kecuali gue, lalu menjawab sapaannya. Gue terdiam. Pura-pura tidak mendengar.

"Hari ini kelasnya akan selesai lebih cepat karena saya ada urusan," kata kak Bagas sambil senyum cerah. Entah benar atau tidak, ia tersenyum ke gue.

Alhasil satu kelas (masih kecuali gue) bersorak bahagia. Kak Bagas tertawa sampai matanya menyipit. Tidak berselang lama, pandangan lelaki itu menuju tepat ke gue. Ia menatap gue sejenak kemudian berbalik, menghidupkan komputer kelas. Gue berseyukur, tetapi merasa sedih pula. Gue merindukan lelaki itu, baik senyumannya maupun pelukannya. Hanya saja, gue mulai sadar posisi. Gue tidak akan bisa memilikinya dengan kondisi gue yang sekarang.

Kelas pun dimulai dengan kondusif. Kak Bagas mulai mengajar di dalam kelas. Gue dan yang lain mulai menyimak penjelasan darinya sekaligus tayangan presentasi di depan sana. Gue hanya menyimak, sementara yang lain memahami materi sembari menulisnya. Gue ingin fokus seperti teman-teman yang lain. Namun, kak Bagas tidak mengizinkan gue untuk itu.

Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang