Gue mengeratkan jaket begitu angin malam berhembus dengan kencang saat gue berada di kawasan apartemennya Cio. Di malam yang sangat kelabu ini gue bertandang lagi ke apartemennya hanya untuk mengambil ponsel. Tentu saja hanya itu. Gue tidak akan termakan rayuannya yang bakal menjerat gue lagi di apartemennya. Gue kapok. Benar-benar kapok karena kejadian tadi pagi.
Tadi pagi sebelum gue berangkat ke kampus, gue mengalami hal tidak terduga. Memang dia tidak melakukan hal buruk seperti meniduri gue. Tapi tetap saja yang dilakukannya itu bejat. Dia membuka paksa baju gue lalu membalikkan gue jadi tengkurap. Dia mencium bahu kanan gue berkali-kali sampai gue tidak sadarkan diri.
Aneh sih. Cuma dicium di bahu, gue sudah pingsan.
Hanya saja yang lebih aneh ketika gue—dalam keadaan tidak sadarkan diri—gue melihat gue sedang berdebat dengan Cio yang menggunakan baju seperti pangeran di tangga di suatu bangunan. Gue terlihat yang memulai perdebatan terlebih dahulu. Sementara Cio malah meladeni gue. Adu cekcok panas itu berakhir saat Cio membawa gue ke sebuah ruangan dan mendorong gue masuk ke sana. Selebihnya gue tidak tau. Gue langsung sadar ketika Cio mengguncang tubuh gue.
Gue menekan tombol angka lima di lift begitu pintu kubikel besi di depan gue terbuka. Gue menatap pintu yang perlahan tertutup itu. Akan tetapi belum sepenuhnya menutup, seseorang menghalanginya. Ia menggunakan kakinya untuk menahan pintu lift. Gue dibuat melongo kaget saat mendapati Cio yang terlihat mabuk—sedang dipapah oleh temannya.
Bau alkohol seketika menguar di dalam kubikel kecil ini.
"Tolong pencetkan lagi, ya," pintanya saat ia perlahan masuk bersama Cio di sampingnya. Gue mengangguk kikuk dan menyingkir saat ia dan Cio sudah di dalam lift. Suasana hening sekaligus canggung, hadir di tengah-tengah kita bertiga.
Gue dari tempat gue diam, mengamati Cio yang mabuk, dan wajahnya babak belur. Spekulasi gue dia mabuk lalu memukul orang, atau ada orang yang memukul dia baru dia mabuk. Tapi spekulasi yang nomor dua tidak mungkin deh. Lebih masuk akal yang spekulasi nomor satu. Dia mabuk lalu memukul orang. Pastinya begitu. Di saat tubuhnya melayang karena efek alkohol, kerja otaknya juga kacau, ada kemungkinan dia berbuat yang tidak-tidak seperti menonjok orang.
Asyik mengamati Cio, tak sengaja membuat gue terciduk temannya. Dia menatap gue tanpa suara, kemudian menyunggingkan senyumnya. Yang mana mampu menggetarkan hati gue dalam dua detik. Gue langsung memalingkan muka saat Cio meracau tak jelas. Ah, Cio menganggu.
Ting!
Pintu lift terbuka.
Gue berjalan lebih dulu kemudian menunggu temannya Cio yang memapapahnya keluar. Hendaknya gue mau membantu. Raut wajah terkejut langsung gue dapatkan ketika dia baru keluar dari lift.
"Mau kubantu?" tawar gue langsung. Lelaki itu tampak ragu, namun akhirnya mengangguk. Gue pun mengambil sebelah tangan Cio yang bebas, lalu gue taruh di pundak gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅
FanfictionHubungan kita memang rumit, bahkan sejak kita pertama kali bertemu. Hubungan kita tidak semulus jalan tol. Parahnya, hubungan kita terlalu kusut layaknya benang kusut. Seratus tahun kumenunggu, rasanya sia-sia. Semibaku Alternative universe 17+