"Cepat makan, Sa!"
Gracio Meshach atau yang kerap dipanggil Esa—merengut lantaran rekan sejawatnya di bidang medis itu berseru keras (lagi) menyuruhnya makan semangkok bubur ayam di depannya saat ini. Figo—rekannya itu—yang telah membuatkan dia makanan lembek itu sejak jam lima pagi. Dia begitu payah saat memasak jadi butuh dua kali percobaan untuk menghasilkan bubur enak. Agaknya Figo menyesal menyuruh kamu pergi sebelum membuatkan Cio sarapan. Sebagaimana yang diceritakan Cio, kamu pintar memasak, dan lelaki itu menyukai masakan kamu.
"Ini kelihatannya enggak enak," jujur Cio. Ia mengaduk buburnya tanpa berniat memakannya, dan tanpa tau kalau Figo tersinggung.
"Itu bikinan, Ai. Lo gak mau menghargai dia?" alibi seorang Figo Alviansyah agar Cio mau memakannya.
Bagaimanapun alasannya, Cio harus memakan makanannya. Perutnya kosong setelah muntah tadi pagi subuh saat Figo sholat subuh. Ia memuntahkan seluruh isi perutnya sampai meleber ke lantai kamarnya, dan kamarnya berubah baunya menjadi bau muntah ketambah alkohol. Ingin Figo menyumpahi kelakuan Cio, tapi urung karena lelaki yang berprofesi sama sepertinya itu pingsan lagi.
"Ai mana terus? Kok gak kelihatan?" tanya Cio seraya menyendokkan buburnya ke dalam mulutnya. Lumayan enak menurutnya. Tapi dia masih tidak percaya kalau ini buatan Ai.
"Udah pulang. Ada kuliah pagi." jawab Figo seadanya.
Lelaki itu lantas berjalan ke pantry. Mengambil satu sachet Enerjen di laci dan menuangkannya di salah satu cangkir berwarna putih. Ia lalu menyeduhnya dengan air hangat yang berada di teko elektrik. Tanpa mengaduknya, Figo membawa cangkirnya kembali ke meja makan.
Ia tersenyum puas saat Cio memakan makanannya dengan lahap. Meski harus dibohongi lebih dulu.
"Lo kenapa sih mabuk gitu? Sampai babak belur lagi?" Figo bertanya sembari mengamati wajah Cio yang masih babak belur walau semalam sudah ia kompres.
"Gue ketemu adiknya Lala di diskotik bareng cewek kemarin. Gila aja dia masih seumuran sepupu gue si Ezra, udah berani ke bar sambil gandeng cewek. Gue nasehatin dia lah, tapi dia malah nonjok gue."
Figo manggut-manggut paham dengan cerita si Cio. Lelaki itu tidak bersalah karena posisinya dia sebagai korban. Cio kan hanya mau mengingatkan bocah ababil itu agar tidak melanggar batasannya. Tapi yang patut dipertanyakan adalah kenapa si Cio harus mabuk setelah dipukul calon adik iparnya? Kenapa tidak langsung pulang saja sih?
"Terus kenapa lo malah mabuk?"
"Gue mau merilekskan pikiran gue sejenak. Tiga bulan lagi gue nikah sama Lala. Tapi gue sekarang pacarannya sama Ai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅
Fiksi PenggemarHubungan kita memang rumit, bahkan sejak kita pertama kali bertemu. Hubungan kita tidak semulus jalan tol. Parahnya, hubungan kita terlalu kusut layaknya benang kusut. Seratus tahun kumenunggu, rasanya sia-sia. Semibaku Alternative universe 17+