Hubungan kita memang rumit, bahkan sejak kita pertama kali bertemu. Hubungan kita tidak semulus jalan tol. Parahnya, hubungan kita terlalu kusut layaknya benang kusut. Seratus tahun kumenunggu, rasanya sia-sia.
Semibaku
Alternative universe
17+
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang cerah di kosan tercinta. Hari ini gue libur makanya gue bilang pagi ini cerah—yang sebenarnya sih sedang mendung. Gue baru selesai membuat bucket list untuk satu hari ini. Mumpung gue besok tidak ada laporan atau kuis, jadi gue akan menggunakan hari ini dengan baik dan benar.
Salah satunya dengan rebahan sampai jam sepuluh pagi kemudian nonton anime dan pergi makan di mi setan di malam hari. Pokoknya hari ini harus jadi hari gue alias myday. Hari milik gue maksudnya, bukan fandom-nya hari enam yang diketuai oleh Mas Sungjin Terhormat. Gue tidak menampik sih, gue salah satu fans mereka. Gue suka genjrengan mereka yang oke banget, tapi liriknya kelam banget kaya masa lalu gue pas SD sampai SMP.
Itu masih gue zaman jahiliyyah. Ikut sana-sini. Ada pose baru, contoh. Ada gaya rambut macam personil Cherrybelle, contoh. Ada cowok tidak terlalu tampan tapi sok-sok-an jadi fakboi, langsung pacarin. Namun selama gue masih duduk di bangku SD sampai SMP, gue tidak pernah pacaran. Hidup gue selama jadi dek-adek imut ababil didedikasikan untuk ikut olimpiade terus. Pun hidup gue monoton sekali, selalu berkecimpung di dunia akademik melulu sampai gue rasanya mau resign jadi manusia.
Oke cukup.
Saat ini yang gue lakukan di kamar kosan surga dunia gue, adalah gue rebahan sambil nonton vlog Cream Heroes favorit gue. Gue lebih suka menonton kucing atau vlognya Sacha Stevenson ketimbang vlog-vlog prank. Yah, kadang sih beauty vlog-nya Rachel Goddard yang kocaknya luar biasa. Tapi tidak sekocak Ini Talkshow.
Yaudah iya
Selagi nonton, gue ngemil cococrunch hasil minta ke mbak kos sebelah kamar gue. Mbak kosnya baik, kadang gue diajak jajan ke Pizza Hut. Maklum sih dia anak arsitek yang lagi ambil S2-nya di Universitas gue—uangnya banyak. Hehe.
Saat asyik menonton, gue dikejutkan dengan pintu kamar gue yang dibuka secara tidak ada adab. Pelakunya tak lain tak bukan adalah Niana. Lah anak itu tidak kuliah apa ya? Secara sekarang sudah jam sembilan.
"Heh, lo utang cerita ke gue ya Ai." suara Niana langsung menguar di dalam ruangan gue. Gue mematikan ponsel dan merubah posisi menjadi duduk. Dihadapan gue sekarang Niana sedang berkacak pinggang.
"Cerita apaan?" tanya gue tidak paham.
"Cerita kenapa lo bisa punya temen dokter ganteng namanya Figo."
Figo?
Siapa?
"Siapa sih?"
Niana langsung naik ke atas kasur gue dan duduk bersila. Tanpa melepas kaus kaki atau sekadar cuci kaki terlebih dulu, bedebah satu itu memposisikan diri di singgasana gue. Dia tuh habis dari kampus, pastinya dia kena debu dan lain sebagainya. Gue sebagai pecinta nomor satu kebersihan tentu tidak terima.
"Dokter Figo. Dia yang anterin gue ke hotel terus jemput gue kebesokan harinya. Katanya dia temen lo!"
