☘️Part 11☘️

2.7K 323 127
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Saat tengah malam Jiyeon terbangun, tenggorokannya terasa kering. Air yang ia siapkan di dalam kamar telah habis rupanya jadi terpaksa ia bangun untuk mengambil air di dapur. Jiyeon berjalan dengan setengah sadar, matanya masih mengantuk tapi dia juga haus.

Saat langkah kakinya berada di anak tangga terakhir, samar-samar Jiyeon mendengar suara Isak tangis. Dia tak ingin berpikir bahwa suara ini adalah hantu, tapi semakin ia mendengarnya semakin dia merasa takut. Karena kondisi rumah yang gelap, jadi Jiyeon tidak bisa melihat dengan jelas. Jiyeon berjalan dengan hati-hati mencari saklar lampu guna menyalakan lampu di ruang tamu.

Lampu utama akhirnya menyala, Jiyeon berjalan pelan pelan-pelan mencari tahu dimana asal suara Isak tangis itu.

"Krystal?" Jiyeon memastikan bahwa yang ia lihat bukanlah hantu wanita yang sedang menangis, namun Krystal yang duduk sendirian di bawah sofa ruang tamu dengan mata yang berair. Gadis tangguh ini tengah menangis seorang diri di tengah malam.

Mendengar namanya di panggil, Krystal menoleh dan dengan cepat mengusap air mata di wajahnya. Jiyeon yang tadinya berniat untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering, sekarang dahaga itu menguar entah kemana.

"Jiyeon, maaf apa aku membangunkan mu?" Krystal hendak berdiri tapi ia urungkan karena tiba-tiba Jiyeon duduk di sampingnya. Jiyeon menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku tidak bangun karena mendengar suara tangisanmu, tadinya aku mau ke dapur tapi malah mendengar suara tangis mu." Jelas Jiyeon. "Ada apa Krystal? Kenapa kau menangis? Ini terlihat seperti buka  dirimu saja." Lanjut Jiyeon yang tidak percaya bahwa orang yang ia anggap sangat tangguh dan penuh semangat seperti Krystal juga bisa menangis layaknya wanita yang putus cinta.

"Memang bagaimana kau melihatku?"

"Hem... Menurutku kau bukan orang yang lemah dan juga rasanya aku ingin seperti dirimu. Kuat, suka bilang suka benci bilang benci dan satu lagi tak ada yang bisa mengalahkan mu." Jiyeon berkata jujur, itu adalah kesan pertama yang ia lihat ketika bertemu dengan Krystal dan jujur jika boleh, andai saja Jiyeon bertemu lebih awal dengan Krystal mungkin takdir hidupnya akan sedikit berbeda.

Krystal terkekeh pelan. Ia sudah biasa mendengar kalimat itu dari orang lain dan Jiyeon bukan yang pertama. "Tidak ada yang sempurna Jiyeon, bahkan sesuatu yang terlihat sempurna pasti memiliki satu titik kekurangan dalam hidupnya. Begitu juga dengan ku dan dirimu." Krystal benar, Jiyeon sampai lupa bahwa di setiap kehidupan tidak ada yang namanya kesempurnaan tanpa kekurangan.

"Lalu kenapa kau menangis? Apa ada masalah? Tapi jika kau tidak mau cerita juga tidak apa-apa." Jiyeon mengerti, hubungan mereka belum begitu dekat hingga harus membagi masalah satu sama lain.

"Mau mendengar cerita ku? Ini bukan cerita yang singkat." Jiyeon berpikir sebentar, ini tengah malam dan dia sudah terlanjur bangun. Akan sedikit sulit untuk dirinya kembali tidur.

President's Priceless Wife ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang