.
.
.
.
.
Tiga hari berlalu dengan begitu cepat, tapi Sehun masih belum juga memberikan kabar pada Jiyeon atau yang lainnya. Apakah misi itu berhasil? Apakah dia baik-baik saja? Hanya Sehun dan orang-orang di sana yang tahu.Jiyeon duduk di sofa ruang tengah seorang diri, bosan jika terus berada di dalam kamar. Entahlah, dia merasa tidak nyaman jika berdiam diri dengan kurun waktu yang lama. Jieun pergi ke salon sedang Krystal sejak pagi uring-uringan karena Sehun belum memberitahu apakah misinya berhasil atau tidak.
Hasil pemeriksaan obat-obatan milik ayahnya juga belum keluar dan mungkin butuh sedikit waktu lagi hingga hasilnya dapat Jiyeon lihat. Gadis itu menghela napas. Berharap bahwa hasilnya tidak akan mengecewakan dan dugaannya benar.
Tidak tahu harus melakukan apa, jadi Jiyeon hanya menunggu sampai Sehun kembali. Dia bilang akan kembali setelah tiga hari atau mungkin saja besok dia sudah kembali, tidak ada yang tahu bukan.
Krystal keluar dari dalam kamar, ikut bergabung bersama Jiyeon di ruang tengah. Terlihat sekali bahwa gadis cantik ini tengah meradang juga tak sabar menunggu Sehun yang entah kapan akan datang. Sebenarnya bukan kabar Sehun yang ia tunggu, melainkan orang lain yang tengah Sehun selamatkan, ya siapa lagi jika bukan Kai.
"Sebenarnya apa sih yang Sehun lakukan? Kenapa dia masih belum menghubungi kita?!" Krystal mengambil cemilan Jiyeon dengan kasar dan langsung memasukannya kedalam mulut.
"Tenanglah Krystal, mungkin urusannya belum selesai makanya dia belum memberikan kabar." Jiyeon mencoba meredam kekesalan Krystal. Jika Jiyeon begitu tidak penting, setidaknya beritahu Krystal saja juga tidak apa-apa, lihatlah lingkar hitam di sekitar bawah mata Krystal, sangat ketara menunggu kabar hingga tidur pun tak tahu kapan mata terpejam.
"Apa dia tidak menghubungi mu?" Jiyeon menggeleng kecil, sejak Sehun pergi sampai sekarang tak ada pesan atau satupun panggilan dari Sehun. Jiyeon juga tidak terlalu memikirkan itu karena mungkin saja Sehun sibuk dengan urusannya di sana. Lagipula Jiyeon bukanlah orang yang cukup penting untuk Sehun, jadi untuk apa saling menghubungi satu sama lain, hanya buang-buang waktu saja.
"Jiyeon, apa kau tidak tertarik dengan Sehun? Apa kau tidak khawatir tentangnya?" Krystal mulai penasaran, sudah cukup lama Jiyeon berada di sisi Sehun dengan status sebagai Nyonya Oh. Apakah tidak ada perasaan atau sesuatu yang terjadi di antara keduanya? Ini benar-benar mustahil, mengingat Sehun sangat tampan dan pesonanya sulit untuk di tolak oleh siapapun.
Jiyeon menggeleng kecil. "Saat ini aku memang khawatir tentangnya, tapi bukan berarti aku menyukainya Krystal. Hubungan ini hanya bagian dari rencana, dan ketika rencana itu berakhir maka hubungan ku dengan Sehun juga berakhir. Semua ini tidak nyata Krystal." Jiyeon memang tidak boleh sampai menyukai Sehun, perasaannya tidak boleh terlibat dalam rencana ini. Karena perasaan Jiyeon bisa menjadi kelemahannya dan Jiyeon tak ingin menjadi lemah lagi karena perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
President's Priceless Wife ✓️
RomancePark Jiyeon, gadis bernasib malang karena takdir yang begitu kejam seolah tidak adil pada dirinya. Ayahnya yang ia sayangi baru saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini, kemudian rumah yang ia punya serta harta melimpah yang ia miliki di...