🌺Part 20🌺

2.6K 303 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.

Akhirnya Jiyeon tetap pergi ke Busan bersama dengan Sehun. Ia hanya duduk diam melihat keluar kaca mobil sepanjang perjalanan. Sehun tak mempermasalahkan hal itu, ia membebaskan Jiyeon melakukan apapun yang di sukai si gadis. Jiyeon benar-benar tidak habis pikir, kenapa Sehun bersikeras mengajaknya ikut? Jiyeon baik-baik saja di rumah ada Krystal dan yang lain dia hanya butuh istirahat sebentar sampai pikirannya tenang bukan suatu masalah besar. Tapi Sehun begitu berlebihan hingga Jiyeon tidak boleh jauh darinya supaya ia bisa mengawasi Jiyeon dengan tenang. Ah sudahlah, memikirkan ini semakin membuat kepala Jiyeon berdenyut nyeri. Perjalanan masih jauh, Jiyeon memejamkan mata dan bersandar pada punggung kursi, tak lama kemudian Jiyeon mulai terlelap dan memasuki alam mimpinya.

Sehun yang sejak tadi fokus pada pikirannya sendiri menoleh ke samping dan mendapati Jiyeon yang sudah tertidur. Ia tersenyum tipis, melepas mantel tebal miliknya dan menutupi tubuh Jiyeon dengan mantel itu supaya di gadis tak merasa kedinginan. Baekhyun melirik keduanya dari kaca spion depan dan berdehem kecil, tatapan matanya sulit untuk di artikan. Hanya Baekhyun dan pikirannya sendiri yang tahu.

Akhirnya setelah perjalanan cukup panjang, mereka sampai juga di Vila milik Sehun. Sebelum datang Sehun sudah memberitahu semua pengurus di Villanya untuk menyiapkan satu kamar untuk Jiyeon juga semua keperluan si gadis. Ia juga meminta pengurus Villanya menyiapkan menu makanan yang sehat dan melayani Jiyeon dengan baik jika gadis itu sudah ada disini. Karena Jiyeon tak kunjung bangun saat mereka sudah sampai, akhirnya Sehun mengangkat tubuhnya dan membawanya masuk. Semua pelayan langsung menyambut kedatangan Sehun juga Jiyeon, mereka tersenyum senang karena akhirnya tuan muda mereka telah menikah dan bahkan membawa istrinya ikut serta ke Busan. Melihat istri tuan mudanya yang tertidur pulas di gendongan sang suami membuat mereka tersenyum malu-malu, juga menunduk mencuri pandang.

Sehun langsung melangkah menuju sebuah kamar yang berada dekat dengan ruang tamu, ruangan itu sebelumnya hanya kamar kosong yang tidak terpakai tapi pelayan Sehun sudah membersihkannya dan merubahnya menjadi kamar yang sangat indah juga layak untuk di tempati.

Setelah membaringkan Jiyeon juga menyelimutinya, Sehun keluar dari dalam kamar tersebut. Para pelayannya masih berdiri di depan menunggu perintah Sehun. Mereka juga sebelumnya adalah orang-orang yang kurang beruntung dan gelandangan yang bertemu kemudian akhirnya bekerja pada Sehun. Mereka mengabdikan hidupnya untuk melayani Sehun yang sudah mereka anggap penyelamat.

"Ketika dia bangun, layani dia dengan baik." Ucap Sehun sebelum melangkah pergi meninggalkan para pelayan itu. Mereka semua mengangguk mengerti.

Sehun sudah ada di depan sebuah pintu kayu yang warnanya mulai memudar, bukan karena Sehun tak ingin mengecat ulang tapi sang pemilik kamar yang tak mau kamarnya di cat ulang. Ia mengetuk pintu kayu itu pelan lalu membukanya. Seorang wanita paruh baya menyambutnya dengan senyuman manis dan bangkit memposisikan diri untuk duduk. Sehun tersenyum tipis dan berjalan mendekat pada sang wanita yang sudah tak muda lagi.

President's Priceless Wife ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang