.
.
.
.
.
Sehun membaringkan Jiyeon di ranjang kamarnya dengan hati-hati, saat perjalanan pulang tadi sang gadis terlelap karena mungkin lelah dan juga masih syok dengan apa yang baru saja ia alami. Jieun menyusul Sehun setelah melihat kedatangannya bersama dengan Jiyeon, gadis itu tampak terkejut karena melihat Jiyeon dalam keadaan yang berantakan di gendongan Sehun.
"Sehun apa yang terjadi? Kenapa Jiyeon seperti ini?" Jieun menatap Jiyeon dengan khawatir, apa yang terjadi hingga Jiyeon seperti ini. Padahal tadi pagi mereka masih tertawa bersama, lalu kenapa sekarang jadi seperti ini? Pantas saja Kai tadi pergi dengan tergesa-gesa bahkan lupa berganti baju.
"Nanti saja aku jelaskan, sekarang kau ganti pakaian Jiyeon aku akan memanggil dokter." Jieun mengangguk cepat dan berlari keluar menuju kamar Jiyeon untuk mengambil baju ganti. Sedangkan Sehun keluar kamar dan menghubungi dokter.
[ "Ada apa Sehun?"]
"Datang ke rumah sekarang."
[ "tidak bisa, aku sedang ada pasien."]
Sehun mengeram. "AKU TIDAK PEDULI DENGAN PASIEN MU! SEKARANG JUGA DATANG KE SINI! JIKA TIDAK JANGAN SALAHKAN AKU JIKA TERJADI SESUATU PADA ISTRIMU!!" Sehun langsung memutuskan sambungan telepon itu dengan emosi, sedang di seberang sana pria bernama Kim Suho itu langsung membereskan peralatannya dan bergegas menuju rumah Sehun. Ia tidak mau sampai terjadi sesuatu pada keluarganya dan Sehun tidak pernah main-main dengan ancamannya karena ia pernah mengalami hal itu.
Sehun kembali menekan layar ponselnya, sekarang ia harus menghubungi Baekhyun untuk membereskan pria brengsek bernama Seungho.
[ "Ya Sehun?" ]
"Bunuh dia, buat seperti kecelakaan."
[ "Baik Sehun, aku mengerti" ]
Sehun kembali masuk kedalam, Jiyeon sudah berganti pakaian dan Jieun kini tengah membersihkan noda darah yang ada di kening juga sudut bibir Jiyeon. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi melihat Jiyeon seperti ini pasti hal buruk menimpa dirinya juga Krystal.
Sehun tidak akan mengampuni orang-orang yang telah berbuat hal seperti ini pada Jiyeon, apalagi Seungho. Dia harus mati baru bisa menebus semua kesalahannya pada Jiyeon, berani sekali hendak melecehkan Jiyeon.
Jiyeon mengernyit, napasnya berhembus dengan tidak teratur, tubuhnya bergerak dengan gelisah. Jieun yang berada di sampingnya kaget dan mencoba membangunkan Jiyeon. "Jiyeon! Jiyeon! Hei, sadarlah! Jiyeon!" Jieun memukul-mukul pelan pipi Jiyeon tapi mata si gadis tak juga terbuka, malahan ia seperti mengatakan sesuatu dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
President's Priceless Wife ✓️
عاطفيةPark Jiyeon, gadis bernasib malang karena takdir yang begitu kejam seolah tidak adil pada dirinya. Ayahnya yang ia sayangi baru saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini, kemudian rumah yang ia punya serta harta melimpah yang ia miliki di...