🌷Part 38🌷

2.2K 257 78
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.

-P r e s i d e n t s P r i c e l e s s
W i f e-

Gelapnya malam berganti dengan terangnya sinar matahari yang telah keluar dari persembunyian. Perlahan Sehun membuka kedua mata, mencoba menyesuaikan sinar yang masuk ke dalam mata dengan mengerjap-ngerjap beberapa kali hingga kesadarannya benar-benar kembali sepenuhnya. Sehun menarik sebuah garis melengkung di sekitar bibir kala melihat Jiyeon yang masih terlelap dalam dekapannya yang hangat.

Jika mengingat apa yang mereka lakukan semalam membuat Sehun merasa bahagia sekali, Sehun benar-benar tidak percaya bahwa kini dia dan Jiyeon telah menjadi satu, tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka apapun yang terjadi karena sekarang Jiyeon adalah milik Sehun, begitu juga sebaliknya.

Sehun mengecup pucuk kepala sang istri lembut, ia tahu pasti bahwa Jiyeon sekarang sangat lelah dengan kegiatan mereka semalam, meski Sehun sudah melakukannya dengan perlahan dan penuh kehati-hatian tetap saja, gairah dalam dirinya tak bisa terus ditahan dan akhirnya lepas kendali meski sesaat.

"Hei sayang, apa kau akan terus tidur seperti ini, heum? Tidak ingin bangun?" Sehun menunjuk-nunjuk pipi Jiyeon, mencoba membangunkan sang istri mengingat ini bukan akhir pekan dimana mereka bisa bersantai. Sehun punya setumpuk pekerjaan yang harus di selesaikan dan Jiyeon juga harus pergi ke kantor untuk belajar.

Jiyeon menggeliat kecil, masih enggan untuk membuka mata. Tubuhnya masih terasa lelah juga sakit secara bersamaan. "Eeughh... aku masih mengantuk, Sehun." Jiyeon merapatkan tubuhnya pada dada bidang Sehun.

Sehun kembali mencium pucuk kepala Jiyeon, "Aku juga inginnya tidur dan bersantai denganmu, sayang.. tapi, tumpukan dokumen sialan itu membuatku tidak bisa melakukannya." Sehun mengusap-usap pipi Jiyeon. "Tidurlah, aku akan mandi lebih dulu baru setelah itu kau mandi, heum?" Jiyeon hanya berdehem sebagai jawaban, benar-benar tidak bersemangat. Sehun beringsut, kemudian bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

15 menit kemudian, Sehun selesai mandi dan melihat Jiyeon masih tertidur. Sepertinya dia benar-benar keterlaluan semalam hingga Jiyeon kelelahan seperti ini, ia harusnya tahu bahwa ini yang pertama untuk Jiyeon. Sehun merasa menyesal.

President's Priceless Wife ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang