🌹Part 22🌹

2.5K 311 120
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Suho kini tengah memeriksa kondisi Sehun, karena berlari keluar dengan tergesa-gesa tanpa mempedulikan kondisi tubuhnya membuat luka di dada Sehun kembali terbuka, untunglah Sehun punya tubuh yang kuat dan mungkin juga tahan banting hingga luka semacam ini tak membuatnya mati atau tak sadarkan diri untuk waktu yang lama. Suho hanya memasang kembali infus Sehun dan menutup lukanya supaya cepat mengering.

"Jangan lakukan hal aneh-aneh lagi, Sehun." Ucap Suho memperingatkan, meskipun tubuh Sehun kuat tapi tetap saja lukanya termasuk luka parah dan tidak boleh bergerak sembarangan sebelum benar-benar pulih. Untunglah Kai datang bersama beberapa perawat dan membawanya kembali masuk kedalam rumah sakit.

"Hem..." Jawab Sehun seadanya. Sebelum ini, ia meminta Suho untuk meminta izin memindahkan ranjang Jiyeon agar berada satu ruangan dengannya dan Jiyeon kini ini tengah di tangani oleh dokter lain, tak lama lagi pasti ia akan segera dipindahkan ke ruangan ini setelah pemeriksaannya selesai.

Baekhyun berdiri dengan kepala tertunduk di sudut ruangan, sedangkan Kai tengah berdiri di samping ranjang Sehun sambil melipat tangannya di dada, sesekali memperhatikan Baekhyun. Selesai menutup luka Sehun, Suho pamit untuk pergi dan memberitahu Kai untuk memanggilnya jika Sehun kembali melakukan hal bodoh atau kondisinya memburuk, Kai mengangguk mengerti.

Sekarang hanya ada tiga pria itu saja di dalam ruangan ini, Kai membantu Sehun untuk duduk ketika pria itu tiba-tiba bergerak, mata hazel Sehun langsung menatap Baekhyun tajam, sedang yang di tatap hanya mampu menunduk merasa bersalah. Atmosfer di ruangan ini tiba-tiba berubah mencekam seolah tengah menonton film horor, tidak ada yang buka suara.

Sehun mendengar segalanya, ia tahu saat Jiyeon datang ke ruangannya dan berbicara dengan Baekhyun, Sehun hanya belum membuka mata saja, namun ia sudah sadar saat itu. Jujur saja ia merasa  marah pada Baekhyun, entah kenapa Baekhyun bersikap seperti itu pada Jiyeon bahkan ia berani mengusir Jiyeon saat dirinya tak sadarkan diri. Baiklah, ia mengerti jika Baekhyun menghawatirkan dirinya, mereka sudah bersama selama bertahun-tahun, Sehun sangat tahu bahwa Baekhyun bergantung padanya. Bagi Baekhyun, Sehun sudah seperti keluarga yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Ya, Baekhyun tidak tahu siapa ayah ataupun ibunya, apa dia punya keluarga? Atau sanak saudara? Baekhyun tidak tahu itu, sejak kecil tinggal di panti asuhan, menjadi bahan ejekan juga kadang di buli oleh teman-teman seusianya saat duduk di bangku sekolah, Baekhyun walaupun terlihat energik dan ceria, dia memiliki masa lalu yang kelam, juga sangat menyedihkan yang tak ingin ia ceritakan pada siapapun.

Sehun seperti setitik cahaya yang tuhan berikan padanya, ia mengambil Baekhyun dari jalanan yang kotor, menjadikan Baekhyun manusia yang berguna dan dihargai, hingga ia bisa berdiri dengan kedua kakinya lagi. Itulah alasan kenapa Baekhyun tak ingin kehilangan Sehun, tak ingin Sehun terluka, karena jika Sehun menghilang maka pijakan Baekhyun juga akan menghilang, cahaya hidupnya juga akan meredup seperti dulu.

President's Priceless Wife ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang