-❅️Part 47❅️-

1.4K 200 58
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

~Selamat membaca~

.
.
.

Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu yang lama, akhirnya Sehun dan Jiyeon sampai juga di Seoul. Wajah keduanya tampak lelah, jelas saja duduk berjam-jam di dalam pesawat juga bukan sesuatu yang bisa dibilang enak. Dan disinilah mereka sekarang, di depan pintu rumah yang beberapa minggu di tinggalkan. Padahal mereka hanya pergi selama 3 minggu, tapi entah kenapa terasa lama sekali.

Sehun membuka pintu berwarna putih itu, kemudian melangkah masuk kedalam dengan di susul Jiyeon. Ia meminta pihak bandara untuk mengirim barangnya besok sebab Sehun tidak mau repot membawa pulang semua barang bawaannya atau lebih tepatnya barang Jiyeon dan juga beberapa barang pemberian ibunya.

Hwaaa!! Jiyeon-ahhh!!” Tanpa perlu mengatakannya, kalian jelas tahu siapa pemilik suara nyaring yang histeris melihat kedatangan Jiyeon. Ya, siapa lagi jika bukan Lee Jieun.

“Jieun-ah!”

Jieun langsung berlari menghampiri Jiyeon, di peluknya tubuh yang lebih tinggi darinya itu dengan erat, seolah sudah bertahun-tahun tidak bertemu.

“Akhirnya kau kembali juga, aku sangat merindukanmu...” Ucap Jieun yang masih memeluk Jiyeon.

“Kau ini lebay sekali, Jieun...” Cibir Krystal yang datang bersama Kai dan Baekhyun.

Jieun melepaskan pelukannya, kemudian ia menoleh guna memberikan tatapan tajam pada Krystal, “Yak! Aku ini sungguh merindukan Jiyeon tahu! Aku serasa tinggal di rumah kosong, kau asik berkencan dengan Kai sedangkan Baekhyun selalu mengajak ku ribut ketika ia bosan,” Ucap Jieun sudah seperti seorang anak yang tengah mengadu kepada ibunya ketika di jahati oleh teman sepermainan.

“Apa? Krystal dan Kai berkencan?” Tanya Jiyeon memastikan bahwa indra pendengarannya masih berfungsi dengan baik.

“Tidak hanya berkencan, bahkan minggu lalu Kai telah melamarnya...” Lanjut Jieun.

Ah, dasar Lee Jieun... mulutnya minta di lakban, tidak bisa diam,” Ucap Krystal sembari berdecak kesal.

Sehun tersenyum, ia melangkah menghampiri Kai yang sedari tadi berdiri di samping Krystal dengan wajah memerah, seperti tertangkap basah sedang mencuri saja. Sehun kemudian merangkul si pria, akrab.

“Jadi kau memutuskan untuk tidak menjadi seorang pengecut, eoh?” Ucap Sehun yang memang sudah tahu bahwa sahabat ini diam-diam menyimpan rasa pada Krystal.

President's Priceless Wife ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang