🌺Part 18🌺

2.6K 317 148
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.

Jiyeon masih terlelap dengan damai, padahal matahari sudah mulai meninggi, tapi itu sama sekali tak mengusik tidurnya. Ia bergerak sedikit, dahinya membentuk beberapa lipatan-lipatan kecil merasa ada sesuatu yang salah. Jiyeon merasa ada sebuah benda yang cukup berat menindih area pinggangnya. Si gadis berusaha membuka mata yang masih berat, samar-samar Jiyeon melihat ada seseorang yang tertidur di sampingnya. Apa dia sedang bermimpi? Bukankah semalam ia tidur sendirian, lalu siapa yang tidur di sisi ranjang yang lain sambil memeluknya itu.

Jiyeon mengerjap-ngerjap beberapa kali hingga akhirnya kesadaran Jiyeon kembali, mata gadis itu melotot kaget, mulutnya terbuka lebar dan detik berikutnya ia berteriak.

"KYAAAAAAA!!" Teriak Jiyeon dan segera bangkit dari ranjangnya. Sehun yang rupanya tertidur di samping Jiyeon terbangun karena suara teriakan Jiyeon. Ia membuka mata dan melihat Jiyeon menatap dirinya marah campur terkejut.

"Kenapa teriak-teriak? Ini masih pagi Jiyeon, yang lain akan terbangun nanti." Sehun mengucek kedua matanya dan beringsut bangun dari posisi tidurnya. Jiyeon menatap Sehun marah, bagaimana bisa ia berucap begitu santai seolah tidak melakukan kesalahan apapun.

"Sedang apa kau di kamarku Sehun? Dan kenapa kau tidur disini?" Jiyeon berkacak pinggang, tatapan matanya seolah menghakimi Sehun yang seenak jidatnya masuk kedalam kamar Jiyeon, bahkan tidur bersebelahan. Sehun tersenyum dan menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan, memperlihatkan betapa ia sangat tampan bahkan saat bangun tidur. Tapi tentu, itu tidak berpengaruh apapun pada Jiyeon.

Jadi semalam Sehun sudah berusaha untuk tidur, bahkan ia sampai berkeliling rumah demi untuk membuatnya lelah dan mengantuk, namun semua usahanya sia-sia dia tetap tidak bisa tidur, hanya berguling-guling ke sana kemari terbungkus selimut di atas ranjang. Hingga akhirnya ia berniat memanggil Jiyeon untuk menemaninya, setidaknya sampai ia terlelap. Ketika sampai di kamar gadis itu, Sehun melihat Jiyeon sudah tertidur, ingin membangunkan tapi ia tidak tega. Ya, Sehun juga hanya manusia biasa yang punya hati dan perasaan. Karena Jiyeon sudah tidur jadi Sehun putuskan untuk ikut tidur saja di samping Jiyeon dan ajaibnya dia langsung terlelap dengan nyenyak, tanpa banyak drama.

"Karena ini rumahku, jadi terserah aku mau tidur dimana saja." Jiyeon membuka mulutnya, wah. Jawaban Sehun benar-benar membuat Jiyeon kesal. Ya, ini memang rumah Sehun tapi bukan berarti dia bisa melakukan semua hal seenaknya. Jiyeon juga butuh privasi untuk dirinya.

"Tapi ini kamarku Sehun! Kau tidak bisa seenaknya begitu!"

Sehun menghela napas, kenapa masalah begini saja di besar-besarkan, lagipula Sehun juga tidak melakukan apapun, dia hanya tidur, ingat! Hanya tidur disini dan bukan mengambil kesempatan saat Jiyeon tidur. Dan satu hal lagi, mereka sudah menikah jadi sah-sah saja jika tidur dalam satu kamar yang sama.

"Sudahlah Jiyeon, aku hanya tidur saja tidak melakukan apapun. Semalam aku tidak bisa tidur dan mencari mu ternyata kau sudah tidur, tanpa sadar aku ikut tertidur disini." Sehun menyibakkan selimut yang menutupi pinggang hingga kakinya, ia berdiri di sisi ranjang Jiyeon yang lain. "Kita sudah menikah, jadi bukan hal aneh jika tidur bersama. Malahan aku ingin mulai malam ini kita tidur di dalam satu kamar yang sama saja." Ucap Sehun setelah berpikir semalaman. Hanya Jiyeon yang bisa membantunya tidur tanpa terganggu. Jadi ia putuskan untuk tinggal di kamar yang sama.

President's Priceless Wife ✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang