Park Jiyeon, gadis bernasib malang karena takdir yang begitu kejam seolah tidak adil pada dirinya.
Ayahnya yang ia sayangi baru saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini, kemudian rumah yang ia punya serta harta melimpah yang ia miliki di...
Ini apaan lagi sih? Ya gitu deh pokoknya, because aku gagal move on dari cerita ini dan rasanya nggak puas sama chapter terakhir jadi aku bikin ini, buat pelengkap aja sih😅
Maap ya, janji deh ini yang terakhir 👉🏻👈🏻
Yang mau baca ya alhamdulillah nggak juga nggak papa♡️
Dan juga aku harap kalian nggak bosen sama cerita ini juga makasih karena udah support cerita ini sampai akhirnya aku bisa selesain cerita ini
. . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu dan semua terasa begitu cepat berlalu, siapa sangka banyak sekali momen-momen yang telah Sehun dan Jiyeon lewati, momentum itupun seolah membekas di ingatan.
Masih sangat melekat di ingatan Jiyeon bagaimana pertemuan pertamanya dengan Sehun di rumah sakit ketika ia merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya.
Ketika Sehun menawarkan diri untuk membantunya membalaskan dendam pada orang yang telah membunuh ayahnya dan juga membuatnya menderita.
Bagaimana ia akhirnya mengetahui sisi lain dari sosok Sehun yang ternyata memiliki luka masa lalu.
Bagaimana Sehun menyelamatkannya dari si brengsek Seungho, kemudian bagaimana Sehun rela tertembak timah panas demi melindunginya.
Dan bagaimana akhirnya ia jatuh cinta pada sosok Sehun yang selalu mengulurkan tangan untuk menolongnya setiap saat.
Tentang Yoona yang berambisi untuk membuatnya menghilang agar bisa kembali pada Sehun.
Hingga akhirnya ia memiliki dua malaikat kecil yang sangat berharga, juga begitu banyak momen-momen lainnya yang masih tersimpan rapi dalam benak Jiyeon yang tak mungkin ia lupakan begitu saja.
Sama halnya dengan Jiyeon, Sehun pun tidak akan pernah lupa hal yang telah terjadi selama ini.
Sehun ingat bagaimana saat ia kembali dari London, Jiyeon sama sekali tak membiarkan ia pergi kemana pun selama satu bulan dan hanya menemani sang istri ke manapun Jiyeon pergi, membelikan apapun yang Jiyeon inginkan dan harus betah dengan segala rengekan Jiyeon dan permintaan yang kadang di luar nalar.
Sehun juga ingat bagaimana ia begitu khawatir dan cemas saat Jiyeon berjuang untuk melahirkan anak-anaknya, bahkan ia mendapatkan kejutan yang tak terduga sebab ternyata anaknya tidak hanya satu melainkan dua sekaligus, semakin berkali lipat kebahagiaan Sehun.
Sehun ingat saat pertama kali ia menggendong kedua anaknya, bahkan ia sampai tak bisa menahan tangis haru karena bahagia.
Sehun ingat saat harus terjaga setiap malam sebab anak-anaknya terbangun, entah karena buang air ataupun haus.
