Park Jiyeon, gadis bernasib malang karena takdir yang begitu kejam seolah tidak adil pada dirinya.
Ayahnya yang ia sayangi baru saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini, kemudian rumah yang ia punya serta harta melimpah yang ia miliki di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . SELAMAT MEMBACA . . . .
Setelah kekacauan yang terjadi, semua orang satu persatu meninggalkan kediaman Sehun dengan berbagai macam ekspresi dan asumsi-asumsi yang mungkin esok akan menjadi berita hangat para pencari berita, untuk saat ini bukan hal itu yang harus Sehun khawatirkan melainkan kemana para sampan yang menghancurkan pestanya membawa Jiyeon kini. Krystal sudah di larikan ke rumah sakit dengan di temani Kai, sekarang di kediaman Sehun hanya ada Baekhyun, Daniel dan beberapa anak buah Sehun.
“Apa masih belum ada kabar dari yang lain?” Sehun memecahkan keheningan yang sejak beberapa saat lalu terasa mencekam dan menyiksa. “Daniel, apa masih belum bisa?” Ia beralih menatap Daniel yang kini menatap layar laptop sambil tangannya tak berhenti bergerak, Daniel tengah memeriksa semua cctv jalan yang mungkin di lewati para penculik Jiyeon, juga memastikan di mana mereka membawanya.
“Belum paman, ada cctv yang tidak berfungsi di sekitar sana.. tunggu sebentar lagi.”
Sehun mulai frustasi, sedangkan Baekhyun tak hanya diam menonton, ia mencoba menghubungi Jieun namun tak juga ada jawaban dari sang gadis, padahal teleponnya terhubung.
“Sial!” Umpat Sehun sambil mengacak rambutnya, dia tak mengira bahwa para sampah itu akan menyamar dan mengelabuhi anak buah Sehun dengan begitu mudah, meski ia sudah merencanakan dan mempersiapkan segalanya dengan kedok membuat pesta untuk memancing musuh, ia tak mengira orang-orang itu berhasil memadamkan aliran listrik yang lebih membuat Sehun terkejut adalah senjata api yang mereka bawa, bagaimana bisa anak buahnya lengah seperti itu, Sehun terlalu meremehkan musuhnya.
“Tuan kami minta maaf,” Seorang anak buah Sehun datang entah dari mana.
“Ada apa? Kalian kehilangan jejak?”
“Bukan itu Tuan, kami baru mendapat kabar bahwa Hyun Wook di temukan tewas di perjalanan menuju kemari dan sepertinya orang yang membunuh menggunakan identitas Hyun Wook untuk bisa masuk.”
