•Part 2 || Pertemuan Keluarga

34K 2.4K 5
                                    


"Assalamualaikum."
Fara berdiri canggung dihadapan anggota keluarga calon suaminya yang masih tanda tanya itu.

"Waalaikumusallam."
Jawab salam serentak semua orang, seraya menatap takjub sosok yang baru saja datang.

"Nah ini dia yang di tunggu-tunggu. Sini sayang salim dulu sama Tante Hana."

Fara menuruti titah sang Mamah untuk menyalami Hana. Setelah menyalaminya, pelukan hangat dan kecupan sayang di wajah, Fara terima.

"Apa kabar sayang?" Tanya Hana dengan antusias.

"Alhamdulillah sehat tante. Tante apa kabar ?"

"Bunda sayang ..." Hana mengoreksi.

Fara tersenyum ringkuh. Meskipun dirinya sudah sering bertemu, tapi ia masih belum terbiasa dengan keadaan seperti ini.
"Oh iya Fara lupa Bunda."

"Gak apa-apa sayang. Alhamdulillah kok Bunda sehat." Sahut Hana.

Fara tersenyum kikuk, merutuki ingatannya yang pelupa untuk hal sekecil itu. Ya saat Hana menemuinya di Bandung waktu itu, dia meminta agar Fara memanggilnya Bunda.

"Oh iya sayang kenalin ini Kanaya anak kedua Bunda dan Rezky suaminya."

Pandangan Fara teralihkan pada wanita yang berada di samping kiri Hana.
Tersenyum hangat padanya, seraya melambaikan tangan. Sepertinya dia wanita yang ramah.

"Hai calon kakak ipar. Aku Kanaya calon adik ipar kakak ipar." Semua orang terkekeh mendengar kata-kata Anya yang terdengar ribet.

"Hai juga Kanaya, aku Fara." Fara membalas uluran tangan Anya dengan senyuman ramah.

"Panggil Anya aja kak. Dan ini suami aku dan ini anak pertama aku." Anya sang calon adik ipar memperkenalkan satu persatu anggota keluarga kecilnya.
Fara pun membalas sapaan hangat dari keluarga kecil Anya.

"Dan jangan lupakan bungsunya Bunda, Alin."
Lalu tatapan Fara beralih kepada remaja disamping kanan Hana. Gadis cantik berambut hitam sebahu, yang berkisaran masih duduk di bangku SMA. Tapi Fara merasa ada yang aneh. Sejak pertama kehadirannya, mata gadis itu tidak lepas menatap dirinya dari ujung kepala sampai kaki. Membuat Fara merasa kikuk.

"Hai Alin." Fara melambaikan tangan pada Alin, namun tidak mendapat balasan. Yang ada Alin malah memperhatikannya semakin dalam.

"Alin itu kak Fara mau salaman loh sama kamu, kok malah dilihatin?" Hana memberi peringatan pada Alin.

"Tunggu bentar deh. Bentar, bentar!" Alin berseru heboh sendiri. "Kayaknya, Alin gak asing deh sama calon kakak ipar?

"Maksud kamu Dek?"

"Iya kayak yang sering ketemu tapi dimana ya ?" Sejenak Alin berpikir untuk mengingat-ngingat siapa calon kakak iparnya ini.

"Yes Alin inget." Alin bersorak. "Kakak ini kan yang sering Alin liat di Hp Sindy. Sindy itu temennya Alin. Dan Sindy itu penggemar kakak banget. Koleksi semua buku punya kakak. Dia rela loh gak jajan buat nabung beli buku kakak." Dengan antusias, Alin menceritakan tentang sahabatnya yang menjadi penggemar Fara.

"Bener Lin, Mas juga ngerasa udah pernah ketemu." Rezky, suami Anya ikut mengimbuhkan.

"Serius By, dimana?"

"Di Bandung kalau gak salah, aku pernah ikut seminarnya bareng temen aku."
Sahut Rezky, setelah mengingat waktu pertemuannya dengan Fara.

Anya menganga tidak percaya, pasalnya ia juga sempat membaca buku-buku karya Fara. Yang ternyata calon adik iparnya sekarang.
"Owh, yang pas pulang kamu borong bukunya itu?"

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang