Waktu terus berjalan, membuat keadaan mengalami perubahan. Sedikit demi sedikit perubahan itu ada dan nyata. Perubahan yang selalu diharapkan untuk impian segera terwujudkan.
Begitupun dengan pernikahan antara Alvin dan Fara, yang telah mengalami banyak perubahan selama terjalin delapan bulan. Tidak banyak memang, tapi perlahan mampu membuat kehidupan pernikahan mereka mulai berwarna.
Masih ada jarak diantara mereka, keduanya masih sepakat untuk menjalin hubungan pertemanan dibalik hubungan sebenarnya, yaitu pernikahan. Ada banyak hal yang membuat keduanya belum siap untuk menjalankan yang seperti seharusnya.
Hubungan mereka masih sama seperti beberapa bulan belakangan, tidak ubahnya seperti sepasang teman yang hidup berdampingan. Anggap saja, ini adalah tahap mereka untuk saling meyakinkan satu sama lain. Sebelum akhirnya mereka sepakat untuk melangkah ke tahap yang menjadi harapan setiap pasangan dalam sebuah pernikahan.
Perlahan tapi pasti, walaupun memakan waktu lama tapi mereka tetap akan sampai pada waktunya yang sudah ditentukan Tuhan.
••••••••••
"Haidar tampan, anak sholeh, anak pinter, kesayangan Bubu Fara ..."
Fara terkikik geli, saat nyanyian ngasalnya membuat Haidar anak dari Maya tertawa."Receh sekali humor mu Nak." Cibir Maya yang tengah bersantai di kursi seraya menonton Tv.
Berkunjung ke rumah Fara di hari minggu, adalah waktu yang selalu Maya tunggu. Karena sejak kedatangannya, Fara akan langsung mengambil alih perannya untuk menjaga sang putra. Dengan begitu ia akan bersantai ria tanpa gangguan si kecil, dan bisa menikmati arti hari libur sebenarnya. Terpenting, sahabatnya juga tidak merasa risih bahkan malah kesenangan.
"Lo kasih Haidar apa sih? Kok tambah hari tambah gempal aja dia. Kan gue jadi tambah gemes." Saking gemasnya, mulut Fara tidak berhenti menghujani Haidar dengan kecupan sayang.
"Liat dulu dong siapa ibunya. Dibalik anak yang sehat, ada ibu yang kuat." Akunya jumawa.
Tidak ada yang salah yang dikatakannya, begitulah seorang ibu yang akan melakukan apapun demi anaknya."Pokoknya kalau minggu depan Haidar tambah gemuk, Bubu kasih hadiah lagi yah."
Ucap Fara, ia sudah terbiasa membelikan Haidar hadiah yang berisikan segala keperluannya. Bahkan sejak bayi itu dalam kandungan ibunya."Yang mahal ya Bubu."
Sahut Maya, menirukan suara anak kecil."Asal gak nyampe jual rumah, pasti di beliin."
Maya terbahak mendengar ucapan Fara, dirinya sudah tidak meragukan berapa besar kasih sayang Fara terhadap putranya.
"Soalnya ini rumahnya Om Alvin sayang." Seakan mengerti, Haidar yang ada dalam gendongan Fara ikut tertawa.
"Ngomongin soal suami lo, kok gue gak liat suami lo ya? Bahkan setiap kesini pasti gak ketemu."
"Pagi-pagi udah pergi."
"Kemana?"
"Katanya ada urusan."
"Urusan apa?"
Fara menggeleng, toh memang dirinya tidak tau. Ini bukan pertama kalinya Alvin pergi keluar rumah di hari libur. Tidak seperti biasanya, yang terkadang Fara butuh usaha keras untuk mengajaknya keluar. Karena suaminya itu lebih suka menghabiskan waktu libur dirumah seharian.
Tapi berbeda dengan sebulan belakangan ini, pagi-pagi sekali suaminya itu sudah pergi dan akan kembali di malam hari. Dengan alasan selalu ada urusan, tanpa memberi tahu Fara jelas urusan seperti apa.
"Mungkin ada kerjaan kali.""Gue udah berapa kali loh kesini, masa alesannya gitu-gitu aja? Dia gak ngasih alesan lain apa sama lo?"
"Gue udah tanya, tetep aja bilangnya 'aku ada urusan sebentar diluar' gitu." Jawab Fara, mengikuti kata-kata Alvin yang selalu diucapkan sebelum pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...