Ada rasa bahagia, ketika apa yang diharapkan akhirnya mendapat jawaban. Ibarat memenangkan undian berhadiah yang selalu dinantikan.
Tidak banyak kata yang bisa Alvin katakan, melainkan terus mengucap syukur dan rasa senang yang kini menggantikan kehampaan hatinya.Harapan dan doa begitu besar untuk kali ini, semoga apa yang dikabarkan temannya tadi pagi soal Fara benar adanya. Walaupun Alvin tidak sepenuhnya yakin, mengingat temannya itu hanya melihat Fara sekilas tanpa tau dimana tempat Fara tinggal.
Namun bukan berarti Alvin harus patah semangat, sebaliknya hal tersebut malah membuatnya semakin bersemangat dan penuh keyakinan bahwa kali ini Fara akan ia temukan.
"Dira." Niat Alvin untuk memasuki mobil urung, saat mendapati Dira yang baru saja keluar dari sebuah taksi tepat dihadapan rumahnya.
"Morning Vin." Sapa Dira, setelah ia menghampiri Alvin.
"Ada apa pagi-pagi kesini Di?" Jelas Alvin keheranan, karena tidak biasanya Dira datang sepagi ini. Bahkan langit pun masih gelap.
"Aku bawa sarapan buat kamu, kebetulan tadi aku masak banyak." Jawab Dira dengan menunjukan kotak makan yang ia bawa. Sudah menjadi rutinitasnya semenjak ia kembali dari Belanda dan mengetahui kepergian Fara, hampir setiap pagi Dira akan datang kerumah Alvin untuk menyiapkan sarapan sebelum pria itu berangkat bekerja. Sekaligus untuk mencari kesempatan agar bisa berdekatan dengan Alvin.
"Ya ampun Dira, padahal gak usah. Jauh-jauh kesini cuma nganterin sarapan, bikin repot Di."
Dira terkekeh, karena dirinya sama sekali tidak merasa direpotkan. "Santai aja kali Vin. Aku tau keadaan kamu sekarang. Istri kamu kan lagi gak ada, jadi mana ada yang siapin sarapan?" Ucapnya dengan menyindir soal keadaan Alvin sekarang.
"Tapi aku udah sarapan Di." Sanggah Alvin segera.
"Tumben Vin. Kamu juga udah rapi lagi, mau pergi kemana pagi-pagi gini?" Tanyanya penuh selidik.
"Aku mau ke Bandung Di." Sahut Alvin yang tidak bisa menutupi rasa bahagianya, karena ia akan kembali bertemu Fara.
Dira memberikan tatapan intimidasi. "Ngapain? Bukannya minggu kemarin kamu dari Bandung yah?"
"Aku mau nyari Fara."
Dira berdecak kesal, lagi-lagi Alvin mengutamakan Fara dibanding dirinya. Tidak bisakah pria itu menghargai perjuangannya, yang rela bangun pagi-pagi sekali demi membuatkan sarapan dan mengantarkannya langsung? Tidak lain tidak bukan, maksud dan tujuan Dira hanya untuk menarik perhatian Alvin.
Namun sayang lagi-lagi usahanya gagal. Karena jika sudah begini, Alvin tidak akan mempedulikannya. Mengingat, setelah Fara pergi Alvin seakan memusatkan seluruh perhatian pada istrinya itu. Padahal awalnya Dira begitu senang, saat Alvin bercerita tentang Fara yang pergi karena ada masalah diantara mereka. Karena dengan begitu dirinya bisa mengambil celah untuk kembali dalam kehidupan Alvin.
Dan semuanya diluar dugaan, ternyata wanita bernama Fara itu sudah berhasil mengalihkan dunia pria yang masih ia cintai.
"Memangnya kamu udah yakin bakal nemuin Fara sekarang?" Tanyanya meragukan. Karena dalam hati, Dira selalu berharap agar Fara tidak kembali lagi.
"Aku belum tau pasti Di, tapi aku mau berusaha buat nemuin Fara." Sahut Alvin dengan yakin. Karena ia tidak akan menyerah begitu saja meskipun jika kali ini harus gagal lagi.
Dira tersenyum kecut, menggambarkan hatinya yang kini tengah dipuncak kekesalan. "Kamu gak kapok ya Vin? Udah berapa kali kamu nyariin dia tapi tetap aja gak ketemu kan. Lagian, belum tentu sekarang juga bisa ketemu." Ucapnya, sarat akan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...