Menikmati Bandung di malam hari, adalah pilihan yang tepat untuk menghilangkan penat. Udara dingin khas Kota Kembang, nyatanya mampu menenangkan siapapun penikmatnya. Ditambah aksen gemerlap cahaya disepanjang jalan dan bangunan, membuat setiap mata yang memandang enggan berpaling dan terhipnotis dengan keindahannya.Menyelusuri setiap sudut pusat kota dengan berboncengan menggunakan vespa matic merah merona. Membuat Fara seakan ingin menghentikan waktu sejenak, agar tidak kehilangan momen yang mampu membuat hatinya berbunga. Semilir angin yang berhembus kencang, membuat kedua tangannya semakin mengerat mendekap Alvin yang sepertinya menikmati juga.
Semesta pun seakan mendukung, Bandung di Desember adalah puncaknya musim hujan. Tapi untuk malam ini, semesta seakan mempersilahkan kedua insan yang terikat dalam sebuah pernikahan itu menikmati perjalanan bersama tanpa hambatan.
Begitu romantis bukan?
Walaupun sebelumnya, Fara harus bekerja keras untuk bisa mengajak Alvin berjalan-berjalan.
Setelah puas berjalan melintasi Jalan Braga, dengan menikmati berbagai suguhan pemandangan cahaya lampu bergaya Eropa. Kini mereka bergerak maju mengarah Jalan Asia Afrika menuju Alun-alun kota. Namun Alvin dan Fara memutuskan untuk menepi tepat dihadapan Museum Asia Afrika.
Duduk berdua disalah satu bangku, seraya menikmati secangkir bajigur."Udah lama banget aku pengen kesini." Alvin berdecak kagum menatap bangunan yang begitu bersejarah dihadapannya.
"Aku juga udah lama gak kesini A."
Keheningan menjeda, membiarkan keduanya asik tenggelam dalam pemandangan yang tengah mereka nikmati.
"Waktu SMA dulu, aku sering banget kesini. Tiap hari mungkin." Fara teringat dengan masa-masanya dulu, dan mencoba mencairkan suasana dengan membahasnya.
"Gak bosen?"
Fara menggeleng. "Gak ada alesan juga buat bosen."
Alvin tersenyum simpul menimpali. Dirinya juga setuju, bahwa tempat ini begitu menyenangkan.
"Kapan pertama kesini A?"
"Waktu study tour SMP, kalau gak salah."
Jawab Alvin, seraya mengingat-ngingat kapan pertama kali ia kesini. Tempat yang akhirnya selalu menjadi tujuan utamanya saat berlibur ke Bandung.Keheningan kembali menyelimuti mereka, membiarkan suara riuh kendaraan dan hembusan angin yang mengisi.
"Ra." Alvin bersuara, mencoba untuk mencairkan suasana.
"Hmm." Jawab Fara seraya menyesap minumannya.
"Soal waktu itu ..."
Alvin menggantung ucapannya. Menurutnya, ini adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Mengingat akhir-akhir ini hubungan mereka kurang baik. Apalagi kejadian saat Fara akan pergi ke Bekasi waktu itu."Yang mana?" Tanya Fara tidak sabaran.
"Aku minta maaf."
Fara menautkan alis menatap Alvin. "Untuk?"
"Gak seharusnya aku ngomong gitu sama kamu. Maaf aku udah keterlaluan." Sadar akan kesalahan, Alvin ingin memperbaikinya. Bagaimanapun ia sudah keterlaluan waktu itu.
Butuh beberapa waktu bagi Fara untuk memahami kemana arah pembicaraan suaminya.
"Oh soal itu. Aku paham kok, kamu berhak marah A. Dan maaf aku juga gak nurut apa kata kamu.""Enggak, seharusnya aku yang memahami kamu. Itu pekerjaan kamu, tapi..." Alvin kembali menggantung ucapannya.
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...