Perlahan tapi pasti, Fara berjalan memasuki kamar Alvin dan langsung menghampirinya yang tengah terlelap. Sebisa mungkin, ia tidak menimbulkan suara agar rencana yang sudah diatur tidak gagal sia-sia.
Tepat jam dua belas nanti, suaminya berulang tahun. Maka dari itu Fara ingin memberinya kejutan. Berbagai macam perlengkapan rencananya sudah ia siapkan. Mulai dari beberapa balon warna-warni, satu buket mawar putih, dan sebuah cheese cake dengan berhiaskan lilin berangka dua dan delapan. Menandakan bahwa suaminya memasuki usia dua puluh delapan tahun.
'Tit'
Terdengar suara dari alarm penanda yang Fara bawa, sebagai pertanda waktunya sudah tiba.
Dengan cara menguncang tubuh Alvin, Fara berusaha membangunkannya. Dan benar saja, tidak butuh waktu lama suaminya itu terbangun.
Alvin mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya, saat setelah guncangan ditubuhnya sukses membuat ia terbangun dari alam mimpinya. Gelap, itu yang pertama kali Alvin lihat. Namun tak berselang lama, sebuah cahaya berasalkan dari api memberinya kejelasan atas apa yang ia lihat. Walaupun dengan cahaya yang temaram.
"Selamat menua A." Seru Fara tepat di hadapan Alvin dengan menyodorkan sebuah cheese cake.
"Fara." Ucap Alvin tidak percaya.
"Iya, ini aku."
"Kamu ngapain?" Tanyanya kebingungan. Keberadaan Fara di kamar nya dengan kejutan yang ia bawa. Sungguh membuatnya kebingungan.
"Surprise for you."
"Hahhh." Alvin terperangah, dirinya masih belum mengerti apa maksud Fara.
"Selamat bertambah umur, berkurang usia suamiku."
Seru Fara seraya mengelus wajah Alvin.Alvin megerenyitkan dahi menatap Fara. "Aku ulang tahun?" Tanyanya ingin memastikan.
Fara berdecak kesal, ternyata Alvin lupa akan ulang tahunnya sendiri. "Menurut kamu, aku ngapain bawa kue kayak gini terus bangunin kamu malem-malem?"
"Hhehe." Alvin tertawa renyah. "Aku lupa, kalau hari ini ulang tahun."
"Sadar umur aja, makin tua ingatan makin berkurang."
Cibir Fara yang masih tidak menyangka atas kelakuan Alvin. Nyatanya suaminya itu pelupa.Alvin mendelik tajam. "Aku gak setua itu. Baru aja dua puluh delapan tahun." Dirinya tidak terima dikatakan tua oleh Fara.
"Iya iya, tetep aja tambah tua."
"Kok kamu bisa tau sih?"
"Kenapa harus gak tau?"
"Aku aja lupa."
"Karena kamu udah tua."
"Faraaaa..." Alvin menggeram kesal, melihat Fara yang begitu senang mengejeknya tua. Bahkan saat ini wanita itu tengah terbahak puas.
"Terima kasih."
"Untuk?" Tanya Fara dengan masih diiringi sisa tawa karena puas mengejek suaminya.
"Kejutannya."
Fara tersenyum tulus menimpali. "For you."
Tangannya terulur memberikan Alvin sebuah buket mawar putih."Bunga mawar."
"Hmm, kenapa? Gak suka ya?"
Alvin menggeleng. "It's so romantic."
"Ada sesuatu didalamnya."
Tangan Alvin bergerak mencari sesuatu yang Fara maksud dalam buket tersebut.
"Apa ini?" Tanyanya setelah menemukan sebuah kotak hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomantizmB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...