•Part 33|| Pulang Kampung

26.9K 1.7K 18
                                    


"Jangan ulangi lagi! Aku gak suka kamu pergi tiba-tiba kayak gini." Alvin semakin mempererat pelukannya pada Fara. Menyalurkan rasa kelegaan setelah kekhawatiran besar melandanya.

Sepulangnya dari kantor semalam, Alvin panik seketika saat tidak menemui Fara. Dan tidak biasanya wanita itu pergi tanpa izin dan sepengetahuannya. Kekhawatiran Alvin memuncak, saat Fara tidak bisa dihubungi. Dirinya sudah berusaha menghubungi keluarga bahkan sahabat Fara, tapi mereka sama saja tidak tau.

Sampai akhirnya Fara mengiriminya pesan, bahwa dirinya pulang ke Bandung.

"Semalam aku terlalu panik, sampai lupa ngehubungin kamu. Maaf."
Mendapat kabar bahwa Faris masuk rumah sakit, membuat Fara panik seketika. Dan tanpa berpikir panjang dirinya langsung bergegas pulang ke Bandung. Tanpa menunggu Alvin pulang.

"Aku paham. Lain waktu, setidaknya kasih tau aku dulu."

"Sekali lagi, aku minta maaf."

Alvin melepaskan dekapannya. "It's okay."

"Sekarang gimana keadaan Abah?"
Tanya Alvin seraya memandang Faris yang tengah terbaring di brankar rumah sakit.

"Alhamdulillah kondisi Abah sekarang membaik. Darah tinggi nya kumat,  Abah juga kecapean. Kata Mamah Abah sempet pingsan, jadi langsung di bawa kesini. Semuanya panik, termasuk aku. Karena Abah gak biasanya kayak gini." Dengan wajah sendu, Fara memberi tahu kondisi Faris. Kekhawatiran akan kondisi sang Ayah masih begitu kentara.

Alvin meraih tangan Fara untuk ia genggam, mencoba memberi kekuatan dan ketenangan. "Jangan khawatir, Abah pasti baik-baik aja."

Wajah Fara bersemu, saat mendapat perlakuan manis dari Alvin. Kehadiran suaminya, menjadi pelipur lara tersendiri bagi Fara.
"Kamu udah makan?"

"Belum. Kamu sendiri?"

"Sama. Gimana kalau kita cari makan dulu?" Tawar Fara, karena perutnya juga begitu lapar. Semalaman dirinya disini menggantikan Vira yang tengah pulang terlebih dahulu ke rumah.

"Gak apa-apa Abah kita tinggal sendiri?"

Fara menggeleng. "Bentar lagi juga Mamah dateng."

"Ya udah ayo."

Acara sarapan pagi yang terlewatkan kali ini, Alvin dan Fara nikmati dengan masing-masing seporsi mie kocok Bandung, salah satu kuliner khas yang menjadi makanan favorit Fara.

"Berangkat kapan dari Jakarta?" Fara membuka suara untuk mencairkan suasana.

"Abis shubuh langsung berangkat."

"Sepagi itu?" Pekik Fara tidak percaya.

Alvin menyelesaikan suapan terakhirnya sebelum bicara. "Tadinya mau malem, tapi aku ngantuk berat. Apalagi abis lemburan, dan gak mungkin bisa buat nyetir jauh."

"Kenapa? Padahal bisa agak siangan kan? Atau mungkin gak usah nyusul."

Alvin menautkan alis menatap Fara tidak percaya. "Kamu pergi gitu aja tanpa ngasih tau, siapa yang gak khawatir coba? Apalagi udah malem."

"Kamu khawatirin aku?" Tanya Fara tidak percaya.

"Bandung gak deket Fara, kamu bawa mobil sendiri di malam hari. Jelas aku khawatir, gimana kalau terjadi apa-apa sama kamu?"

"Tapi aku baik-baik aja sekarang."

"Ya syukur. Itu tandanya, doa aku terkabul."

Wajah Fara semakin bersemu, walaupun Alvin mengatakannya dalam keadaan kesal. Tetap saja Fara senang, karena Alvin mendoakannya.
"Terima kasih."

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang