•Part 41|| Terungkap

27.1K 1.8K 14
                                    


"Fara ayo cepet!" Terdengar suara Alvin yang tidak sabaran dari lantai satu.

"Sabar sebentar bisa gak sih?" Gerutu Fara, saat menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

Sejenak Alvin tertegun, matanya tidak berkedip menatap kecantikan Fara kali ini. Batik serupa yang di desain untuk satu keluarga, di padupadankan dengan kulot hitam dan pashmina yang senada. Tidak lupa, polesan wajah sederhana membuatnya semakin anggun dan cantik untuk dipandang mata.

"Malah bengong lagi." Cibir Fara, saat mendapati Alvin yang terdiam.

Alvin terkesiap. "Pergi sekarang?"

"Yang tadi ngajak buru-buru siapa ya?" Cibir Fara.

"Ehhh-heh, iya ya." Alvin tergugu. "Ya udah ayo pergi." Ujarnya, sebelum ia melangkah tanpa menunggu Fara.

Fara menautkan alis. "Aneh." Kekehnya.

"Sudah dipastikan, semua keluarga besar Bunda kumpul nanti." Alvin membuka suara, saat sebelum mereka keluar dari mobil. Hari ini, keduanya akan menghadiri acara pernikahan adik sepupu Alvin. Jadi seperti biasa, sebelum memasuki acara mereka harus mewanti-wanti agar terlihat seperti pasangan bahagia tanpa ada yang curiga.

Fara tersenyum simpul. "Aku tau."

"Gak lupa kan kita harus apa?"

"Saking seringnya, aku udah hapal."

"Nanti kalau ada yang tanya-tanya soal hubungan kita, aku harap kamu..." Ucapannya tergantung.

"Tanpa diingatkan pun aku tau A." Fara menyela cepat. "Lagipula ini bukan pertama kalinya kita hadir di acara keluarga." Imbuhnya.

"Kamu bener Ra, aku cuma mengingatkan."

"Semenjak kita nikah, aku berteman baik sama yang namanya pura-pura." Karena bagi Fara, hal tersebut sudah terbiasa. Bahkan tanpa diingatkan pun, Fara tau sikap apa yang harus ia tunjukan saat berada diantara keluarga mereka.

Alvin terkekeh. "I trust you." Sejauh ini, ia tidak pernah meragukan akting Fara.

"Kenapa harus pura-pura, padahal benaran aja bisa kan?" Gerutuan Fara, yang masih bisa didengar Alvin. Namun memilih untuk tidak menimpali.

"Akhirnya kalian datang juga." Seru Hana, saat mendapati anak menantunya yang baru tiba.

"Assalamualaikum Bun." Alvin dan Fara bergantian menyalami Hana.

"Waalaikumsalam." Jawab Hana. "Kalian kemana aja sih?" Tanyanya dengan nada kesal.

"Tadi sedikit macet di jalan." Jawab Alvin.

"Ya udah deh, ayo cepet masuk. Akad nya bentar lagi mulai." Intrupsi Hana, menggiring keduanya untuk segera masuk kedalam gedung pernikahan.

Ada haru dan bahagia, saat menyaksikan proses akad yang sakral. Ingatan Fara melayang pada moment yang sama, beberapa bulan lalu. Tepat saat dirinya sah dan resmi menjadi seorang istri dari Alvin dan jadi ratu sehari. Bedanya, jika acara kali ini dilalui dengan binar bahagia dari kedua mempelai, lain hal dengan dirinya dan Alvin dulu. Menikah karena terpaksa, membuat Fara tidak memiliki alasan untuk berbahagia dihari bahagianya. Bahkan tersenyum pun, hanya pura-pura.

"Aku yakin,  jantung  Aldi pasti lagi loncat-loncat." Alvin berbisik, tepat di dekat telinga Fara.

"Emang bisa?" Tanya Fara tidak percaya.

"Aku pernah ngerasainnya Fara." Balas Alvin. Mengingat posisinya dulu, saat akan memulai akad.

"Kapan?"

"Pura-pura lupa, atau pura-pura gak inget?"

Fara terbahak pelan. "Tolong, bisa ingetin."

Alvin mendelik tajam. "Bodo amat."

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang