•Part 40|| Maksud Tersembunyi

23.3K 1.8K 170
                                    

Suara gemuruh mobil yang tepat berhenti dihadapan rumah, membuat Alvin bergerak cepat untuk memastikan. Semoga orang yang ia harapkan datang. Dan benar saja, tidak lama Fara keluar dari mobil tersebut. Namun sedetik kemudian, tangannya terkepal erat bersamaan dengan seorang pria keluar dari mobil yang sama dengan Fara.

"Dianterin siapa?" Tanyanya, saat Fara baru saja memasuki rumah.

Fara terkejut, mendapati Alvin yang berada di samping pintu. "Astagfirullah, ngangetin."

"Kamu dianterin laki-laki?" Tanpa memperdulikan keterkejutan Fara, Alvin kembali bertanya.

Fara melengos begitu saja. "Aku nebeng, kebetulan jalan kita searah."

"Siapa dia?" Penasaran Alvin tidak hilang begitu saja.

"Dia Mas Reza, salah satu peserta seminar aku."

Alvin berdecak kesal, mendengar Fara dengan manisnya menyebut nama pria tadi.
"Kenapa gak bawa mobil sendiri sih?"

"Akhir-akhir ini Jakarta macet, jadi males buat bawa mobil sendiri."

"Kenapa gak minta buat jemput?"

"Takut ngeropotin."

"Tapi ini udah malem Fara." Protes Alvin, dengan menatap nyalang Fara.

Sejenak Fara melihat jam tangannya. "Baru jam delapan."

"Dan kamu baru pulang dianterin laki-laki."

Fara tersenyum simpul. "Apa masalahnya?"

Tangan kekarnya terkepal erat, jawaban Fara membuat emosi Alvin bergejolak.
"Kalau ada tetangga tau, apa kata mereka nanti Fara?"

Fara terkekeh. "Ngapain mikirin omongan tetangga sih?"

"Nanti ada gosip yang enggak-enggak." Bagaimanapun, Alvin tidak ingin ada berita buruk berseliweran tentang rumah tangganya di komplek tempat ia dan Fara tinggal.

"Oh ya? Gak mungkin kali, mereka taunya kita suami istri. Dan kalaupun mereka liat, bisa aja kan nganggep nya cuma taksi online."

"Tapi Fara ..." Ucapan Alvin tergantung.

"Oh iya, food delivery pesenan aku udah sampai kan?" Fara menyela, dan malah mengalihkan pembicaraan.

Alvin menghirup napas dalam, meredakan emosi. Karena kali ini bukan waktu tepat untuk berdebat. "Udah tadi."

"Kamu udah makan A?" Tanya Fara. Tangannya bergerak untuk mengambil bungkusan yang Alvin tunjuk.

"Belum."

Fara menatap heran Alvin. "Kenapa?"

"Nungguin kamu."

"Kebetulan sebelum pulang, aku udah makan."

"Kamu gak temenin aku makan?"

"Aku gerah A, mau bersih-bersih dulu. Setelah itu aku mau istirahat."

Alvin sempat terkejut, karena tidak biasanya Fara enggan menemaninya makan.

"Night." Ujar Fara. Sebelum ia berlalu menuju lantai dua.

Alvin bergeming mendapati sikap Fara barusan. Setelah malam dimana mereka bersepakat waktu itu, Fara mengalami banyak perubahan. Terumatama dalam sikapnya. Istrinya itu lebih berani dalam melakukan berbagai hal yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Akhir-akhir ini juga, Fara seakan menunjukan sisi lainnya yang belum Alvin ketahui sebelumnya.

Keputusan untuk menyetujui keputusan Fara, membuatnya sulit untuk mengendalikan dan mengatur istrinya itu. Bahkan Alvin tidak bisa memarahi Fara, karena pulang bersama seorang pria. Namun, mengingat alasan Fara dibalik kesepakatan itu, membuat Alvin urung dan sadar diri.

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang