•Part 38|| Konflik Kakak Beradik

23.8K 1.7K 54
                                    


Keterkejutan karena mendapati masa lalu sang kakak yang datang kembali, nyatanya mampu membuat Alin murka seketika. Karena ia tahu persis, luka seperti apa yang wanita itu goreskan dihati kakaknya. Bahkan wanita itu juga, yang telah merampas kebahagiaan dan merubah kehidupan kakaknya. Wanita yang bahkan ia enggan untuk menyebutkan namanya, wanita yang tanpa malunya hadir kembali setelah meninggalkan banyak penderitaan.

Entah apa yang terjadi dengan pemikiran Alvin sang Kakak? Yang telah berlapang dada menerima kehadiran wanita itu kembali. Rasa bencinya kian mendalam, saat wanita itu berhasil merebut perhatian Alvin kembali. Dan sejak dulu, Alin benci itu. Benci, karena telah membuat Alvin menderita dalam waktu yang lama.

Bahkan karena wanita itu juga, Alvin telah membuatnya terluka karena kakaknya itu lebih membela wanita masa lalunya saat perdebatan mereka tadi di taman hiburan dibandingkan dirinya.

"Apa yang Aa pikirin sebenernya? Kenapa Aa nerima dia kembali? Dan apa ini, bahkan kalian bersikap seakan tidak terjadi apa-apa." Dengan emosi yang menggebu, Alin menuntut jawaban atas keterkejutannya karena mendapati Dira yang tengah bercengkrama dengan Alvin.

"Alin, kecilkan suara kamu! Malu diliatin orang." Peringatan Alvin, mengingat mereka berada ditengah keramaian.

"Jawab Alin A! Kenapa dia disini?" Tanpa menggubris peringatan Alvin, Alin kembali bersuara dengan suara yang cukup keras.

"Kebetulan kita ketemu disini."

"Kebetulan ya?" Alin tersenyum paksa. "Setelah sekian lama gak ketemu, terus kebetulan ketemu disini, dan kalian langsung akrab kayak udah biasa ketemu. Dan merasa seakan gak terjadi apa-apa di enam tahun yang lalu."

"Alin ini gak seperti yang kamu maksud." Alvin mencoba memberi penjelasan. Dirinya tidak pernah menyangka akan respon Alin terhadap kehadiran Dira. Alvin sempat mengira, bahwa Alin tidak memahami masalahnya. Mengingat kejadian itu terjadi saat Alin masih kecil, dan Alin tidak sedewasa itu untuk memahaminya. Namun nyatanya dugaannya salah.

"Enggak gimana? Kalian udah sering ketemu kan sebelumnya?" Sergah Alin cepat. "Oh atau perlu aku ingetin lagi, kalau dia itu..." Alvin menggantung ucapannya, telunjuk dan pandangannya mengarah pada Dira. "Dia itu jahat A."

"Alin!" Gertak Alvin dengan suara yang tinggi. Bahkan membuat beberapa pengunjung sekitarnya sempat mengalihkan perhatian mereka. Termasuk Fara yang mematung mendengarnya. Memang bukan yang pertama, ia menderang suara Alvin yang tinggi. Namun baru kali ini, Alvin berani melakukannya terhadap Alin, adiknya sendiri. Mengingat suaminya itu adalah penyayang keluarga, apapun akan dia lakukan demi keluarganya.

Alin sempat terkejut, karena baru kali ini Alvin berani berbicara keras padanya. "Apa Aa lupa, luka apa yang udah dia berikan sama Aa? Apa Aa lupa, penderitaan apa yang Aa rasakan karena dia? Bahkan aku, Bunda, Kak Anya dan semua orang yang di sekeliling Aa, merasakannya A." Jelas Alin dengan air mata yang bercucuran. Walaupun bukan dirinya yang merasakannya langsung, tapi sebagai orang yang menyaksikan penderitaan Alvin. Tentu saja, dirinya juga bisa merasakan kesakitan yang dirasakan sang kakak.

"Kita kehilangan Aa yang dulu, bahkan sampai saat ini. Dan semuanya karena dia A. Dia itu Jahat. Dia jahat A. Alin benci dia."

"Alin jaga bicara kamu!" Sebisa mungkin Alvin tidak terbawa emosi, ia sadar siapa yang sedang ia hadapi sekarang.
"Kamu udah dewasa, dan Aa rasa kamu tau gimana sopan santun saat bicara sama orang yang lebih tua. Aa harap kamu bisa jaga sikap kamu."

Alin menggeleng tidak percaya, bahwa Alvin lebih membela wanita yang sudah jelas pernah menyakitinya.
"Tapi A dia ..."

"Aa tau Alin, tapi semuanya udah berlalu. Apapun kesalahan Dira di masa lalu, itu semuanya udah berlalu. Percuma kita terus mengungkitnya, karena waktu gak bisa diputar kembali untuk bisa memperbaikinya." Tanpa ingin memperjelas lebih rinci lagi, Alvin berharap Alin bisa mengerti.
"Aa harap Alin paham. Dan gak akan ngungkit masa itu lagi."

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang