•Part 15|| Salah Satu Keinginan

26.5K 2K 8
                                    

Bukanlah hal yang mudah hidup dengan orang asing dalam satu rumah. Apalagi dengan menyandang status pasangan yang sah. Mungkin akan mudah bagi pasangan yang memulainya dengan perasaan. Hidup bersama sesuai dengan harapan dan impian.

Lalu apa kabar dengan pasangan yang memulainya denga keterpaksaan?

Tentu saja semuanya tidak berjalan sesuai harapan dan impian sebelumnya. Apalagi keduanya yang sama-sama masih enggan untuk memulai. Diantara mereka masih belum ada yang berani untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

Memilih untuk tetap menjadi dua orang asing dalam satu rumah, begitulah yang terjadi antara Alvin dan Fara selama empat bulan usia pernikahannya kini.

Hanya ada saat-saat tertentu mereka akan saling berbicara. Selebihnya hanya ada salam pamit dan senyuman canggung saat keduanya bertemu. Tidak ada waktu untuk dihabiskan bersama apalagi untuk merangkai cerita indah berdua.

..........

"Assalamualaikum."
Alvin baru saja memasuki rumah, tapi tidak biasanya dia tidak mendapatkan jawaban salam Fara. Biasanya jam-jam seperti ini Fara sedang beberes rumah. Karena Alvin tau betul kegiatan istrinya itu di setiap hari minggu. Meskipun bersikap acuh, tapi diam-diam dirinya selalu memperhatikan apapun yang menjadi kegiatan Fara dirumah.

Alvin berjalan menuju dapur, dengan mata yang terus mencari keberadaan Fara. Entah lah Alvin pun bingung dengan dirinya sendiri, mengapa seakan merasakan suatu perasaan yang aneh saat belum bertemu Fara. Walaupun hanya sekedar melihat keberadaannya. Apakah itu karena dirinya mulai terbiasa dengan kehadiran Fara ? Mungkinkah dirinya juga mulai tergantung dengan Fara? Apakah itu artinya dirinya mulai menerima Fara?. Entahlah Alvin masih bingung dengan hal itu.

Hatinya terenyuh melihat apa yang ada dihadapannya kini. Tidak jauh dari area dapur tepatnya tempat khusus mencuci, ada Fara dengan penampilan rumahannya yang tengah fokus mencuci baju, tangannya bergerak cepat mengucek baju, seakan tidak boleh ada sedikitpun noda yang tersisa. Alvin tidak habis pikir padahal sudah ada mesin cuci tapi tetap saja memilih dengan cara manual.

"Udah pulang A?"
Alvin tersadar dari lamunannya saat tiba-tiba Fara datang.

"Iya."
Menyembunyikan keterkejutannya Alvin memilih duduk di kursi pantry.

"Udah sarapan kan A?"
Tanya Fara sambil menyiapkan nampan wajib Alvin.

"Udah?"

"Ketoprak lagi?"

"Enggak, tadi makan bubur ayam."

"Tumben. Pasti ketoprak nya lagi gk dagang ya?"
Fara bertanya tapi menyatakan jawabannya sendiri.

"Iya."
Jawab Alvin acuh. Sambil menerima nampan pemberian Fara yang berisi Jus jeruk, potongan buah segar, dan ramuan kunyit yang sudah menjadi kebiasaanya saat setelah pulang olahraga. Sebenarnya dirinya malas jika harus meminum ramuan buatan Fara. Tapi apalah daya setelah Istrinya tau tentang penyakitnya, kini istrinya itu hampir setiap hari memberinya ramuan kunyit. Dan ya terbukti, dirinya pun bisa merasakan perubahannya.

"Aa hari ini ada acara?"
Fara mendudukan dirinya disebelah Alvin setelah kembali dari kegiatannya menjemur baju.

"Saya kosong. Kenapa?"

"Hari ini acara tujuh bulanan Maya. Dia ngundang kita buat hadir diacaranya. Kalau Aa gak keberatan, kita bisa kesana sama-sama."
Alvin tidak langsung menjawab. Bingung harus jawab apa. Tiba-tiba perkataan Bima kemarin terngiang di telinganya. Benar kata Bima, kenapa dia tidak coba berusaha membuka diri. Mungkin pergi bersama Fara adalah salah satu caranya. Toh selama ini mereka belum pernah pergi bersama terkecuali ke acara keluarga.

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang