•Part 28|| Rasa Itu Ada?

24.5K 1.8K 3
                                    

"Cantik."

Fara tertegun, untuk kedua kalinya Alvin membuat pipinya bersemu merona, karena tersanjung mendengar pujian untuknya.

"Gak usah gombal, aku terbang bahaya loh."

Alvin terkekeh. "Kenapa? Gombalin istri sendiri gak boleh ya?"

"Gak biasanya aja."

"Begitu kenyataanya kok." Jika biasanya Alvin akan sembunyi-sembunyi mengaguminya, maka malam ini ia secara gamblang mengatakannya.

"Oh berarti cuma malam ini aja nih aku cantiknya? Kemarin-kemarin enggak gitu?"

"Ee-ehh." Alvin tergugu, bingung sendiri. "Emang ada ya cewek ganteng?"

"Kebiasaan kan, aku nanya di jawab nanya lagi." Fara merenggut, salah satu kebiasaan Alvin yang membuatnya kesal.

Alvin sendiri hanya tersenyum kecil, menanggapi kekesalan istrinya.

"Mungkin karena baju yang aku pake ini kali ya, aku cantik?"

"Emang bajunya cantik."

"Makanya, mau bilang makasih banget sama yang udah beliin baju ini. Kamu tau A?"

"Mana aku tau? Kan kamu yang pake."

"Loh, kamu lupa?"

Alvin menggeleng, lagipula apa pentingnya mengetahui siapa yang membelikan Fara baju? Aneh.

"Ini baju kamu yang beliin loh A, di mall waktu itu. Masa lupa?"

"Oh yang itu, cuma inget harganya aja."

"Dasar ya!" Fara berdecak kesal. "Tapi serius ini bagus, makasih ya."

"Lagian kapan pilihan aku mengecewakan?"

"Kalau gitu, besok-besok beliinnya beberapa setel ya!"

"Dasar." Alvin mencibir. Tapi tidak lama kemudian dirinya juga ikut terbahak seperti Fara.

Sempat hening sejenak, sampai akhirnya Alvin kembali bersuara. "Soal temen-temen tadi, pasti buat kamu repot. Karena harus jawab pertanyaan mereka."

"It's ok. Gak masalah, emang harusnya gitu kan? Dimanapun, kapanpun, dalam situasi apapun harus selalu siap. Iya kan?"

Alvin terkekeh mendengar jawaban Fara. "Tapi, pasti bikin kamu gak nyaman?"

"Hmm. Semuanya berawal dari kita, berarti kita juga yang harus nyelesain semuanya."

"Maksudnya?"

"Hubungan kita A. Pernikahan kita yang kita tutupin, akan ada waktunya semua orang tau. Dan mereka pasti akan nuntut jawaban dari penasaran mereka, tentang hubungan kita." Fara menyadari bahwa semuanya mereka yang mengawali, maka harus siap juga dengan segala konskwensinnya.

"Yang aku gak suka, pertanyaan mereka merembet kemana-mana Ra. Termasuk privasi kita, gak cukup apa buat mereka tau soal status kita aja?"

"Menurut aku sih wajar aja, mungkin akan berbeda ceritanya kalau acara pernikahan kita dipublikasikan. Lagian ini bukan pertama kali A, sebelumnya kita juga sering menghadapi masalah seperti ini."

"Mungkin akan berbeda ceritanya juga, kalau aku nikahnya bukan sama penulis buku terkenal." Alvin segera menimpali.

"Dan mungkin ceritanya juga akan berbeda, kalau aku gak nikah sama cowok yang punya mantan nenek lampir." Fara terbahak, mengingat perkataan teman-teman Alvin yang selalu menyebut mantan suaminya itu adalah nenek lampir.

Dan pada akhirnya, mereka sama-sama menyalahkan cerita mereka yang berbeda. Tanpa tau, Tuhan telah menyiapkan cerita yang sama untuk keduanya.

"Gak usah khawatir A! Ibarat kata ini sebuah seminar, pertanyaan-pertanyaan mereka itu seperti sesi Q&A. Dimana aku harus siap jawab dari segala problem pertanyaan. Kamu tau sendiri, hal seperti itu udah jadi makanan aku sehari-hari." Perdebatan mereka akan semakin memanjang jika tidak segera di selesaikan. Maka dari itu Fara memilih mengakhirinya.

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang