•Part 5|| Bimbang Ragu

28.3K 1.9K 4
                                    

Hari begitu cepat berganti, waktu begitu cepat berlalu. Sampai akhirnya tiba di waktu yang sudah ditentukan. Waktu yang sudah menjadi kesepakatan bersama, antara kedua belah pihak keluarga.

Dua bulan berlalu, setelah pertemuan antara kedua keluarga di Jakarta. Ternyata, bukan hanya sekedar untuk makan malam bersama saja. Ada hal lain di samping itu semua, termasuk mempertemukan kedua pemeran utama, yaitu Alvin dan Fara. Saling lebih mengenal antara satu anggota dengan anggota keluarga yang lain. Dan tentu saja untuk membicarakan kelanjutan hubungan antara Alvin dan Fara.

Dan nyatanya tanpa sepengetahuan Alvin dan Fara, keluarga mereka sudah dari jauh hari menyusun banyak rencana. Semuanya telah disiapkan, termasuk hari dan tanggal pernikahan mereka berdua.

Tentu saja baik Alvin maupun Fara sama-sama terkejut. Bagaimana tidak? hari itu adalah pertama kali mereka untuk bertemu, dan di hari itu pula mereka menerima kenyataan bahwa dua bulan selanjutnya mereka akan menikah. Tepat ditanggal yang sama. Dan ternyata, hari itu bertepatan dengan 5 tahun kepergian Alm.  Abi, Ayah dari Alvin.

Awalnya mereka menolak, karena ini terlalu cepat. Tapi mau bagaimana lagi, itu semua sudah menjadi bagian dari keputusan yang sudah mereka ambil. Walaupun secara paksa tapi harus berlapang dada untuk menerima. Toh baik Alvin ataupun Fara sama-sama melakukan itu semua demi keluarganya.

..........

"Gak ada dari sananya ya Ra. Besoknya nikah hari ini masih keluyuran. Nongki gak jelas kayak gini."
Entah untuk ke seberapa kalinya, Fara mendengar seseorang yang sedang misuh-misuh dihadapannya. Tepat didepannya kini, ada seorang wanita lebih tepatnya lagi calon emak-emak. Dan dia adalah sahabat Fara dari zaman masih dalam gendongan Mamah. Dalam artian, sejak mereka kecil.

Mazaya Adriana, atau lebih akrab dipanggil Maya. Mamay itulah nama kesayangan Fara untuknya. Sifat dan prilakunya tidak jauh dari Fara. Sejak kecil mereka selalu bersama mulai dari zaman TK sampai dunia kerja. Seakan dunia milik mereka berdua. Tak jarang banyak orang yang menganggap mereka saudara kembar. Semuanya harus berdua dan sama-sama. Bahkan saat mereka kecil dulu, ketika yang satu sakit maka yang satu pun ikut sakit. Sayang, mereka berbeda dalam urusan jodoh. Maya lebih utama naik pelaminan sejak enam bulan lalu. Dan saat itu Fara sudah jarang bertemu dengan Maya. Dikarenakan Maya yang ikut tinggal bersama suaminya di Jakarta. Hanya sesekali mereka bertemu.

"Kalau kata Mamah. Bagus dong Ra berarti kita jadi yang pertama."
Dengan persis, Fara menirukan gelagat Mamahnya. Bersamaan pula dengan mendarat nya sebuah sedotan di jidatnya.

"Mamay kok kdrt sih." Terdengar nada manja dan kesal dalam suara Fara.

"Geli gue sama lo Ra."
Maya bergedik geli melihat tingkah Fara.

"Bukan ulat bulu." Jawab asal Fara.

"Fara please deh. Besok lo tuh nikah. Lo tuh calon pengantin Ra, bakal jadi ratu sejagad seharian. Harusnya lo di rumah di pingit,luluran, spa kek atau apalah itu."

"Repot tau gak." Jawab Fara acuh.

"Coba deh lo ngaca. Miris gue lihat penampilan lo, kayak anak yang terlantar tau gak? Kumel banget sih ih."
Maya tidak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya ini. Besok wanita itu akan menikah, tapi penampilannya jauh dari kata calon pengantin. Sungguh miris!

"Biarin sih, besok gue mau nikah ini."
Sahutnya masa bodo. Menurut Fara, dirinya sudah laku ini, jadi untuk apa bernampilan menarik? Toh, mana sempat ia kepikiran soal penampilan, karena sekarang otaknya dipenuhi dengan persoalan pernikahannya besok.

"Tau kalau kayak gini, mending gue dirumah aja ngelonin laki gue." Sungguh menyesal Maya menemani Fara, jika begini ujungnya.

"Mulut lo May." Desis Fara memperingati. Mereka sedang berada di tempat umum sekarang, dan seenaknya Maya berkata ambigu seperti itu.
"Lagian maaf ya mbak, yang nyuruh anda kesini siapa ya? "

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang