Untuk kesekian kali, Alvin pulang kerumah disambut dengan kesunyian. Padahal sepanjang perjalanan dirinya selalu berdoa, agar ada keajaiban malam ini. Namun doanya belum juga terkabul, keadaan rumah tidak berubah dari kemarin yang masih saja dihiasi kehingan.
"Air hangat udah aku siapin buat kamu mandi. Setelah selesai, kita makan sama-sama yah."
"Kenapa gak makan duluan?"
"Udah seharusnya kita sama-sama A. Lagian dimana lagi kita bisa berduaan selain di meja makan?"
Saat itu jawaban Fara membuatnya tertegun. Ia sempat tidak paham maksud Fara, bukankah dirumah ini mereka hanya berdua? Itu berarti, bukan hanya dimeja makan mereka bisa berduaan. Namun ternyata, Fara punya arti lain.
Dan karena itu Alvin sadar, ia memang tidak pernah menghabiskan banyak waktu bersama Fara. Dalam artian, waktu yang benar-benar mereka gunakan untuk bersama layaknya seperti pasangan suami istri lainnya. Selain kesibukan masing-masing, memilih untuk saling menghindari pun menjadi penyebab mereka tidak banyak menghabiskan waktu bersama meski berada di bawah atap yang sama.
Dan sekarang, Alvin menyesali hal itu. Seandainya sejak awal ia menerima pernikahan mereka, mungkin akan banyak waktu dan momen manis yang dirinya lewatkan bersama Fara selama ini. Bukan hanya meja makan, tapi setiap waktu dan tempat yang mereka lalui bersama akan menciptakan kenangan.
Kini, Alvin hanya menatap nanar tempat yang menjadi favorit Fara menunggunya pulang kerja. Jam berapapun dirinya pulang, Fara akan menunggunya sambil memangku sebuah laptop atau kadang istrinya itu sampai ketiduran.
Lagi, malam ini ia harus berteman baik dengan kesunyian. Dengan timbunan rindu yang semakin membelenggu. Alvin rindu istrinya, Alvin rindu perhatian kecil yang istrinya berikan, Alvin rindu momen manis mereka, andai ia bisa memutar waktu.
Tinggg nongg...
Kesadaran Alvin kembali, saat mendengar suara bel yang dibunyikan pertanda ada seseorang yang datang. Dalam benak Alvin bertanya-bertanya, siapa yang bertamu malam-malam seperti ini?
Entah kenapa? Alvin berhap itu Fara.
"Selamat malam."
Ada rasa kecewa, saat ternyata harapannya tidak lagi terwujud. Karena nyatanya yang datang adalah seorang pria.
'Iya, maaf ada urusan apa?""Saya Evan." Sahutnya memperkenalkan diri.
Sejenak Alvin memberikan tatapan menelisik. Dirinya tidak mengenal sosok pria dihadapannya ini, namun ia juga tidak asing dengan namanya.
"Ayah nya Keyra." Imbuhnya memperjelas.
Sejenak Alvin terkejut, karena untuk pertama kalinya ia bertemu pria yang selalu Dira bicarakan. "Kamu suami Dira?" Tanyanya yang merupakan kenyataan.
"Ah benar. Ternyata kalian memang mengenal baik." Sahut Evan membenarkan.
Alvin tersenyum kecil menimpali. "Silahkan masuk."
"Maaf jika saya mengganggu waktu kamu." Ujar Evan setelah mereka duduk diruang tamu. Ada rasa tidak enak hati, saat ia bertamu malam-malam seperti ini. Namun bagaimana lagi? Ini penting baginya.
"Tidak masalah." Sahut Alvin dengan ramah.
"Kamu baik, pantas Keyra menyukai kamu."
Alvin tersenyum menimpali. Ternyata Keyra menceritakan tentangnya pada Evan.
"Keyra banyak cerita tentang kamu sama saya. Keyra bilang, di punya Om Hero di Indonesia. Katanya kamu sering nemenin dia tidur, kamu juga sering ajak dia jalan-jalan. Dan dia paling seneng, kalau kamu beliin mainan." Jelas Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...