•Part 42|| Kesalah Pahaman

29.4K 1.9K 38
                                    


Akhirnya setelah sekian lama Fara mencari jawaban dari teka-teki mengenai masa lalu Alvin, kini terungkap sudah. Tentang bagaimana kisah Alvin dan Dira dulu, sebelum mereka bertemu dan menikah. Termasuk adanya perubahan besar dalam hidup suaminya sejak enam tahun terakhir.

Kenyataan yang selama ini Alvin sembunyikan, namun sedikit demi sedikit Fara kumpulkan. Sampai akhirnya, Fara tau apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu suaminya. Sebelum ia menyimpulkan, Alvin terlebih dahulu memberitahu. Walaupun tidak secara langsung, tapi pembicaraan kemarin malam Alvin dengan Hana. Cukup membuat Fara untuk mengetahui semuanya.

"Ngelamun aja."

Kesadaran Fara kembali, saat suara bariton seorang pria mengejutkannya.
"Mas Ibrar."

"Padahal aku dari tadi loh disini."

Fara terkekeh, dirinya melamun sejak tadi. Jadi tidak menyadari kehadiran Ibrar.
"Sorry Mas, aku gak tau."

"It's okay." Ibrar tersenyum kecil. "Secangkir kopi?" Tawar nya, mengingat keberadaan mereka yang tengah berada di sebuah cafe. Tepat berhadapan dengan aula seminar.

"Aku gak ngopi Mas."

"Terus ngapain disini?"

"Ngikut ngadem aja." Jawab Fara dengan senyum mengembang.

Ibrar terbahak, garis melengkung diwajahnya semakin melebar saat melihat paras manis nan anggun wanita dihadapannya. Jantungnya selalu berdetak kencang, dan ada rasa yang menyelusup dibenak untuk memiliki. Namun rasa itu harus enyah seketika, setelah kenyataan bahwa Fara sudah ada yang memiliki. Pahit memang terasa, namun Ibrar tidak bisa berbuat apa-apa selain kembali mengubur rasanya dalam-dalam sebelum terlalu jauh.

"Aku duluan ya Mas." Ucap Fara sembari bergegas berdiri untuk pergi.

"Kita bareng aja." Langkah lebar Ibrar, mengikuti Fara.

"Loh gak jadi ngopi?"

"Sendiri mana enak?"

Fara terkekeh, sebelum akhirnya langkah mereka  berlalu ke luar area cafe bersama Ibrar.

Namun hal yang tidak pernah di duga terjadi saat Fara akan menyebrang jalan, mengingat tempatnya kini bersebrangan dengan mobilnya terparkir. Sebuah motor dengan laju cepat tiba-tiba menyempet begitu saja, membuat Fara terkejut seketika dan tubuhnya terhuyung kebelakang. Beruntung Ibrar bergerak cepat dan sigap menopang tubuh Fara yang hendak terjatuh ketanah.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Ibrar dengan panik.

Fara mematung, keterkejutan masih menguasai. Sebelum akhirnya rasa sakit menjalar di area kaki kanannya, karena terkena benturan motor tadi yang kini sudah menghilang tanpa bertanggung jawab.

"Aawwsshh."
Fara meringis, seraya beringsut dari tubuh Ibrar. Mengingat posisinya yang begitu dekat.

"Mana yang sakit Ra?" Tanya Ibrar dengan panik.

"Kaki aku Mas." Jawab Fara, sembari menahan sakit.

Ibrar kian memanik. "Perlu kita ke dokter?"

Fara menggeleng lemah. "Enggak usah." Tolak Fara, karena dirasa lukanya tidak terlalu parah.

"Biar aku anter pulang." Tawar Ibrar, saat melihat kondisi Fara yang tengah cedera.

"Gak usah Mas, ngerepotin." Jawab Fara cepat.

"Kondisi kamu sekarang, gak memungkinkan buat nyetir sendiri Ra."

"Tapi Mas, nanti mobil kamu gimana?"

"Itu masalah gampang, yang penting sekarang aku anter kamu pulang."

"Tapi Mas..."

"Gak ada penolakan." Ucapnya tanpa terbantahkan.

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang