Sementara di tempat lain, seorang pria tengah duduk termenung di balkon rumahnya. Sorot matanya tertuju pada satu arah. Raganya diam tapi tidak dengan hati dan pikiran nya yang berputar.
Pria itu adalah Alvin, pria yang tidak akan lama lagi akan melepas masa lajangnya. Tepat dihari esok. Harusnya ia antusias dan bersiap untuk menyambut hari bahagianya besok. Tapi jika itu terjadi atas keinginannya.
Tidak mudah bagi Alvin, mengambil keputusan yang cukup besar dalam hidupnya ini. Keputusan yang diambilnya kali ini, bukan atas kemauannya sendiri, bahkan tidak ada sama sekali dalam pikirannya. Tapi demi memenuhi keinginan terakhir orang yang sangat ia cintai. Maka dengan terpaksa akan Alvin penuhi.
Ya, semua yang terjadi atas kemauan sang Ayah tecinta. Pria yang sangat dihormatinya, pria yang menjadi panutan nya selama ini. Tapi sayang, ternyata Tuhan lebih menyayanginya. Sang ayah pergi tepat 5tahun yang lalu karena sakit jantung yang dideritanya. Kehilangan terbesar yang Alvin rasakan saat itu.
"Alvin putraku, tetaplah jadi pria kuat untuk Bunda dan kedua adikmu. Jaga mereka sekuat tenaga, terutama Bunda. Bahagiakan mereka sebisa kamu nak. Jangan biarkan mereka merasa kehilangan sosok pemimpin dirumah ini. Ayah serahkan tanggung jawab Ayah kepadamu. Dan satu lagi keinginan terbesar Ayah. Bawa putri Faris kerumah ini dan jadikan dia pendamping hidup kamu. Jaga dia bahagiakan dia seperti Bunda, Anya dan Alin. Ayah yakin kamu bisa."
Seketika Alvin teringat dengan pesan terakhir sang Ayah. Alvin masih ingat, saat itu Ayahnya datang menghampiri dengan keadaan yang sakit. Awalnya hanya berbincang hal biasa sampai akhirnya sang Ayah menyampaikan pesan terakhirnya. Waktu itu Alvin hanya menganggap sebatas nasihat biasa saja, tapi ternyata semua keluarga sudah tau. Dan itu adalah keinginan terbesar dan terakhir dari sang Ayah. Karena tepat keesokan harinya sang Ayah pergi untuk selamanya.
5 tahun telah berlalu. Dan selama itu juga Alvin belum bisa mewujudkan keinginan sang Ayah. Selain dirinya belum tau siapa putri dari teman Ayahnya itu, ia juga belum siap untuk menata hati kembali. Setelah seseorang memecahkannya begitu saja.
Seseorang yang saat ini masih menjadi penghuni hatinya, pengisi pikirannya, tidak peduli seberapa besar sakit yang telah seseorang itu goreskan dalam hatinya. Namun Alvin yakini ada sesuatu dibalik kepergiannya yang tanpa alasan waktu itu. Walau sampai detik ini, dirinya tidak pernah tau.Waktu yang terus bergilir, tidak sedikitpun mengikis harapan Alvin untuk kembalinya seseorang yang ada dimasa lalunya. Seseorang yang cukup berpengaruh dalam hidupnya. Dan sudah bukan rahasia umum lagi, apa yang terjadi pada dirinya sekarang, seseorang itulah yang menjadi alasannya.
"Kamu dimana? Kembalilah. Aku rindu."
Begitulah batin Alvin berteriak kala mengingatnya.
Beralih dari bayangan masa lalu, Alvin kembali ke keadaanya saat ini. Jujur saja hatinya belum sepenuhnya menerima bahkan tidak. Tapi demi memenuhi keingin orang yang ia sayangi, maka dengan berat hati akan dirinya terima. Apalagi, sudah menjadi tanggung jawab Alvin membuat keluarganya bahagia. Dan dapat dirinya saksikan sendiri, betapa bahagia Bunda dan kedua adiknya, saat dirinya menyetujui pernikahan ini. Dan tentu saja Sang Ayah yang sudah tenang disana.
Dan tentang dengan siapa dirinya akan menikah. Tiba-tiba kilasan dua bulan lalu melintas dalam pikiran Alvin. Apalagi kalau bukan tentang wanita yang akan menjadi istrinya itu.
Sudut bibir Alvin tertarik membentuk senyuman kecil di wajahnya. Dirinya ingat betul, tentang bagaimana cerobohnya wanita itu. Terutama sorot matanya. Baru kali ini Alvin menemukan kehangatan sorot mata dari orang lain selain dari Bundanya. Bahkan berbeda, ada yang lain dari sorot mata itu sehingga mampu membuat hatinya menghangat dan mampu menciptakan ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...