•Part 50|| Hampa Tanpanya

37.9K 2K 104
                                    

Teruntuk kamu yang setahun lalu resmi menjadi suamiku ...

Aku pernah bilang bukan?
Kalau aku gak akan pernah pergi, selama kita mau sama-sama berjuang dalam hubungan ini.
Aku akan tetap berjuang, jika yang akan aku dapatkan adalah sebuah kepastian.
Kamu juga selalu bilang A, bahwa kita harus berjuang dan melangkah bersama dalam setiap lembar kehidupan rumah tangga yang kita jalani saat ini.

Namun nyatanya, kamu malah membiarkan aku berjuang sendirian.
Kamu juga selalu meminta untuk aku nunggu A, tapi kamu sendiri malah diam ditempat.

Dan sekarang aku berada diposisi lelah berjuang dan sadar diri bahwa aku tidak pantas untuk diperjuangkan.

Aku menyerah...

Sedari awal harusnya aku sadar, bahwa aku hanya sebatas istri yang dikarenakan perjodohan dan bukan atas keinginan kamu A. Seharusnya aku tidak cepat jatuh cinta, dan dengan percaya dirinya aku merasa bahwa kamu punya rasa yang sama. Dan seharusnya aku tidak pernah berusaha masuk dalam hati kamu untuk menggantikan posisi dia yang sudah lama bertahta.

Seharusnya aku tau, bahwa cinta kamu tidak akan pernah pudar untuknya. Tanpa peduli sebesar apa luka yang sudah ia berikan. Bahkan usaha yang aku lakukan untuk menjauhkan kalian tidak menghasilkan. Bukannya aku jahat karena ingin memisahkan kalian. Tapi aku takut, takut untuk kehilangan kamu A. Mengingat kalian masih memiliki rasa yang sama dan tidak ada kemungkinan jika kalian bersama.

Andai rasa itu tidak ada, mungkin aku gak akan berharap lebih pada hubungan kita. Dan gak akan pernah rasa kecewa ini aku telan, saat tau bahwa kamu memang tidak pernah punya perasaan.

Maaf A, jika kehadiran aku selama ini hanya menjadi beban. 
Dan maaf, jika kehadiran aku menjadi pengganngu dan penghalang hidup kamu selama ini.

Dan...

Terima kasih A.
Sejauh ini sudah mau menerima aku sebagai istri kamu walau tanpa adanya perasaan.
Karena aku tau, perasaan tidak pernah bisa dipaksakan.
Sekeras apapun aku menggapainnya, hasilnya tetap sia-sia jika rasa itu tidak pernah ada untuk aku dan hanya ada untuknya.
Terima kasih juga A,
Sudah mengajarkan aku banyak hal dan membuat hari-hari aku berwarna selama satu tahun ini.

Oh iya, aku pergi untuk kembali.
Jangan cari dan kahwatirin aku disini. Aku pasti baik-baik aja.
Aku cuma butuh waktu sendiri.
Dan memberi kamu waktu untuk berpikir seberapa berharga dan berartinya aku dalam hidup kamu.
Selama aku pergi, aku harap hati dan perasaan kamu udah sepenuhnya untuk aku.

Semoga saja.

Jaga diri baik-baik!
Jaga pola makan!
Istirahat yang cukup.
Jangan sampai Om Bram marah karena kamu jadi pasien nya lagi.

Selamat satu tahun pernikahan❤

Salam penuh cinta.

         Fara.

Dengan sendirinya air mata Alvin lolos, setelah ia selesai membaca tulisan Fara dalam secarik kertas yang dirinya temukan di tempat tidur. Tubuhnya meluruh runtuh kelantai, seiringan dengan hati dan perasaannya juga yang ikut runtuh. Alvin masih berada diantara ambang percaya dan tidak percaya bahwa istrinya kini tidak lagi disampingnya.

Bodoh.

Alvin merutuk pada sendiri, bagaimana dirinya bisa melupakan hari jadi pernikahan mereka yang pertama. Alvin juga sempat terkejut saat mendapati keadaan isi rumah yang sudah dihias sedemikian rupa. Yang ternyata itu adalah ulah Fara, untuk merayakan hari jadi mereka kemarin.

Perfect With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang