"Kebayang gak Ra, kalau nanti kita jalan bareng. Gak ada lagi namanya nongki-nongki cantik, yang ada kita jalan sambil gendong anak. Pasti seru Ra."
Fara terkekeh mendengar ungkapan Maya. Dan tentu saja hatinya mengaminkan."Makanya Ra, usahanya lebih keras lagi, jangan dikasih libur lah. Biar cepet jadi."
Semua orang mengalihkan pandangan, saat tiba-tiba Ratmi- Ibu dari Maya datang dengan membawa aneka kue kering."Mamah mulutnya ih."
Maya memberi peringatan pada Ratmi."Ya emang bener kan? Dulu aja Mamah pas mau dapetin kamu, hampir tiap waktu. Jangan so polos deh kamu. Udah ada hasil gitu ko."
Begitulah Ratmi, sudah bisa menebak bukan dari mana sikap absurd Maya?."Itu kan urusan Mamah sama Bapak."
Wajah Maya merah padam akibat malu atas ucapan Ratmi."Harus dibahas banget ya Bi?"
Timpal Fara dengan memanggil Ratmi Bibi."Ya harus lah Ra. Kita semua tau kalau pengalaman itu adalah guru terbaik. Anggap aja disini Bibi lagi jadi Guru dengan pengalaman Bibi. Dan kamu muridnya."
"Gak tentang bikin anak juga kali Mah."
"Tetap aja itu Ilmu. Apapun Ilmunya pasti berguna. Iya kan Ra?"
"Iya Bi, nanti Fara usahain."
"Jangan iya iya aja Ra. Lakuin, kalau bisa waktunya di tambahin."
Semua orang memandang tajam Ratmi. Bisa-bisanya orang tua ini menjelaskan hal yang terbilang vulgar di depan umum. Untung saja ruangan ini cukup jauh dari orang ramai."Ekhemm.."
"Ekhem ekhem."
Alvin dan Hafiz berdehem. Menyadari topik pembicaraan yang tidak seharusnya."Nak Alvin juga, stamina nya di tambahin lagi. Bila perlu seharian kamu kurung Fara. Dan ya Hafiz juga, jangan pelit lah bagi-bagi tips dan trick nya sama Alvin."
Alvin dan Hafiz hanya mengangguk menurut, tidak habis pikir bisa-bisanya Ibu yang satu ini menjelaskan secara gamblang prihal urusan begituan."Oh ya Ra, kalian nikah kan udah empat bulan. Udah coba periksa ke Dokter belum?"
Ratmi kembali mengalihkan perhatiannya pada Fara."Belum Bi."
"Coba atuh, takutnya ada masalah di antara kalian. Kamu kan perempuan Ra harusnya lebih peka sama hal itu. Wanita itu gak akan sempurna kalau belum jadi Ibu."
Terkesan memaksa, Ratmi terus memojokan Fara."Iya bi nanti Fara coba."
"Harus itu, anak itu salah satu penguat hubungan, kalau gak ada anak gimana? Ya jangan sampai sih."
"Mamahh."
Maya kembali memberi peringatan pada Ratmi."Mamah kan cuman ngasih tau, soalnya lagi ngeri dengerin gosip tetangga yang cerai karena...." Ratmi tidak melanjutkan perkataannya karena Alvin yang tiba-tiba menyela.
"Maaf Tante, kita nikah baru empat bulan. Kita masih nikmatin masa pacaran kita. Soal anak kita gak ambil pusing, akan ada saatnya. Mungkin sekarang kita belum dikasih kepercayaan, karena ingin kita memperbaiki diri agar jadi orang tua yang baik."
Semua orang terpana mendengar jawaban Alvin, termasuk Fara. Tidak menyangka Alvin akan berani mengatakannya, padahal dari tadi dia terlihat seakan tidak peduli.Menyadari suasana yang mulai tegang, Ratmi memilih undur diri. Begitupun Maya yang mengajak Fara pergi.
"Saya kenal mereka udah lama Mas. Dan gak nyangka kalau sifat mereka gak hilang gitu aja walau tergerus usia."
Hafiz mendekati Alvin, mencoba untuk mencairkan suasana."Mas hebat, bisa sabar ngadepin mereka."
"Ya itu juga disabar-sabarin, bahaya kalau dapet amukan mereka. Apalagi kalau saya gak dapet jatah dari Maya. Lebih bahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...