"Good morning."Fara terkejut, sekilas dirinya mematung saat tiba-tiba Alvin memeluknya dari arah belakang. Bahkan sepatu la yang dipegangnya sampai terjatuh.
"Pagi juga A." Jawabnya dengan tergugu. Jantung Fara berdebar kencang, antara rasa senang dan tidak nyaman bercampur aduk setelah menerima perlakuan manis Alvin.
Wajar saja karena Fara belum terbiasa, mengingat pernikahan mereka berbeda dari pasangan lainnya. Hubungan yang diawali keterpaksaan membuat keduanya saling sungkan untuk bermesraan di awal-awal mereka menjalani pernikahan. Ditambah dengan sikap Alvin yang dingin dan acuh membuatnya seakan hidup dengan orang asing dibawah atap yang sama. Namun secara perlahan semuanya berubah, terutama saat hubungan mereka mulai membaik. Tidak ada lagi Alvin yang dingin, bahkan terkadang suaminya itu lah yang memulainya terlebih dahulu. Walaupun sikap Alvin yang acuh dan menyebalkan tidak hilang sepenuhnya, namun Alvin memiliki cara tersendiri untuk membuatnya bahagia.
Alvin sempat terkekeh, dirinya gemas karena mendapati reaksi Fara. "Masak apa sih aromanya sampai ke cium keatas tau?" Tanyanya dengan dekapan yang semakin erat.
"Ayam bumbu rendang." Sahutnya dengan tubuh yang bergerak tidak nyaman. "Bisa lepasin aku sebentar, aku harus siapin sarapan." Pintanya.
Bukannya Fara enggan, malahan hatinya bersorak kegirangan. Namun hal tersebut berbahaya bagi jantungnya. Karena semakin lama, semakin cepat pula tempo jantungnya berdetak.
Alvin tersenyum jahil, dirinya enggan untuk beranjak dari posisi yang membuatnya nyaman. Walaupun ia juga belum terbiasa, namun berdekatan dengan Fara mampu menciptakan kedamaian dan ketenangan dalam hatinya.
"Kalau kamu kayak gini, aku susah buat masaknya A." Fara mencebik kesal, karena Alvin masih saja betah berada dibelakangnya.
"Lagian tumben banget sih, masih pagi udah peluk-peluk aja?"
"Pelukin istri sendiri gak bikin dosa Ra." Sahut Alvin tanpa mempedulikan wajah kesal Fara. Namun tidak berapa lama Alvin ingat akan sesuatu yang harus dikerjakan. Membuatnya terpaksa melepaskan Fara dan membuat istrinya itu bersorak kegirangan.
"Gimana masalah pekerjaan kamu A? Udah selesai?"
Tanya Fara l, setelah menghampiri Alvin yang fokus dengan laptonya.Sekilas Alvin mengalihkan perhatiannya. "Begitulah Ra, beruntung kliennya memahami permasalahan kita. Jadi dia ngasih kesempatan untuk kita terus ngerjain peroyeknya dan memperpanjang waktu."
Alvin patut bersyukur, walaupun permasalahan pekerjaannya belum selesai sepenuhnya. Tapi sedikit demi sedikit mulai terselesaikan dan menemukan jalan keluarnya. Dengan begitu beban pikirannya sedikit berkurang sekarang.
"Syukur kalau begitu A. Somoga semuanya cepat selesai." Sahut Fara yang ikut merasa senang.
Alvin tersenyum simpul menimpali Fara. Dalam hati ia mengaminkan apa yang Fara doakan, karena itu juga yang dirinya inginkan.
"Hari ini pulang jam berapa A?"
Tanya Fara setelah sampai ditempat batas biasa ia menghantarkan suaminya.Sejenak Alvin berpikir, mengingat-ingat tentang jadwal pekerjaannya hari ini. Mungkinkah dirinya pulang cepat atau tidak? "Kayaknya aku pulang cepet deh Ra, soalnya hari ini aku mau ngecek ke kelapangan langsung, paling ke kantor sebentar terus langsung pulang."
Jelas Alvin mengenai jadwalnya hari ini."Bagus kalau gitu." Fara berseru nyaring. Sebelum sedetik kemudian dirinya menyadari reaksinya barusan yang berlebihan dan bisa saja menimbulkan kecurigaan.
Alvin menaikan sebelah alisnya. "Emang kenapa?"
"Enggak ada apa-apa kok A." Jawab Fara gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...