Udara yang masih segar dan panas matahari yang belum menyengat, menjadi perpaduan yang pas bagi Fara untuk membakar lemaknya. Berlari kecil menyusuri sepanjang pinggiran pantai, cukup membuatnya terengah-engah karena panjangnya jarak yang sudah di tempuh. Karena sejak pagi dirinya disini, tanpa didampingi sang suami. Yah, karena suami tampannya itu malah memilih kembali mengarungi dunia mimpi.
Semenjak mereka berbulan madu disini, jam tidur Alvin jadi bertambah di pagi hari. Padahal biasanya, pria itu paling bersemangat jika menghabiskan pagi dengan berolah raga. Entahlah kenapa? Apa mungkin, karena akhir-akhir ini mereka selalu bergadang? Jadi jam tidur malamnya berkurang.
Yah, you know what lah...
'Huufttt'
Setengah botol air mineral baru saja Fara teguk untuk menghilangkan dahaga, tubuh lelahnya ia dudukan di salah satu bangku kayu yang tersedia. Menghela nafas secara perlahan, Fara berusaha kembali menetralkan kondisi tubuhnya.
"Mbak permisi."
Perhatian Fara teralih pada seorang wanita yang tiba-tiba menghampirinya."Iya, ada apa Mbak?"
"Boleh saya minta tolong?" Pintanya dengan nada yang seakan sedang menahan sesuatu.
Fara menaikan kedua alisnya. "Kenapa?"
"Saya mau nitip anak saya sebentar, saya gak tahan harus ke kamar kecil."
"Tapi Mbak..." Fara ragu, masalahnya mereka tidak saling mengenal. Apakah wanita itu percaya padanya?
"Saya tau Mbak orang baik. Kita juga sempat bertemu beberapa kali di hotel." Sahut wanita tersebut meyakinkan.
"Ya udah Mbak."
Pada akhirnya Fara setuju, dirinya juga tidak tega melihat kondisi wanita itu sekarang."Saya tidak lama, nanti saya temui lagi disini."
Fara tidak sempat menjawab, karena wanita yang ia tidak ketahui itu langsung berlalu begitu saja. Meninggalkan bayi mungil cantik yang kini sudah beralih dalam pangkuannya.
"Hay cantik. Tungguin sama tante yah, nanti Mamahnya balik lagi. Ok." Oceh Fara dengan nada riang.
Seakan paham akan wanita dewasa dihadapannya, bayi cantik yang kisaran berusia satu tahun itu menyahuti dengan gaya khasnya.
"Yaya ya yaa...""Ih gemes banget sih kamu."
Ada harapan besar, saat Fara menatap dalam bayi yang berada dalam pangkuannya. Ia berharap, semoga si kecil segera hadir diantaranya dengan Alvin. Agar kebahagiaan mereka semakin bertambah dan melengkapi keluarga kecilnya.
Bukan hanya untuk keduanya, tapi untuk keluarga besar mereka juga. Tidak ada hentinya Fara berdoa, agar harapan itu terwujud segera. Mengingat usia pernikahan mereka juga sudah cukup lama, kecuali usaha mereka yang belum lama. Tapi tidak ada salahnya bukan, kalau Fara berharap banyak?
"Ketemu juga kamu."
Seru Alvin, saat ia berhasil menemukan keberadaan istrinya.Fara tersenyum kecil. "Aku kira kamu gak akan nyusul."
Alvin mendudukan dirinya disamping Fara. Ia sempat keheranan menatap bayi kecil yang sedang Fara pangku. "Anak siapa yang kamu curi Ra?"
"Sembarangan!" Bantah Fara cepat. "Bisa bikin sendiri, kenapa harus nyuri?" Sahutnya sarat akan nada kekesalan. Lagipula kenapa suaminya itu menyangka ia mencuri? Adakah tampang pencuri dalam wajah Fara? Dasar!
"Husss! Itu mulut." Alvin memberi peringatan atas perkataan Fara yang terdengar ambigu dan sekenanya.
Fara tertawa renyah menyadari kesalahannya.
"Abisnya, istri sendiri dikira pencuri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect With You [END]
RomanceB e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia muda sebagai seorang penulis terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Alvin, arsite...