Toha kelabakan saat sadar meja kosong Pak Rendi berada tepat di sisi lain mejanya. Salah apa dia di kehidupan lalu sampai ketiban sial beruntun seperti ini."Bu Esti, bisa tukeran meja nggak?" pinta Toha karena selain faktor jarak meja mereka dekat, hanya Bu Esti guru yang cukup akrab dengannya di ruangan itu.
"Duh ... gimana, ya? Dokumen rekapan nilai ulangan murid saya banyak. Pasti repot deh kalau mesti pindah meja segala," keluh Bu Esti sambil mengedar mata ke sekitar meja. Penuh tumpukan kardus dan lembaran jawaban hasil ulangan siswa yang belum sempat dikoreksi.
"Bu Esti tinggal pindah meja saja. Biar nanti saya yang beresin sisanya."
"Ada apa, sih? kok mendadak kamu--"
"Hai, kalian sedang ngobrolin apa?" sela Barga menjeda obrolan penuh bisikan mereka. "Kelihatan seru. Boleh saya gabung?"
Toha memutar bola mata melihat reaksi Bu Esti yang langsung melongo terbius pesona Barga. Tidak heran mengingat pendidik di sekolah itu lebih di dominasi guru bangkotan. Jadi kehadiran Barga seperti oasis di tengah gurun sahara.
"Oh, tentu saja. Mari, silakan duduk," sambut Bu Esti begitu otak kembali berfungsi normal setelah mengalami korslet selama sekian detik.
Barga segera memutar satu kursi di depan meja Toha dan duduk dengan lengan bertumpu ke sandaran kursi itu sambil menekuk satu siku menopang dagu. "Jadi, apa yang sudah kalian rencanakan?"
"Rencana?" tanya Bu Esti dengan kening mengerut.
"Ya, kalian pasti sudah bersekongkol ingin melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan siapa pun. Jangan takut, aku ada di pihak kalian."
Bu Esti kontan terbahak ketika memahami kalimat yang terkesan berbelit itu. "Kau salah paham, guru muda. Kami hanya membahas soal--"
Toha segera membekap mulut Bu Esti sebelum bocor dan membuatnya tampak seperti seorang pengecut di depan Barga.
"Selamat bergabung di sekolah kami. Semoga Anda betah mengajar di sini," sambung Toha memberi salam penyambutan secara formal. "Silakan bertanya kepada kami kalau masih ada peraturan yang belum jelas Anda pahami."
Barga tersenyum simpul dengan tingkah Toha. Lebih mirip bocah yang berusaha menyembunyikan kodok di kantung celana. "Ya, Pak Toha. Mohon bimbing saya."[]
