(11)

8.7K 413 4
                                    


Taman sekolah tampak sepi saat  jam istirahat. Hanya ada satu siswa duduk sendirian membaca novel di bawah naungan pohon rindang.

“Ingat tidak, saat pertama kita bertemu?” tanya Barga sambil melirik Toha yang masih memaku mata pada sosok pemuda kutu buku itu.

“Kau bocah paling jorok yang pernah kudidik,” sahut Toha dengan senyum jenaka kala siluet bayangan bocah berseragam kusam dan bergigi geripis melintas di benaknya.

Barga mengangguk. “Benar, kau sampai mengomel dan mengguyurku dengan selang air tukang kebun karena belum mandi saat berangkat ke sekolah.”

“Salahmu dekil dan bau. Bahkan sampai ada kutu loncat dari rambut gimbalmu dan hinggap di tanganku,” sahut Toha bergidik mengenang masa itu.

Alis Barga bertaut. “Benarkah?”

“Ya, aku sampai harus membeli sisir khusus untuk mengusir mereka dari helaian rambutmu,” tegas Toha sambil menoleh menatap Barga dengan sorot prihatin. “Ya, tuhan. Di mana ibumu saat itu?”

Barga mengendik bahu. “Aku sengaja agar bisa selalu mandi dengan guyuran selang airmu.”

“Dasar murid badung! Bikin repot aku saja,” balas Toha refleks menjewer telinga Barga seperti yang sering dilakukan dulu.

“Kalau bisa, aku ingin kembali ke masa lalu,” angan Barga sambil mencekal tangan Toha dan mengeluskan pipi ke telapak tangan itu. “Betapa aku sangat merindukan sentuhanmu, Toha.”

Toha refleks menarik tangan dari genggaman Barga. Memandang sekitar dengan napas tak beraturan dan detak jantung menggemuruh liar.

“Ada jadwal mengajar di kelas XI IPA 2 sekarang,” pamit Toha lekas bangkit dari bangku taman begitu bel istirahat berakhir berdering. “Duluan, ya.”

“Toha!” panggil Barga membuat Toha menjeda langkah dan menoleh.

“Y-ya?”

“Sabtu besok, kau ... bebas?”

Kening Toha mengerut. “Bukankah ... kau ada janji kencan dengan Nisa?”

“Kita bisa menonton bioskop bertiga. Ada film menarik sedang tayang, lho. Mau?”

“Kalian berdua saja. Selamat berakhir pekan,” putus Toha spontan sambil mengoyang susu kotak di tangan dan kembali berjalan.

Tanpa sadar Barga meremas kaleng soda sampai kempes dan penyok saat melihat serombongan siswi bersaliman dengan Toha di kejauhan sana.[]

MY BRIDEGROOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang