Tak henti-henti Zefa berbincang dengan Navla,El,Cindy dan Rahel saat berjalan menuju gerbang sekolah.Apalagi kalau bukan untuk pulang?
Dengan tulusnya,setiap kali keempat temannya itu mengajak bicaranya---Zefa selalu menampilkan senjatanya---senyuman.Senyuman yang benar-benar tulus apa adanya,tanpa ada paksaan sedikit-pun dari dalam dirinya sendiri.Karena melihat mereka tertawa,entah kenapa hati Zefa selalu saja merasa senang dan "aman" ketika berada di samping mereka semua.Tapi---ah!ia hampir saja lupa!---kalau ia mempunyai janji bertemu dengan Nala di Cafe Victoria dekat dengan sekolahnya saat ini.Entah ada acara apa,Nala menyuruhnya untuk bertemuan disana---maksudnya,kenapa tidak di sekolah saja saat istirahat tadi?sangat aneh,tapi yang anehnya lagi Zefa justru jadi penasaran apa yang akan Nala bicarakan nanti saat disana.
"Guys,gue duluan ya...bye..."ucap Zefa dan berniat ingin segera pergi dari mereka,tapi niatnya tertahan ketika Cindy mengajaknya bertos riya---trntu saja dengan diikuti yang lain---seperti Navla,El,dan Rahel juga tentunya.Sungguh,berteman dengan mereka sangat asik dan menyenangkan.
Saat selesai bertos riya dengan keempat trmannya,Zefa berlarian menghampiri Cafe yang tak jauh dari sekolahannya.Rasa penasarannya sudah terlanjur menggebu-gebu sedari tadi.
Zefa mendelik,mencari wajah sahabatnya itu disana.Dan seketika matanya berhenti dengan seorang lelaki berwajah bule yang dicampur dengan wajah keturunan Korea juga tentunya,ditambah jaket levis berwarna birunya yang menutupi seragam putih nya---tak lupa dengan headseat berwarna merahnya membuat kesan pada lelaki tersebut menjadi semakin tampan.
Dan siapa lagi dia kalau bukan Nala?
"Woy Zef,bengong aja lo! Sini duduk,gue udah nungguin lo juga dari tadi!" ucap Nala seraya membuka sebelah headseatnya yang berwarna merah tersebut.Dan itu sukses membuat pipi Zefa seketika merona.
Kenapa Zefa baru menyadarinya kalau di dalam diri Nala banyak sekali perubahan? Kenpa sekarang Nala justru terlihat----tampan? Padahal dulu saat mereka masih menginjak di Sekolah Dasar---Nala sering sekali di bully karena tubuhnya yang pendek,dan kurus,ditambah kepintarannya yang di atas rata-rata justru sering disebut-sebut "anak cupu".Untung saja dulu setiap kali Nala di bully---Zefalah yang selalu turun tangan dan memarahi orang yang berani-beraninya membully Nala---walaupun sendirinya Zefa juga sering di bully,tapi Zefa justru langsung memarahi si pembully tersebut dengan lebih kejam.Maka tak heran sejak dulu Zefa ditakuti.Tapi Zefa sendiri justru tidak mau ditakuti,karena Zefa menganggap semuanya sama---dan semuanya berteman.Jadi buat apa berteman dengannya,tapi juga takut kepadanya?
Zefa menghampiri Nala,lalu duduk di bangku cafe yang berhadapan dengan Nala.
"Kenapa lo temenan sama mereka?" tanya Nala to the point.Sedangkan Zefa sukses dibuat bingung oleh pertanyaan Nala.Sungguh,Zefa benar-benar tidak mengerti dengan maksud Nala berkata seperti itu.
"Maksud lo apa sih Nal?---temenan?---temanan sama siapa?gue gak ngerti!." Zefa mengambil handphone nya yang berada di saku sergamnya,lalu memainkannya.
"Cewek tiga orang itu,kenapa lo temenan sama mereka?"kali ini wajah Zefa yang tadinya fokus ke layar handphone nya,berubah menjadi fokus ke wajah dingin Nala.
Apa yang dimaksud Nala---El,Cindy,dan Rahel?---memang Zefa berteman dengan mereka.Tapi kenapa dari intonasi yang diucapkan Nala----seperti tidak suka dengan mereka bertiga? Apa salah mereka?menurut Zefa mereka bertiga baik.
"Ya emang kenapa gue temenan sama mereka? Salah?"pekik Zefa.Pasalnya memang benar kata Zefa,memangnya kalau Zefa ingin berteman dengan mereka bertiga kenapa? Salah kah hanya untuk sekedar berteman? Apa jangan-jangan Nala cemburu---ah tidak mungkin!.
"Apa jangan-jangan lo---"
"Apa gue kenapa? Gini ya Zef...gue... cuman mau ingetin lo Zef---lo inget kan insiden yang lo pernah di bully pas SMP sama TEMAN-TEMAN LO YANG LO ANGGAP BAIK SAMA LO---tapi apa? Mereka justru nyakitin lo Zef!"tutur Nala dengan sedikit penekanan.Sedangkan Zefa masih tetap kebingungan dengan ucapan Nala.
"Iya gue tau Nal,tapi---udahlah Nal---sekarang kita tuh udah SMA,udah saatnya buka lembaran baru.Dan gue yakin,mereka bertiga baik."ucap Zefa yang tetap keukeuh dengan pendiriannya.
Nala berdiri dari kursinya,tak lupa mengangkat tas ranselnya juga.
"Terserah lo Zef.Gue cuman kasih tau lo,karena orang yang berada di sekeliling lo belum tentu baik." lanjut Nala lalu dia segera pergi meninggalkan Zefa sendirian di cafe dekat sekolahnya itu.Sedangkan Zefa masih duduk terdiam disana,memikirkan kata-kata Nala barusan.Kenapa hari ini Nala sangatlah menyebalkan?membutnya geram saja.Tapi---Zefa tetap dengan pendiriannya---Zefa tetap akan berteman dengan mereka,mau Nala ngomong seperti apa-pun,pokoknya pendirian Zefa tetap.
...
Setelah selesai merenung,Zefa berdiri dari bangku tersebut,dan berniat untuk pulang sejarang juga.Ia melangkahkan kakinya ke pintu cafe,pertanda untuk segera Keluar dari cafe tersebut.Tapi seketika ia dikejutkan dengan seorang lelaki jangkung yang berada di depannya---yang nyaris ingin menabraknya---maka tak heran selembar kertas yang dipegang lelaki tersebut jatuh,akibat terkena lengannya.Karena merasa bersalah,Zefa meraih kertas tersebut,lalu melangambil,dan mengasihnya ke si empunya.
"Thanks."
"Btw nama lo siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is... || COMPLETE✔
Teen Fiction1 in Zefa ( Selasa, 7 April 2020). [Jangan lupa follow dulu sebelum baca] . . . "Kapan ya,gue bisa punya sahabat yang selalu ada buat gue,kayak orang-orang lain?"-Zefa . . . . Zefanya Rahel Rahmania.Cewek periang,konyol,dan tak tahu malu.Zefa terma...