17. Traktir

72 9 0
                                    

Zefa kembali berhadapan dengan Daniel di taman dekat kantin sekolah.Niatnya Zefa akan mentraktir Daniel yang sudah menemaninya di tengah hujan tadi,tapi sampai saat ini mulutnya entah kenapa malah membeku tak tahu harus berkata apa.

Ayo dong Zef! Masa tinggal ngomong gitu doang susah? Batinnya berseru.

Karena sudah mulai merasakan hawa canggung di antara keduanya,entah kesambet apa,Zefa justru tertawa lepas.Sedangkan Daniel justru mengernyitkan dahinya terksan bingung dengan tingkah aneh yang Zefa lakukan.

"Jadi gini,gue mau traktir lo makan sebagai kata terimakasih gue ke lo."ujar Zefa setelah menarik nafas dan bergerutu di dalam hati.

"Gak perlu,mending lo tabungin uang lo."cibir Daniel sambil terkekeh pelan.

Jual mahal banget sih nih anak? Batin Zefa bergerutu,tapi nyatanya Zefa hanya menampilkan senyum kikuk.

"Yaudah terserah lo,gue kan cuman nawarin."

"Iya,makasih ya Panjul,tapi mendingan duitnya lo tabungin aja..."apa Zefa tak salah dengar? Panjul? Daniel memanggilnya dengan sebutan Panjul? Cukup,baru kali ini namanya yang sudah bagus-bagus malah di panggil dengan sebutan " Panjul" sangat tidak etis.

"Lo bilang apa tadi?-"

"Woi Zefa!! Jadi kerkel gak?? Malah ngobrol terus!!"tutur Felix yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya.Bahkan Zefa bisa melihat pandangan tak suka Felix ke Daniel.

Apa mereka berdua sudah saling kenal? Atau barangkali bermusuhan?

"Asik banget ngobrolnya? Inget pacaran itu bukan di sekolah!!" cibir Felix dengan mimik wajah yang masih menatap Daniel dengan sangat tidak berdahabat.Sedangkan Daniel justru terlihat santai-santai saja,walau tangannya sudah sangat panas,ingin sekali menonjok lelaki di hadapannya ini,tapi apa daya dia harus menahannya karena dia tahu tempatnya sekarang ini berada di sekolah,kalau di luar sekolah sih,bisa saja Daniel sudah menghabisi lelaki cecungguk satu itu.

"Udah Felix! Lo kenapa sih sensian banget jadi cowok? Iya-iya,yuk kerja kelompok!"Zefa menarik lengan Felix untuk menjauh,tapi sebelumnya ia sudah memasang muka tak enak dengan Daniel.Untung saja Daniel tipe orang yang tidak emosian seperti Felix,kalau saja Daniel tipe orang yang emosian juga,pasti Felix dan Daniel sudah baku hantam sedari tadi.




Disisi lain,tanpa sadar ada yang menatap mereka bertiga dengan sangat tidak suka,dari awal hingga akhir.Matanya lalu beralih kepada sosok Zefa yang sedang menarik lengan Felix,lalu ia berdecak pelan melihatnya.

"Dasar cewek keganjenan! Awas aja ntar!!"gumam gadis berambut panjang nan lurus yang terkuncir kuda.Lalu tak lama gadis itu pergi meninggalkan kantin menuju kelasnya.

***

"Lepasin ga?"Felix menarik paksa lengannya yang terus-menerus ditarik oleh Zefa,tentu saja dengan kasar.Sedangkan Zefa justru melotot tajam ke arahnya.Dengan berharap Felix mengakui kesalahannya,tapi nyatanya tidak sama sekali,Felix justru pergi meninggalkannya entah kemana.

"Tuh anak kenapa sih? Aneh banget sifatnya!" gerutu Zefa sambil berjalan ke arah taman sekolah.Memang iya,kelompoknya akan mengerjai tugas di taman sekolah.Karena hanya tempat itu lah yang nyaman untuk berbincang santai sambil mengerjai tugas.

***

Aldo berjalan-jalan mengelilingi koridor-koridor yang ada di sekolah.Selain tujuannya untuk tebar pesona,niatnya juga Aldo akan pergi ke gedung anank IPA,tepat kelas IPA X.4,kelasnya Zlatan,selaku teman satu gengnya.Katanya anak-anak The Trouble Maker seangkatannya akan berkumpul disana,tapi karena haus terpaksa Aldo harus pergi ke kantin untuk membeli munum.

Di tengah perjalanannya menuju kantin,Aldo harus melewati taman sekolahnya terlebih dahulu.Di taman ini lebih sejuk,maka tak heran angin yang sepoi-sepoi membuat rambutnya sedikit berantakan,api tak apa,Aldo justru menyukainya.Tak sengaja mata Aldo menatap sekumpulan 5 orang yang sepertinya sedang mengerjakan tugas kelompok disana.Diantaranya terdapat 4 orang lelaki,Aldo kenal dengan kedua lelaki tersebut yang kalau tidak salah bernama Saga dan Rafli,itu pun mereka teman Aldo saat masa MPLS,kalau yang lain Aldo belum terlalu mengenalnya.Bukan hanya itu,disana juga terdapat seorang gadis yang sepertinya sedang sibuk mengajari keempat teman lelakinya itu.

Yang jadi pertanyaan Aldo,apa hanya gadis itu saja yang berada di kelompok mereka? Ah,tapi sudah lah itu urusan mereka,kenapa jadi Aldo yang memperdebatkan?

Aldo bergegas ingin pergi dari sana,karena takut ketahuan kalau sedari tadi ia memperhatikan mereka secara diam-diam,tapi sayang langkahnya terhenti ketika ia mendengar gelak tawa dari kelompok mereka,dan pandangannya tertuju kepada salah satu gadis disana.Aldo mengenalnya,yang kalau tidak salah bernama Zefa.Terlihat gadis berbut panjang yang tergerai itu sedang tersenyum manis menghadap keempat teman-temannya.

Seketika langkah Aldo berhenti,tubuhnya kaku,pandangannya tak luput dari gadis itu,Zefa.Satu hal yang harus kalian ketahui,Aldo trauma dengan senyuman.

Apa senyuman itu masih ada di dunia ini? Apa pantas ia melihat senyuman itu?

Masih ada ya senyuman kayak gitu? Apa gue masih pantes dapetin senyuman kayak gitu?

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang