55. Terungkap

60 6 3
                                    

"Lino?"

Felix terhenyak.Dari mana wanita itu bisa tahu namanya? Alias,nama yang dipakai saat dia masih berada di Sekolah Menengah Pertama.

Felix tersenyum simpul,sebagai pertanda jawaban,lalu beranjak ke Iqbal dan Aksa yang masih memainkan gamenya,dan dia berniat lanjut bermain game.

"Tunggu! Kamu bener Lino kan?"tanya wanita tersebut.Walau ragu,tapi mau tidak mau dia memang harus bertanya,karena pemuda di hadapannya ini mirip sekali dengan salah satu anaknya yang sudah lama diculik.

Disney Land,Hongkong,2012.

Sepasang suami-isrti yang masih terlihat muda itu,terlihat melihat-lihat tas yang terjejer rapih di rak yang dijual di sebuah toko tas,tepatnya yang berada di dalam wahana tempat hiburan Disney Land,Hongkong.

Mereka bukan hanya berdua,tentu saja bersama dengan ketiga anak tercintanya yang masih beranjak di Sekolah Dasar kelas 2.

Pada saat itu keluarga kecil mereka terlihat sangat bahagia.Sampai akhirnya salah satu anak mereka menarik lengan bundanya.

"Bunda...Renzo mau beli topi yang itu!" seru anak tersebut seraya menunjuk sebuah toko lainnya yang menjual macam-macam topi dan bando.

"Beli gituan mulu dari tadi! Bun,mending naik biang lala aja yuk!" sahut salah satu anak dengan rambut berwarna hitam pekat.

"Apasih Lino! Renzo gak mau naik biang lala ah! Serem kan..."balas anak kecil bernama Renzo.

"Panggil aku abang doong!"

"Enggak mau! Wlee! Acel-Acel,kita beli topi yuu.Tapi topinya samaan!!" anak kecil tersebut menarik-narik ujung baju abang keduanya.

Acel menggaruk-garuk kepalanya dengan gusar."Eum...Renzo aja deh yang beli,tadi kan kita udah beli topi, Ren.Lagipula kita kan udah punya banyak topi dirumah,"tolak Acel dengan halus,dan juga bijak,takut membuat adiknya salah paham.

"Yaaa...tuh denger kata Acel,Ren.Acel aja gak mau.Kamu sih beli topi terus!" Lino menjulurkan lidahnya berupaya meledek adiknya.

"Lino,bisa gak sih,Lino gak usah ledekin Renzo sehari aja?! Renzo tuh muak!"

"Cih,siapa juga yang lagi ledekin Renzo?"balas Lino.

Melihat anaknya berkata selayaknya orang dewasa itu,membuat Sinta—selaku bunda mereka menggeleng pelan.Sedangkan suaminya,sudah lebih dulu mengelus kepala ketika anak mereka.

"Udah-udah,jagoan ayah berantem terus ya!" Lelaki itu menjewer kuping kedua anaknya secara perlahan,saking gemasnya.

"Mending kita beli topi dulu,baru naik biang lala,oke? Oh iya,Acel,kamu mau apa? Dari tadi diem aja! Ribut dooong kayak adik sama abang kamu!"

Acel mendatarkan ekspresinya."Acel kalem,yah.Gak kayak mereka." Lelaki tersebut mengacak rambut salah satu anaknya itu seraya terkekeh.Memang benar,diantara ketiga anaknya,hanya Acel lah yang paling kalem.Sebenarnya sih tidak pendiam juga.Tapi memang agak kalem dan terkadang lebih baik mengalah dari pada harus adu berceloteh seperti Lino dan Renzo?

"Yaudah yuk beli topi—"

"Eh,sebentar,yah! Aku mau foto dulu lah disini!" Sinta berfoto riya.Sedangkan suaminya menggeleng melihat tingkat kenarsisan istrinya.

"Yah,fotoin mamah doong,toloong."

"Sama ayah enggak?" Lelaki bertubuh jangkung yang memiliki wajah tampab tersebut mengerucutkan bibirnya.

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang