38. Perihal Saudara Kandung

52 5 0
                                    

Daniel,Zefa,dan tentunya Sinta-bunda Daniel terlihat sedang memakan makanan yang sudah di masak oleh Sinta di ruang makan,lebih tepatnya yang menyatu dengan dapur.Disana terdapat meja panjang berbahan kayu khusus untuk dijadikan meja makan.Bukan hanya itu,yang berbeda dari meja ini adalah suasananya yang dekat dengan taman dan kolam berenang,di tambah area terbuka sudah menjadi ciri khas unik dari ruang makan di rumah Daniel.

Zefa menyantap makanannya dengan lahap,begitu juga Daniel.Berbeda dengan Sinta yang sudah menghabiskan makanannya duluan.Lebih tepatnya-bundanya Daniel-itu terlihat sangat buru-buru.Dengan memakai blezer berwarna Hitam,baju daleman berwarna putih,dan rok span berwarna hitam,itu semakin membuat Sinta terlihat anggun dan cantik,tapi tetap terlihat tegas dan berwibawa.

Sinta mengambil tasnya,lalu menghampiri Daniel-anak kesayangannya.

"Bunda pamit dulu ya Niel,jaga Zefa baik-baik!" perintah bundanya itu.

"Iya bun.." Daniel mengecup bahu tangan bundanya itu,lalu bundanya pergi berlalu begitu saja bersama bodyguardnya yang gagah perkasa.Ya,selain kaya,Daniel juga mempunyai bodyguard yang cukup banyak.Bodyguardnya itu bukan hanya menjaga bundanya,tapi juga mengawasi dirinya,dari jauh sih.Sudahlah lupakan saja tentang bodyguard-bodyguard di rumahnya itu,karena membahasnya saja Daniel hampir muntah.

"Niel,lo enak banget ya,tinggal di rumah segede ini,punya bunda sebaik dan seperhatian Tante Sinta."jeda Zefa di tengah-tengah makannya,begitu pun Daniel yang sontak terhenyak untuk beberapa saat.

"Semua itu gak sebahagia yang lo kira Zef.Buat apa punya banyak harta kalo ayah tetep aja gak ada? Rumah gue udah gak sehangat dulu Zef."Zefa terdiam.Benar juga,harta bukan lah segalanya.Dan-tunggu,apa Daniel bilang? Ayahnya sudah tidak ada? Bagaimana maksudnya? Mungkin kah Daniel anak yatim?

"Lo-"

"Iya,gue anak yatim Zef,lo gak tahu keluarga gue kayak gimana.Makanya lo jangan ngira yang 'iya-iya' dulu.Lo cuman sahabat gue Zef,ralat,'baru jadi sahabat'."Zefa terdiam cukup lama kali ini,tentu saja setelah semua makanannya sudah habis di piring.Entah kenapa ucapan Daniel membuat Zefa ingin mengetahui kehidupan cowok itu lebih dalam.Zefa berdiri,lalu menaruh piring kotornya di tempat pencuci piring,setelah itu ia kembali ke kursi makannya semula,menatap Daniel dari hadapannya lekat-lekat.

"Yaudah,kalo gitu sama seperti yang lo bilang waktu di bawah pohon..."

"...Daniel Alfarenzo Pratama,fix,lo itu cowok tengil,dan nerd,tapi lebih anehnya gue malah penasaran sama lo.Mulai sekarang gue jadi sahabat lo,lo boleh cerita apa aja tentang lo ke gue.Karena itu kan yang lo butuhin?" oceh Zefa mengikuti ucapan Daniel saat waktu itu ia dan Daniel berada di bawah pohon menunggu hujan reda.

"Lo inget kan semboyan kita?-I'm always there for you, and you are also always there for me,Daniel." Zefa tersenyum mendekatkan wajahnya ke Daniel,tapi masih berada dibatas kewajaran.Daniel sontak memberhentikan makannya,dia tak menyangka,Zefa masih ingat dengan kata-katanya dulu,karena gemas Daniel mencubit hidung Zefa hingga Zefa megaduh kesakitan.

"Kang copas!"ledek Daniel,lalu memeletkan lidahnya,dan berlari random yang langsung dikejar Zefa dibelakangnya.

...

Zefa menghembuskan nafasnya yang tersenggal-senggal dengan kedua tangannya yang berkacak pinggang.Ia terlihat sangat lelah,ketika mengejar Daniel.

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang