Perlahan Zefa membuka matanya.Sayup-sayup ia bisa melihat kalau sekarang ia sedang berada di ruangan yang penuh dengan peralatan medis dan juga bau obat-obatan.Zefa menduga kalau ia di UKS,karena ia baru teringat kalau tadi ia tak sadarkan diri di tepi lapangan.Tapi siapa yang membawanya ke UKS? Apakah lelaki Aksa---sang menyebalkan itu lagi? Atau orang lain?---Guru misalnya? Entahlah,yang jelas ia baru menyadarinya kalau tindakannya sangatlah berlebihan.Kenapa juga ia harus terlihat lemah di depan lelaki menyebalkan tadi?
Zefa menengok ke salah satu lelaki yang terlihat sedang asik bermain game.Dan itu persis seperti---ah!!Zlatan! Buat apa Zlatan berada di sini? Jangan bilang kalau Zlatan---tidak!tidak mungkin!Zlatan kan membencinya.
"Akhirnya sadar juga lo."ucap Zlatan tetapi matanya masih terfokuskan dengan game di handphonenya,lalu tak lama dia memilih untuk berhenti memainkan gamenya.
"Lo udah sadarkan? Yaudah gue balik ke kelas." Zlatan bersiap-siap untuk berdiri dan melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Zefa,tapi dengan cegatan Zefa langsung menahan pergelangan lengannya.
"Jangan ke kelas dulu,di sini aja temenin gue,gue takut sendirian."pinta Zefa sambil mempoutkan bibirnya.Sedangkan Zlatan hanya terdiam sesaat,lalu memilih untuk menuruti permintaan Zefa.Karena menurut Zlatan,kasihan juga Zefa jika di tinggalkan sendirian di dalam UKS,nanti kalau ada orang jahat bagaimana? Bisa-bisa Zlatan lagi yang akan kena imbasnya.
Zlatan kembali duduk di salah satu kursi yang berada persis di samping ranjang UKS yang diatasnya terdapat tubuh Zefa.Tanpa banyak berkata,Zlatan kembali memainkan smartphonenya.Dan Zefa kembali tiduran di ranjangnya karena pusing dikepalanya belum juga mereda sedari tadi,terlebih kini rasanya Zefa mulai kehausan.Tapi mungkin ia akan diam saja dan tidak berniat sama sekali untuk menyuruh Zlatan mengambilkan minum kepadanya.
Tanpa aba-aba,Zlatan berdiri seperti semula,dan bersiap-siap untuk pergi entah kemana,tapi bedanya Zlatan menaruh ponsel nya di kursi yang dia tempati.
"Tunggu sebentar!"ketus Zlatan sama sekali tak ada lembut-lembutnya.Mau tak mau Zefa tidak bisa melarang Zlatan,memangnya siapa ia berani melarang seorang Zlatan Algerand Septhian?---lelaki yang terkenal karena tatapan tajam dari matanya yang selalu mengisyaratkan jiwanya yang keras? Oh,tentu saja Zefa tidak berani.
...
Tak lama Zlatan kembali ke ruangan UKS sambil membawa 2 botol Aqua.Dia menenguk air mineral di salah satu botolnya,dan botol satunya lagi dia sodorkan ke arah Zefa yang justru menatapnya dengan aneh.
"Buat lo,gak mau ya udah."ujar Zlatan,dan tangan Zefa sontak mengambil botol Aqua tersebut dari genggaman Zlatan.
"Iya-iya gue mau! Makasih!" cetus Zefa,lalu merubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang UKS,dan segera meminum air mineral dingin yang diberikan oleh Zlatan tersebut.
Hening untuk beberapa saat ketika mereka berdua sudah selesai meneguk minumannya masing-masing.
"Hm...maafin...gue ya Zla..."ucap Zefa dengan ragu---ragu kalau Zlaran tidak memafkannya.Tapi yang Zefa lihat sekarang,Zlatan justru menatapnya aneh.
"Itu...yang soal...gue ngatain kelas lo waktu SD....gue...minta maaf ya...sebenarnya lo salah paham---"
"Oh itu,udah lupain aja,gue gak mau bahas itu lagi sekarang.Lagi pula itu masih zaman-zaman bocah SD."Zlatan kembali meneguk air mineralnya.Yah,entah kesambet atau gimana yang jelas tumben-tumbenan Zlatan berbaik hati kepada Zefa.Biasanya Zlatan selalu mengisyaratkan tatapan kebencian kepada Zefa,tapi sekarang?----seperti bukan Zlatan.
"Tapi gue minta maaf! Sebenarnya semenjak 1 bulan sebelum kejadian gue ngatain kelas lo itu,gue sama temen-temen kelasan lo udah damai,tapi sama lo....gak tau gue ragu..." gumam Zefa,matanya tak mau menatap wajah Zlatan,karena ia takut,takut kalau Zlatan marah kepadanya.Tapi dugaannya salah,Zlatan justru terdiam memandang kosong lantai rumah sakit,tidak ada sepatah kata-pun disana.Apa...Zlatan marah?
"....apalagi pas lo bilang,lo benci banget sama gue." lanjut Zefa.Dihati kecilnya selalu memohon semoga Zlatan memafkannya,lalu berdamai dengannya.
Zlatan merubah posisi wajahnya yang tertunduk menjadi menatap Zefa lekat-lekat.Zefa yang ditatap justru takut.Bagaimana tidak?---tatapan Zlatan sangat menyeramkan,maka tak heran Zefa selalu merinding sendiri jika ditatap seperti itu.
"Kalo lo gak salah kenapa lo minta maaf?"cetus Zlatan yang masih setia menatap wajah Zefa.Dari sini saja sebenarnya Zlatan sudah mengetahui kalau Zefa takut kepadanya.Memang harus Zlatan akui kalau dirinya sangat galak,maka tak heran Zefa bisa takut kepadanya.
"Jadi lo maafin----"
"Zefa! Lo gak papa kan?? Lagi lo kenapa sih bisa sampe kayak gini?? Cerita sama gue!!."tiba-tiba saja seorang lelaki muncul dari balik pintu bersama salah satu temannya.Nala dan Felix.Zefa terhenyak sesaat ketika melihat Nala yang sangat tiba-tiba muncul di ruangan UKS sambil berteriak panik menanyai kondisinya.Baginya kalau Nala sih sudah biasa,tapi Felix...hmmm...kenapa ia ikut menengoknya juga?
Zlatan dengan sergap berdiri dari kursi yang dia duduki,lalu berancang-rancang segera pergi dari UKS.
"Udah ada temennya kan? Yaudah kalo gitu gue ke kelas." ucap Zlatan,lalu sedetik kemudian dia meninggalkan UKS dan menyisakan Zefa,Nala,dan Felix disana.Padahal Zlatan belum sempat menjawab pertanyaanya,sangat mengecewakan sih.Tapi tak apa lain kali Zefa akan menanyakannya kembali "apakah dia benar-benar sudah memaafkannya atau tidak".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is... || COMPLETE✔
Teen Fiction1 in Zefa ( Selasa, 7 April 2020). [Jangan lupa follow dulu sebelum baca] . . . "Kapan ya,gue bisa punya sahabat yang selalu ada buat gue,kayak orang-orang lain?"-Zefa . . . . Zefanya Rahel Rahmania.Cewek periang,konyol,dan tak tahu malu.Zefa terma...