Zefa bergegas pergi meninggalkan rumahnya,dengan hanya membawa hand phone dan diary miliknya.Satu tujuannya kali ini,pergi sejauh-jauhnya dari rumah.Entah mau kemana,tapi yang jelas itulah tujuannya saat ini.
Di tengah perjalanannya yang tak tahu mau kemana,Zefa terisak pelan,merutuki nasibnya yang tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya sendiri.Apa salahnya? Kenapa orang tuanya membencinya? Terlebih bundanya sendiri.Harusnya ia tahu,kalau sebenarnya bundanya itu memang sudah membencinya dan tak menginginkannya ada,sejak lama.
Kaki Zefa melangkah ke arah sebuah bangunan perumahan yang belum jadi,tepatnya berada di pinggir tebing.Entah kenapa hati Zefa tertuju untuk kesana,karena disana sangat sepi,dan sepi menurutnya sangat nyaman.Disana Zefa memilih untuk duduk di pinggiran tebing,melihat rumah-rumah dan jalanan yang tampak tersusun rapih dari atas yang membuatnya sangat indah dari atas sini,ditambah angin yang sepoi-sepoi membuat tempat ini menjadi tempat paling damai yang pernah ia kunjungi pertama kalinya.
Zefa mengambil earphone yang berada di kantung seragamnya.Ya,saat di rumah ia memang belum sempat mengganti seragamnya dengan pakaian rumah,lalu sehabis itu Zefa menancapkan earphonenya ke handphone miliknya dan mulai memasangnya di kedua telinganya.
Lagu berjudul "To My Youth" yang dinyanyikan oleh "Bolbbalgan4" mulai tersetel dan mengisi seluruh telinganya.Lagu ini mengingatkan Zefa tentang masa mudanya yang menurutnya sangat begitu kelam.Dari SMP hingga sekarang,mulai dari masalah keluarga,teman,dan segalanya.Sampai tak sadar mengingat itu semua,perlahan demi perlahan hari mulai menggelap.
Terkadang aku berharap aku lebih baik menghilang dari dunia ini.
Dunia tampak begitu gelap,aku menangis setiap malam.
Apakah jika lebih baik aku menghilang?
Aku sangat takut kepada orang-orang yang menatapku.
Tak sadar tangisan Zefa mulai mengalir deras,maka tak heran ada suara isakan-isakan tangisan disana.Lagu terus berputar di telinganya,sampai menuju reff dari sebuah lagu.
Dihari-hari yang indah itu aku menderita.
Aku benci diriku sendiri,karena tak bisa dicintai.
Ibu dan ayahku,mereka berdua hanya menatapku.
Perasaanku tak seperti yang mereka fikirkan.
Zefa berdiri dari duduknya,lalu mulai merentangkan tangannya.
Aku harus bagaimana?
Aku harus bagaimana?-
Zefa melepas kedua earphonenya yang sebelumnya masih terpasang ditelinganya.Zefa mulai sesenggukan,air matanya mengalir banyak,tapi ia biarkan begitu saka tanpa mengelapnya.Satu tujuannya saat ini,menghilang dari dunia.Dia sudah tidak kuat dengan semuanya.Sudah cukup sampai hari ini saja,dan berakhir untuk selama-lamanya.
Karena tidak ada yang lebih menyakitkan daripada tidak diinginkan ada oleh keluarganya, apalagi dengan kedua orang tua.
Zefa mencoba menyiapkan mentalnya,lalu berancang-ancang maju lebih ke pinggir tebing,dan bersiap menjatuhkan tubuh mungilnya itu ke jurang sana,matanya terpejam tak berani melihat ke bawah jurang dan tak berani melihat kalau sewaktu-waktu tubuhnya sudah jatuh di dasar jurang.
Tapi bukannya jatuh,Zefa justru merasa ada orang yang menarik tubuhnya dari belakangnya,dan bukannya jatuh ke dasar jurang,ia justru jatuh telentang ke tanah yang semula ia duduki,tentu saja bersama si penggagal aksi bunuh diri nya itu.
Dengan secepat kilat,Zefa berdiri dari posisi memalukan saat ini,lalu melihat wajah si pelaku penggagalan aksinya itu.Lagi dan lagi,ternyata si pelaku adalah cowok yang menurutnya paling menyebalkan yang tak lain adalah teman satu kelasnya sendiri,Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is... || COMPLETE✔
Ficțiune adolescenți1 in Zefa ( Selasa, 7 April 2020). [Jangan lupa follow dulu sebelum baca] . . . "Kapan ya,gue bisa punya sahabat yang selalu ada buat gue,kayak orang-orang lain?"-Zefa . . . . Zefanya Rahel Rahmania.Cewek periang,konyol,dan tak tahu malu.Zefa terma...