9. Cowok Menyebalkan

99 10 0
                                    

Zefa terlihat sangat tergesa-gesa menghampiri kelasnya.Bisa dilihat penampilan Zefa yang apa adanya,dengan hanya menguncir rambutnya---(itupun ia menguncirnya dengan asal-asalan)---ditambah ia hanya memasang dasi sekenanya,maka tak heran dasinya terlalu kepanjangan.Habis mau bagaimana lagi? Hari ini Zefa terlambat ke sekolah,jangan salahkan ia jika penampilannya jadi berantakan seperti saat ini,salahkan saja Nala yang bertamu ke rumahnya malam-malam,sampai-sampai ia terlambat sekolah,lalu penampilannya juga berantakan seperti ini.

Setelah puas berlarian menuju kelasnya,akhirnya Zefa berdiri tepat di depan kelasnya sambil sesekali ia menghela nafas karena ternyata guru masih belum ada yang datang di kelasnya.Dengan santainya Zefa melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kelas.Tapi sontak saja langkahnya tertahan ketika melihat seorang lelaki yang menjegat pintu kelasnya saat Zefa ingin masuk.Lagi dan lagi,ternyata pelakunya adalah seorang lelaki yang sama dengan yang kemarin-kemarin menganggunya.Dan bodohnya sampai sekarang Zefa masih belum mengetahui namanya.Lagipula buat apa juga ia mengenalnya? Toh,ia tidak berniat sama sekali.

"Awas gak?!"bentak Zefa dengan tatapan datar,tapi terlihat tegas,dan menakutkan.Tapi ternyata itu sama sekali tidak terpengaruh oleh lelaki yang masih menghalangi jalannya itu.

Bukannya menyingkir,lelaki itu justru menatap intens penampilan Zefa dari atas sampai ke bawah.

"Awas gak?!!"tutur Zefa lebih keras dan tajam.Tapi situasi tetap sama saja seperti tadi.

Zefa mendengar suara-suara yang tak asing dari belakangnya,sedetik kemudian ia menengok ke pemilik suara yang tak jauh darinya.Tamatlah ia! Pantas saja ia mengenali suaranya,ternyata itu adalah suara Pak Malih yang sedang mendekat ke arah kelasnya.Habislah ia jika ketahuan kalau ia terlambat ke sekolah!.Dan ini semua penyebab lelaki---menyebalkan---yang menjegat pintu kelasnya.

"Awas gak?! Awas!!!"Zefa mencoba mendorong-dorong tangan lelaki tersebut yang sedang berusaha keras mencegatnya.Tapi hasilnya nihil,lelaki tersebut justru menatapnya jail seraya dengan seringaian senyuman jailnya.

"Eh!!awas!!!!----"

"Loh? Kenapa? Kok dorong-dorongan gitu???"Zefa menghela nafas pasrah,lalu mulai memberhentikan aktivitas mendorong tangan lelaki yang menghalangi jalannya itu.Mungkin dalam hati Zefa sudah menyumpah serapahi lelaki tersebut.

"Ini loh pak,cewek ini terlambat sekolah.Terus maksa-maksa saya buat tutup mulut biar bapak gak tau.Parah kan pak??"mungkin Zefa akan benar-benar menyumpahi lekaki di hadapannya ini menghilang sekarang juga atau bahkan lelaki ini mati sekali pun Zefa justru bersyukur.

"Oh gitu...." tunggu!---apa ia tidak salah dengar? Pak Malih mempercayai ucapan omong kosong lelaki di hadapannya ini?! Yaampun!!!---padahal ya,lelaki itu sama sekali berbohong---oke,kalau soal terlambat,ia memang terlambat---tapi soal ia memaksa lelaki di hadapannya ini untuk tutup mulut...TENTU SAJA TIDAK!bahkan berniat berkata seperti itu pun tidak.

"Kalo gitu,kamu bapak hukum,lari keliling lapangan 10 kali!"Zefa sontak melebarkan matanya dengan sempurna.Hanya karena masalah sepele----oke mungkin terlambat sekolah bukan masalah sepele juga sih---tapi kan yang benar saja ia disuruh memutari lapangan sekolahnya yang lebar itu 10 keliling?! Bisa-bisa baru 2 kali putaran saja mungkin Zefa sudah pingsan.

Zefa mendengus pasrah,lalu berjalan gontai ke arah lapangan besar yang berada di tengah-tengah gedung sekolahnya.

Tap,tap,tap...

Zefa membalikkan tubuhnya ketika medengar suara larian seseorang.Oh,ternyata lelaki menyebalkan itu lagi.Kenapa lagi lelaki itu membuntutinya? Tak puas kah tadi dia sudah sukses membuat mood Zefa turun? Mungkin kali ini Zefa tidak ingin menggubrisnya,berniat-pun sepertinya tidak akan pernah.

"Eh woy?"seru lelaki tersebut berniat memanggil Zefa,tapi Zefa tak sama sekali pun menengok ke arahnya,dan Zefa justru sudah memulai berlarian dikeliling lapangan sekolahnya.

"Woy!!denger gak sih gue manggil lo??!" Zefe terperanjak kaget ketika lelaki yang berada di tepi lapangan tersebut justru membentaknya.Kenapa jadi lelaki menyebalkan itu yang marah?harus nya Zefa lah yang marah.

"Kenapa yang marah jadi lo?harusnya gue!!! Cepu dasar!!"tutur Zefa yang sedikit mempelankan lariannya setelah berhadapan dengan lelaki tersebut.

"Siapa yang marahin lo? Gue kan cuman nyapa lo,lo nya aja yang sombong!!"benar deh,lelaki ini sangat handal dalam membuat Zefa geram.

"Nama gue Aksa,lo saha?"ucap lelaki tersebut sambil menjulurkan tangannya ke arah Zefa.Sedangkan Zefa justru menatap sinis lelaki di hadapannya itu---yang diketahui ternyata bernama Aksa.Oh jadi namanya Aksa...mungkin Zefa akan menyebutnya dengan "Aksa lelaki yang sangat menyebalkan",atau---" Aksa lelaki yang pandai membuatnya geram",atau mungkin bisa juga---"Aksa lelaki cepu yang sukanya mengadu".Hahaha....sepertinya Zefa tidak usah repot-repot memberinya nama panggilan,karena semua nama yang sudah dirancangnya itu ada semua dalam diri Aksa.

Tapi bukannya menjawab Zefa justru terlihat acuh,dan kembali melakukan aktivitasnya seperti semula---yap!,berlari mengelilingi lapangan sekolahnya.

"Wah parah gue dikacangin!! Songong ya lo!!"gumam Aksa ketika melihat sifat Zefa yang cuek kepadanya.Tapi entah kenapa,itu semakin membuat Aksa menjadi penasaran dengan kehidupan gadis dengan rambut terkuncir asal itu.

Zefa.Sebetulnya Aska sudah mengetahui namanya,tapi dia hanya ingin mencoba membuka obrolan saja dengan Zefa.Dengan kata lain---" cari perhatian".Tapi yang Zefa tunjukkan hanya bersikap acuh kepadanya,tidak seperti gadis-gadis lain yang sebaliknya justru mencari perhatian kepadanya.

...

Larian Zefa makin lama makin lambat.Baru 4x putaran saja rasanya sudah 50x putaran bagi Zefa.

Nafasnya tersenggal-senggal,tubuhnya perlahan mulai melemas.Ingin rasanya Zefa ambruk sekarang juga,tapi rasanya tidak bisa.

Dengan terpaksa Zefa berlari mengelilingi lapangan untuk yang ke 5 kalinya.Sampai akhirnya tubuhnya makin melemas,dan----

Prrruukk!!!.

Tubuhnya tak sadarkan diri di teriknya lapangan.Aksa yang tadinya termenung di bangku tepi lapangan,ketika melihat tubuh Zefa yang seketika ambruk begitu saja, tanpa ragu-ragu dia menggendong tubuh mungil Zefa di pundaknya.Tapi tak lama ada seorang lelaki yang mendorong tubuh Aksa dengan kasar,hingga Aksa hampir saja goyah.

"Bangsatt! Lo apain dia tolol??!!!"hardik lelaki tersebut yang Aksa ketahui adalah teman sekelasnya.Agam,itulah namanya.Dan satu lagi yang harus kalian ketahui,kalau Aksa tidak terlalu dekat dengan Agam.

"Gue gak ngapa-ngapain dia bangsat!!!"tutur Aksa tak mau kalah,lalu memilih untuk meninggalkan Agam dengan emosinya,tapi tentu saja dengan cegatan Agam langsung memukul pipinya dengan keras,hingga Aksa jatuh tersungkur ke tanah.Dan tubuh Zefa yang tak sadarkan diri juga ikut jatuh ke tanah bersama Aksa.

Karena beringas Agam terus memukuli Aksa habis-habisan,sedangkan Aksa hanya membalas pukulannya sedikit demi sedikit.

"Woy!! Udah berhenti ngapah!!" ucap seorang lelaki yang di dampingi salah satu temannya.Rafa dan Zlatan.

Rafa terlihat mencoba melerai Aksa dan Agam yang masih beradu jotos di tepi lapangan.Sedangkan Zlatan menatap tubuh Zefa yang sepertinya dia rasa gadis itu sedang pingsan.Tapi ada apa dengan gadis itu?,kenapa bisa tak sadarkan diri?,apa benar dugaannya kalau gadis tersebut hanya pingsan?

"Zla!! Buset malah bengong!! Itu tolong bawa si Zefa ke UKS dulu!,biar gue yang ngelerai nih dua bocah." ujar Rafa dengan cerdik.Tapi Zlatan masih tetap termenung menatap Rafa aneh.

"Harus banget gue?"

"YAIYALAH TOLOL!!!AMPUN DAH SAMA LO ZLAAAA!!!!.UDAH GC BAWA TUH ANAK,MAU LU GENDONG KEK,LO BOPONG KEK SERAH LO!!" dengan ragu Zlatan akhirnya memilih untuk segera menggendong tubuh Zefa ala bridile style menuju UKS di sekolahnya.

Jujur saja Zlatan masih heran kenapa bisa gadis lugu tersebut pingsan di tepi lapangan?apa dia dihukum? Entahlah,yang ada di fikirannya sekarang hanya satu,semoga gadis yang dia gendong ini segera bangun dari pingsannya.

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang