Berkali-kali Daniel berjalan bolak-balik tak tentu arah.Entah kenapa hatinya mulai gelisah dan yang membuatnya gelisah seperti ini hanya satu,Zefa.Sebenarnya tadi saat dia ingin pergi ke mall, (karena di disuruh bundanya),tak sengaja,saat di perjalanan dia melihat cewek yang sepertinya ingin mencoba bunuh diri,dan lebih parahnya lagi,ternyata setelah dia ketahui,kalau itu Zefa.Ya,Zefa.
Awalnya Daniel ingin mencegah agar Zefa tidak melakukan hal gila itu,tapi saat dia melihat ada seseorang yang sudah mencegahnya duluan,(apalagi itu cowok)-entah kenapa rasanya hancur sekali,terlebih saat dia melihat,Zefa berbincang dengan cowok tersebut.Perasaan macam apa ini? Dia tidak pernah merasa uring-uringan seperti ini hanya karena cewek,bahkan sama pacarnya sendiri,Clara,tapi Zefa? Ah tidak! Tidak mungkin! Bagaimana pun juga dia mengaggap Zefa hanya sebatas sahabat,tidak lebih.
Akhirnya Daniel memutuskan untuk menelfon Zefa lewat aplikasi whatsapp.Bagaimana pun juga Zefa hanya sebatas temannya dan dia juga harus membuang gengsinya yang terlalu berlebihan.
Berkali-kali Daniel mencoba menelfonnya,tapi hasilnya nihil,telfonnya sama sekali tidak diangkat.Kemana cewek itu? Apa cewek itu baik-baik saja?
Please,kali ini aja Zef,ucap batinnya berdo'a semoga kali ini Zefa mengangkat telfon darinya dan benar saja,tak lama perjuangannya menelfon Zefa tak sia-sia,karena sekarang Zefa telah mengangkat telfon darinya.
"Halo? Kenapa Niel?"Daniel meghembuskan nafasnya lega,karena masih mendengar suara Zefa disebrang sana,ternyata Zefa tidak jadi bunuh diri.
"Zef lo gak papa kan?"
"Loh? Lo kenapa sih Niel? Tumbenan nanyain kabar gue? Kesambet setan apa lo?" Daniel menutup mulutnya rapat-rapat,Zefa malah jadi curiga,ini semua karena ulahnya yang sangat gegabah.
"Bego banget lo Niel!"gumam Daniel kepada diri sendiri.
"Hah,apa? Lo ngatain diri lo sendiri bego? Kemana aja lo selama ini? Hahahaa!! Baru nyadarnya sekarang!!" Tuhkan benar apa dugannya,pasti dengan secepat kilat Zefa langsung memakai topeng pura-pura bahagianya lagi,padahal jelas-jelas tadi Daniel bisa melihat kalau cewek itu tadi ingin bunuh diri.
"Untung cewek lo."
Tuutt,tutt.
Daniel mematikan telfonnya secara sepihak.Sekarang dia lega,sangat lega,karena bisa mendengar suara cewek itu lagi,tapi yang jadi pertanyaannya saat ini adalah,kenapa cewek itu ingin bunuh diri? Apa cewek itu punya masalah yang sangat berat?
Entah kenapa saat melihat cewek itu ingin bunuh diri,terbesut rasa iba yang ingin melindungi cewek itu.Ya,sejak awal Daniel sudah mengetahui tentang topeng yang selalu Zefa pakai untuk menyamar,Daniel tahu semua itu,maka dia ingin sekali rasanya menjadi orang yang selalu ada untuk Zefa,disaat cewek itu susah mau pun senang.Alasannya? Ya,karena menurutnya Zefa itu cewek unik,misterius,aneh,dan langka.
Sepertinya dia harus segera memberitahu pacarnya,Clara,tentang semua ini.
-oOo-
Saat di mobil Aksa,Zefa tak henti senyum-senyum sendiri.Entahlah, saat ia mendapatkan telfon dari Daniel...rasanya seperti ada kupu-kupu yang bertebangan di hatinya,sampai Zefa lupa kalau sekarang ia sedang bersama dengan Aksa.
"Ekhemm!!" Aksa berdehem kencang,membuat Zefa terbuyar dari lamunannya.Entah keberapa kalinya Aksa berdehem,tapi baru kali ini Zefa menyadarinya.
"Ngapa lo? Batuk? Minum baigon!" Zefa terkekeh pelan saat melihat reaksi yang diberikan Aksa.Aneh kan? Baru saja tadi Zefa mencoba ingin bunuh diri,tapi sekarang ia justru terlihat biasa-biasa saja sepertinya biasanya,seolah-olah masalah dalam hidupnya tidak berat,itulah yang Aksa tangkap dari Zefa.Dan omong-omong,sifat Zefa menyerupai sifat dirinya.
"Zef,lo tuh sebenarnya siapa sih? Kenapa hidup lo mirip sama gue?"
-oOo-
Zefa membuka pintu rumahnya dengan perlahan.Sebelum ia memasuki rumah,Zefa sedikit mengintip dari celah pintu.Benar saja dugaannya,lagi dan lagi,ayah dan bundahnya bertengkar.
Zefa berdehem pelan,yang membuat kedua ayah dan bundanya seketika pandangannya menuju ke arahnya.
"Assalamualaikum" ucap Zefa datar tak ada ekspresi ceria seperti biasanya.Dengan hati-hati Zefa ingin berjalan ke kamarnya,Zefa juga mencoba agar tidak memperdulikan kehadiran kedua orang tuanya,tapi entah kenapa saat Zefa melihat ke dua orang tuanya berdepat seperti ini lagi,rasanya Zefa ingin menangis,berteriak bebas melepaskan semuanya.
"Kamu abis dari mana aja?" pertanyaan bundanya membuat langkah Zefa berhenti dan tatapan datarnya kini terfokuskan pada wajah bundanya.
"Bunda gak perlu tau."jawab Zefa acuh,lalu ingin kembali ke kamarnya,tapi dengan sontak Fira langsung mencekik pergelangan tangannya,hingga ingin sekali rasanya Zefa meringis,tapi berhasil Zefa tahan.Pendiriannya tetap,dia tidak boleh terlihat lemah,walau di depan orang tuanya sekali pun.
"Kamu itu ya!! Bukannya beruntung udah di urus selama ini sama orang tua kamu!!! Tapi kamu malah ngelunjak!!!"gertak Fira yang semakin mempererat cekikan di pergelangan tangan Zefa.
Kenapa? Kenapa bundanya jadi berubah kasar seperti ini? Perasaannya baru kemarin saat bundanya masuk rumah sakit,lalu berbicara halus kepadanya,tapi sekarang? Terlihat jelas seperti ibu tiri di film-film.
"Inget Zefa!!! Di keluarga kita gak ada yang pernah nginin kehadiran kamu!!!" lanjut Fira sambil mendorong Zefa secara kasar,hingga Zefa jatuh ke lantai.Sedangkan ayahnya? Ayahnya sama sekali tidak membela,ayahnya justru terlihat santai-santai saja.
"Iya mah! Zefa tau!! Zefa emang gak pantes di lahirin!!! Zefa juga gak diinginin sama ayah dan bunda!! Tapi apa segininya? sampai bunda yang Zefa kenal,yang perhatian,halus,gak pernah kasar,selalu sabar,tapi sekarang bunda malah kasar sama Zefa!?"Zefa tertawa hambar sebagai penjeda ucapannya,padahal tidak ada yang lucu sama sekali,lalu Zefa juga sempat bertepuk tangan dengan riya.
"Makasih mah! Yah! Udah tunjukin sifat asli kalian! Zefa senang punya orang tua kayak kalian!" Zefa bangkit,lalu berjalan menuju kamarnya,dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat,tapi kali ini kedua orang tuanya tidak mencegahnya,mereka sama-sama mematung ketika mendengar ucapan dari putrinya itu.
Saat dikamar,Zefa menutup pintunya,lalu menangis dalam diam di balik pintu sambil sesekali memukul dan mengacak-ngacakkan rambutnya hingga berantakan,tak lupa terkadang Zefa juga tertawa hambar.Entah ini depresi atau bukan,tapi yang jelas,Zefa capek,capek dengan segala hal.
Kenapa? Kenapa ia harus hidup di dunia? Dan kenapa ia harus mendapat keluarga yang tak harmonis seperti ini?
Ya Allah,Zefa yakin Zefa kuat.Zefa gak boleh nyerah,ucap batinnya sambil tersenyum sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is... || COMPLETE✔
Teen Fiction1 in Zefa ( Selasa, 7 April 2020). [Jangan lupa follow dulu sebelum baca] . . . "Kapan ya,gue bisa punya sahabat yang selalu ada buat gue,kayak orang-orang lain?"-Zefa . . . . Zefanya Rahel Rahmania.Cewek periang,konyol,dan tak tahu malu.Zefa terma...