42. Kedatangan Iqbal

43 5 0
                                    

Cowok dengan kacamata bulat terlihat sedang gugup,kakinya tak henti-henti bergerak saat duduk.Cowok itu Iqbal,si cowok berkacamata yang terkesan cuek dari tampangnya tapi tidak dengan sifat aslinya,cowok yang satu itu terkadang juga memakai bahasa baku khas Indonesia,padahal bahasa baku di zaman sekarang ini sangat jarang dipakai oleh orang-orang,apalagi anak-anak muda.

"Btw tadulu,gue mau nanya,lo kenapa dah minta liat-liat seisi rumah gue? Lo ngepens ama rumah gue?" tanya Daniel dengan ekspresi menyelidik,dan itu semakin membuat Iqbal jadi tambah gugup.

Zefa yang sedari tadi ikut menimbrung,lantas ia menyenggol lengan Daniel dengan santai.

"Ah elah lo Niel! Curigaan banget! Posstive Thingkhing aja,mungkin Iqbal ngepens sama rumah lo.Gak papa Bal gue dukung! Asal jangan ngepens sama orangnya! Hahahaaaa!!" Zefa tertawa mencoba mencairkan suasana yang langsung mendapat tatapan tajam oleh Daniel.

"Ekhem,gue...gue...ke toilet dulu."Zefa tersenyum kik-kuk,lalu hendak pergi dari sana,karena ia merasa seperti seorang penganggu.

"I-iya!! Bener kata Zefa,gu-gue cuman ngefans sama rumah lo! Hahaha!! I-iya,gue cuman ngepens sama rumah lo,so-soalnya rumah el-lo mirip sama rumah Nobita."Daniel mengangguk paham,seperti tidak ada rasa curiga sedikit pun.Tak lama dari itu Daniel pun bangkit dari sofa.

"Yaudah,jadi kagak liatnya?"Iqbal mengangguk dengan cepat,lalu kedua cowok itu pun berkeliling memutari rumah Daniel,tentu saja dengan Daniel lah yang menjadi pemandunya.

...

Mereka berdua telah sampai di tempat terakhir,yaitu taman di rumah Daniel,yang berdekatan dengan kolam renang.Karena udaranya tidak terlalu panas,tapi tidak juga mendung,maka disana terasa sangat sejuk.Daniel beralih duduk di salah satu bale dekat kolam renang,begitu juga yang diikuti oleh Iqbal.

Iqbal termenung,sepertinya dugaannya tentang keluarga atau bahkan rumah Daniel,salah besar.Cowok berkacamata itu sama sekali tidak menemukan tanda-tanda adik kandungnya dirumah Daniel.Ya,setelah Iqbal melihat foto mencurigakan di rumah Daniel kemarin,dia jadi lebih penasaran,dan rasa kecurigaannya yang tidak-tidak mulai bermunculan.Bahkan di dalam hati,Iqbal hampir saja menuduh Daniel sebagai penculik adiknya,habis dia hanya bingung,kenapa cowok tengil itu bisa mempunyai foto yang baginya sangat tidak asing? Atau jangan-jangan...-Daniel lah adik kandungnya yang sebenarnya? Tidak,dia tidak boleh asal menerka-nerka sebelum mendapatkan bukti terlebih dahulu.Entahlah,sepertinya teori-terorinya ini semakin membuat hidupnya jadi tbah rumit.

Tiba-tiba cewek dengan rambut dikuncir dua,datang menghampiri mereka berdua.Dengan cardigan warna hitam putih,dan baju crop berwarna putih,ditambah dengan rok selutut,membuat Daniel dan Iqbal menatapnya tidak biasa.Apalagi tatapan Daniel yang kaget setengah mati karena penampilan cewek itu,yang terlihat elegan namun juga sangat lucu dengan rambut yang dikuncir dua seperti anak kecil.Ya,cewek itu Zefanya.

"Buset,mau kemana lo Zef?"bukan Iqbal,melainkan Daniel yang bertanya.

"Niel,gue izin pergi sebentar,mau ngajarin Aldo belajar B.Inggris." Daniel teerdiam,cowok itu terlihat sedang berfikir,kemudian mengangguk-anggukan kepalanya,entah apa yang difikirkan cowok itu.

"Ternyata bener ya,lo jadi guru les mendadaknya si Aldo." kali ini Iqbal yang menyahut seraya mengangguk paham.Zefa mendengus.

"Ya...begitulah.Tadinya gue mau nolak,tapi gue juga gak enak sama Bu Vera.Lagipula kayaknya dengan gue ngajarin Aldo Bahasa Inggris,mungkin gue juga bakal dapet nilai tambahan."Iqbal dan Daniel kembali mengangguk secara bersamaan.

"Yaudah gue sih boleh-boleh aja.Asal inget! Jangan malem-malem pulangnya! Ntar gue yang diomelin bunda!"Zefa tersenyum jahil,tersempil niat untuk menggoda Daniel.

"Cieeeeee bilang aja khawatir sama gue Niel....gak usah sok-sokan pake sebut-sebut emak lo kalii!"goda Zefa seraya tersenyum jahil sembari menyenggol-nyenggol lengan Daniel.Ya...inilah sifat terakhir Zefa yang jarang cewek lain punya,"tak tahu malu" dan "jahil" itulah yang tepat untuk Zefa.Sifat yang satunya itu sudah muncul sejak ia berada di kelas 5 SD.Bahkan Daniel saja hampir salting dibuatnya,tapi sebisa mungkin seorang Daniel tetap berusaha terlihat agar tidak goyah begitu saja.

"Hahaha! Bercanda Niel! Hilih,gak usah sok angkuh lo! Tadi aja udah ketara banget lo salting!" Zefa tertawa puaskarena sudah berhasil membuat seorang Daniel menjadi salah tingkah.Sedangkan Iqbal juga ikut terkekeh walau pelan.Daniel terdiam,dia terlihat berfikir keras agar bisa membalas perbuatan Zefa,lalu tak lama dia berhasil menemukan ide cemerlang.

"Zefaaa.." panggil Daniel dengan nada manja,yang membuat Zefa behenti tertawa,lantas menatap jijik Daniel.

"Zefaaa,sini dulu dooongg!!"Daniel menepuk-nepuk tempat disebelahnya.Zefa mulai penasaran dan segera menghampiri Daniel.

"Napa?"Zefa duduk tepat di sebelah Daniel.Tangan Daniel tiba-tiba saja terulur mengarah ke pucuk kepalanya,lalumengusapnya secara lembut.Seketika tubuh Zefa membeku,pipinya merona merah.Iqbal yang tahu maksud Daniel,lantas bergidik geli.

"Kamu itu kalo dibilangin jangan ngeyel!" seru Daniel seraya menjepit hidung Zefa dengan jarinya.Zefa ingin meringis,tapi mulutnya ikut membeku,tak bisa mengeluarkan kata-kata satu pun.

"Hahaha!!! Dasar cewek! Digituin doang langsung baper!!!"terdengar suara gelak tawa Daniel.Zefa menggeleng gusar,mencoba mengendalikan tubuhnya seperti semula.

Daniel bego! Lagipula cewek mana yang gak baper digituin?!

"Apaan sih lo! Gaje ah! Mending gue sama Aldo!" sahut Zefa,lalu segera pergi dari sana sembari menghilangkan rasa malunya.

"1 sama!!" teriak Daniel dari keujahan,yang membuat Zefa berdecih sebal.Sudahlah,mungkin lain kali Zefa harus berfikir dua kali terlebih dahulu,sebelum menggoda Daniel.

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang