"Bu Vera." berkali-kali Zefa mencoba memanggil Bu Vera,tapi berkali-kali juga Bu Vera tidak menengok ke arahnya,mungkin akibat suara bising dari bel yang menandakan jam pulang sekolah di sekolahnya.
Dengan terpaksa Zefa menepuk bahu Bu Vera dari belakang,Bu Vera yang langsung menyadarinya,akhirnya menengok juga ke arah Zefa yang sekarang tengah berada di belakangnya.
"Oh Zefa,ada apa manggil ibu?"tanya Bu Vera sambil tersenyum ramah ke arah Zefa.Sedangkan Zefa justru dibuat gugup karenanya.
"I-itu bu...apa benar saya disuruh ibu untuk mengajari Aldo belajar Bahasa Inggris selama 1 bulan kedepan?"Bu Vera mengangguk pelan,yang berarti jawabannya " iya".
"Iya,ibu sengaja nyuruh dia buat les sama kamu selama 1 bulan ke depan.Aldo itu emang paling anti sama pelajaran Bahasa Inggris.Berkali-kali Pak Ndu sudah berusaha keras buat ngajarin dia,minimal kata pokoknya aja,tapi dia tetep gak bisa.Jangankan bisa, ngerti aja enggak sama sekali,"Bu Vera menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat kelakuan Aldo yang sama sekali anti dengan pelajaran Bahasa Inggris.Ya,sebodoh itu lah Aldo kalau tentang Bahasa Inggris.
"Padahal ya,Aldo itu pinter banget sama Matematika,waktu itu Bu Farah pernah cerita ke ibu,katanya Aldo itu kalo di kelas selalu aktif maju ke papan tulis untuk nulis jawaban yang di berikan oleh Bu Farah,padahal itu soal susah banget,ibu aja sampe nyerah nyarinya walau pake kalkulator,"
"Makanya ibu sebagai guru pembimbing,ibu merasa semua anak murid perlu diurus,gak cuman ngurusin anak-anak nakal yang suka buat onar doang di sekolah,ibu mau semuanya dapet perhatian lebih dari ibu.Contohnya anak kayak Aldo.Ibu tau kamu itu sangat pintar dengan pelajaran Bahasa Inggris,makanya ibu suruh kamu buat ngajarin dia."lanjut Bu Vera sambil tersenyum tulus,yang membuat Zefa jadi mengurungkan niat yang sebanarnya ke Bu Vera.Ya,niat yang sebenarnya adalah menolak mentah-mentah permintaan dari Bu Vera,tapi berhasil di gagalkan karena melihat senyum permintaan tolong yang sangat tulus dari guru BK nya itu.
"Ibu tau kamu bisa,semangat ya ngajarin Aldo! Lagipula kan dengan begitu kamu bisa curi-curi pandang muka blesteran Jepang nya Aldo." ledek Bu Vera sambil menggoyang-goyangkan sebelah tangannya jail.
"Ih Bu Vera mah...lagipula ya bu,bagi saya Aldo tuh sama ajak kayak cowok-cowok lain,sama-sama nyebelin!"Zefa mempoutkan bibirnya karena kesal.Benar juga kata teman sekelasnya,berbincang dengan guru yang satu ini akan selalu membuat kesal,tapi namanya juga guru,pasti mau yang terbaik untuk kita kan?
"Iya-iya,tapi ibu benar-benar minta tolong ya sama kamu.Siapa tahu dengan Aldo diajarin sama kamu,dia lebih ngerti.Katanya kalo sesama teman yang ngajarin pasti bakalan lebih ngerti."
"Iya-iya,bu..."
"Yaudah kalo gitu saya mau pulang dulu ya bu."
"Ikan Hiu makan shabu-shabu,
Jangan lupa minum juss manggahhh,
Eh Ibu Vera,Zefa pulang dulu!
Jangan kangen,ntar makin menggodahh."ucap Zefa jail,lalu lari terbirit-birit ke luar sekolah sebelum akhirnya nanti Bu Vera akan menariknya lagi,lalu mengomentari pantun konyol nya tadi.Disisi lain Bu Vera justru ternyum tipis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya,heran.Menurutnya dengan melihat Zefa,seperti mencerminkan sifat-sifatnya saat masih di masa-masa SMA.
Zefanya Rahel Rahmania,cewek aneh yang tak tahu malu,persis sekali dengan dirinya saat di masa remaja,bayak sekali persamaan-persamaan sifat diantara mereka yang jarang orang ketahui.Bukan hanya itu,melihat salah satu muridnya itu,menjadi tambah besar keinginannya agar bisa mempunyai anak gadis,tapi nyatanya mimpi-mimpinya semua itu hanya bisa di kubur dalam-dalam.
-oOo-
Seperti rutinitas seperti biasa,Zefa memasuki rumahnya yang sangat gelap sambil mengucapkan salam terlebih dahulu.
Padangannya tak luput dari setiap sudut di ruangaannya.Sepi dan gelap,tapi Zefa bisa mendengar suara tangisan bundanya dari dalam kamar.Ya tuhan,ada apa lagi ini? Apa lagi-lagi keluarganya bertengkar hebat?
Dengan terburu-buru Zefa menghampiri kamar bundanya.Terlihat Fira yang sedang menangis tersedu-sedu diatas kasur.Rambutnya yang lurus menutupi hampir seluruh wajahnya,kakinya yang ramping tertera lurus di atas kasur.Ada apa dengan bundanya?
"Bun? Bunda kenapa?"ucap Zefa dan berniat untuk mengelus pundak bunda tercintanya itu,tapi tak di duga-duga,Fira justru menepis lengannya dengan kasar.
"DIAM KAMU!!! INI SEMUA GARA-GARA KAMU!!!!"bentak Fira tanpa alasan,dan itu semakin mebuat tanda tanya di benak Zefa.Bahkan Zefa tersentak kaget ketika kali pertama bundanya berbicara sekasar ini kepadanya,apalagi sampai menepis kasar tangannya.Sakit,sangat sakit,seperti ada 10 pisau yang menusuk ke lubuk hatinya paling dalam.
"Ke-kenapa gara-gara aku bun? Emangnya Zefa buat kesalahan? Apa salah Zefa bun? Kalo Zefa punya salah Zefa minta maaf bun-" ocehan Zefa terhenti ketika Fira mulai mendongakkan keoalanya,menatap tajam kedua mata Zefa seperti silet.Perlu diketahui,pedih sekali rasanya ditatap seperti itu,apalagi dengan ibunda kita sendiri.
"SALAH KAMU BANYAK ZEFA! KAMU YANG BIKIN AYAH KAMU JADI TERUS BERTENGKAR SEPERTI INI!! KAMU YANG BIKIN AYAH KAMU JADI TERUS MABUK-MABUKAN SEPERTI INI!!! DAN KAMU YANG BIKIN KELUARGA KAMI JADI HANCUR!!"
"Coba aja kamu gak ada di dunia ini Zefa!!! Coba aja!!" mendadak tubuh Zefa seketika lemas,sangat lemas.Tubuhnya sedikit menjaga jarak dengan bundanya.Apakah benar yang berada di hadapannya ini adalah bundanya? Orang yang selalu Zefa banggakan ke teman-temannya? Apakah benar?
"Ma-maksud bu-bunda a-apa?" lirih Zefa,air matanya perlahan mulai menetes.
"Inget ya Zefa.."
"....kamu gak pernah diinginkan dikeluarga ini!!!"
Bolehkan Zefa mati sekarang juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is... || COMPLETE✔
Teen Fiction1 in Zefa ( Selasa, 7 April 2020). [Jangan lupa follow dulu sebelum baca] . . . "Kapan ya,gue bisa punya sahabat yang selalu ada buat gue,kayak orang-orang lain?"-Zefa . . . . Zefanya Rahel Rahmania.Cewek periang,konyol,dan tak tahu malu.Zefa terma...